.
Bukan hanya siku, lututnya juga terluka namun tidak begitu sakit dibandingkan hatinya saat ini dan dia tidak perlu berada di rumah sakit seperti sekarang akibat paksaan laki-laki yang menabraknya.Kinan tidak mempermasalahkan kecelakaan meski berulangkali pria itu memarahinya karena asal menyebrang ia tidak mengambil hati. Isi kepalanya penuh dengan pikiran tentang sebuah nyawa yang sedang hidup di rahimnya.
"Aku tidak membukanya." karena untuk kepentingan administrasi laki-laki itu terpaksa membawa tas Kinan. "Perawat yang mengambil datamu dan sudah dikembalikan."
Kinan mengambil tas-nya. "Terimakasih."
"Besok-besok kalau mau bunuh diri, kabarin!"
Kinan menatap pria itu.
"Banyak tempat rekcomended."
"Baik," jawab Kinan. Siapa yang mau bunuh diri, perasaan dia berjalan sepanjang koridor.
Kembali pada fakta hari ini, apakah karena janin ini dia melakukan kesalahan?"Gila!"
Walaupun laki-laki itu telah pergi Kinan tetap mengucapkan terimakasih. Wanita itu memejamkan mata, ingin beristirahat sebentar sebelum keluar dari rumah sakit.
Anak Naga di sini, harusnya kami saling menjaga karena hubungan salah itu dia hadir.
Kinan menggeleng, bagaimana cara menjaganya? Hari ini dia berada di tengah jalan karena memikirkannya, mungkinkan besok kakinya ada di tengah lautan?
Bulu kuduknya merinding, Kinan takut bagaimana ini? Dia sendiri di sini dengan keadaannya, kepada siapa akan meminta tolong? Memberitahu ibu sama saja menghancurkan hati wanita yang telah melahirkannya.
Nora, haruskah Kinan harus memberitahu temannya itu?
Tidak, Nora akan mencari Naga dan melabrak laki-laki itu.
Dia sudah meninggalkan masa lalu itu artinya tidak ada siapapun yang boleh tahu keadaannya saat ini.
Bukan semakin tenang, niat ingin istirahat tidak kesampaian. Mulutnya terkatup rapat tapi pikirannya tidak pernah sepi jadi Kinan memutuskan untuk pulang.
Lalu lalang jalan raya cukup ramai tapi Kinan masih dengan pikirannya. Antara menerima dan tidak janin yang ada di rahimnya. Kepercayaan dirinya mulai goyah sejak Naga membuktikan jika dia bukan wanita baik-baik. Bukan hanya pada laki-laki itu, Kinan lebih malu pada dirinya sendiri dan berpikir tidak akan bisa menjaga janin itu.
Tiba di apartemen, Kinan melihat bangunan yang dipilih olehnya selama dia berada di Bandung. Di tempat ini wanita itu akan menghabiskan waktu, menikmati kesakitan dan mengambil keputusan sendiri.
Miris, diamnya kali ini perlahan membuat jiwa wanita itu tertekan.
Kinan tidak bisa tidur, dengan inisiatif sendiri mulai searching tempat aborsi di kota Bandung. Setelah menemukannya tubuh wanita itu bergetar dan meraba perutnya.
"Gue enggak bisa melakukannya."
Kinan menangis. Yang salah gue, kenapa dia yang harus pergi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seutas Rasa
RomanceKinan bukan kekasih Nagara tapi Kinan yang bisa mengerti pria itu. Nagara menganggap Kinan sebagai kebutuhan primernya setelah nasi dan tempat tinggal. Ketika dihadapkan pada keinginan orang tua untuk membawakan calon masing-masing, mereka mulai g...