🤖27🦁

5.2K 526 78
                                        

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




"Sa, WOY !!" Mata Asahi mengerjap cepat, dia langsung sadar dari lamunannya.

"Paansih? Bau mulut lo."
"Lagian lo bengong mulu, kesambet dedemit pohon pisang pinggir sekolah baru nyaho lu."
"Terserah."
"Lu ini yah di...."
"Udah udah, jangan ribut !!" Akhirnya yedam menengahi, dia sudah malu sendiri diliatin satu kantin sedari tadi.

"Temen lu tuh."
"Iya iya, udah !!" Yedam masih berusaha menenangkan mashiho, sedangkan Asahi kembali menatap pintu kantin dengan tatapan kosong.

Sedari bangun tidur badannya sangat tidak enak diajak beraktivitas, bahkan jaehyuk melarangnya untuk berangkat sekolah tapi Asahi tetap bisa membujuk suaminya itu.

Jujur saja selain tubuhnya yang tidak enak, Asahi juga terus kepikiran malam itu. Malam dimana dia mempercayakan hidupnya pada jaehyuk, semua kejadian saat itu masih terekam jelas di pikiran Asahi.

Dia selalu berpikir tentang tanggapan jaehyuk setelah menyatu dengannya, Asahi takut jaehyuk malah merasa tidak nyaman. Dia juga selalu meringis saat mengingat dirinya yang lepas kendali dalam mengontrol tubuhnya sendiri, Asahi takut ekspresi wajahnya terlalu jelek saat menikmati setiap momen kala itu.

Jika saja keberanian Asahi sangat tinggi, dia pasti akan menanyakan hal ini langsung pada jaehyuk namun sayangnya Asahi tidak sehebat itu. Bahkan sedari kemarin pun dirinya tidak berani bersitatap dengan sang suami, dan jaehyuk pun membiarkan sikap Asahi.

Jaehyuk bersikap seperti itu entah memang mengerti jika Asahi malu, atau dia sudah tidak ingin lagi melihat wajah Asahi? Tuh kan, Asahi jadi tambah overthinking:( capek ah pokoknya.

"Hah~" mashiho dan yedam menatap Asahi heran, temannya itu sedari tadi hanya menghela nafas berat.

"Lo kenapa sih anjir?" Manik Asahi melirik Mashiho sekejap, lalu kembali tertutup.

"Iya Sa, lo oke kan?" Asahi hanya mengangguk, dia bahkan tidak tahu sedang merasakan apa saat ini.

Manik Asahi semakin tertutup, pikiran dia juga mulai tenang dan sebentar lagi, iya sebentar lagi Asahi akan menggapai awan mimpinya. Namun baru saja menaiki awan itu, si manis sudah jatuh kembali saat awan itu buyar oleh satu teriakkan orang lain.

Asahi membuka mata lalu melihat sudut kanan kantin, disana tempat kakak-kakak kelasnya berkumpul. Asahi tidak tahu apa yang terjadi disana tapi yang pasti kenyataan nya keadaan disana sedang tidak kondusif, terdengar beberapa cacian dan nyinyiran entah ditujukan pada siapa.

"Ada apa sih, itu?" Yedam melirik Asahi.

"Lo gak tahu sa?" Tapi malah mashiho yang bersuara.

"Apaan?"
"Itu, si junkyu."
"Junkyu? Siapa?" Mashiho kini menatap Asahi malas, kalo bukan temannya sudah dipastikan kepala asahi tidak lagi berada pada tempatnya sekarang.

"Lo emang terverifikasi goblok murni kali yah? Itu tuh yang ngerebut si tono."
"Oh."
"Oh? Lo cuma bilang oh?"
"Ya terus gue harus ngapain? Toh itu bukan kesalahan kak junkyu semuanya kok, kalo aja haruto emang orang baik dia pasti gak bakal kepancing buat ikut serta di cerita perselingkuhan itu kan? Yah anggap saja, memaklumi sesama manusia yang tidak pernah puas."

Nikah PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang