7

2K 337 7
                                    

"Ibu tidak yakin, bagaimana jika sesuatu terjadi pada Sook Bin?"

"Tapi ibu-"

"Salam Daebi mama, salam Jeonha." Seseorang masuk ke dalam istana milik Ibu Suri, memberikan hormat pada keduanya. "Jeonha tidak perlu memaksa Daebi mama, aku tidak akan pergi."

"Tapi-"

Sunghoon tersenyum tipis. "Aku tidak papa, lagi pula ada Wonyoung dan Gaeul yang menemani dan menghibur ku." Ia hanya tidak ingin memperpanjang masalah, cukup orang-orang di istana dibingungkan dengan sifat nya yang terkadang berbeda dari sifat Sunghee.

Ekspresi wajah Jaeyoon tampak khawatir, dirinya masih ingat tangisan Sunghee semalam.

Dengan sigap ia menangkap tubuh Sunghee yang hampir jatuh. "Panggil tabib." Ia menyuruh pengawal pribadi nya dan langsung dilaksanakan.

"Baringkan Sunghee di kamar ibu." Ujar Joohyun khawatir.

Jaeyoon pun langsung mengikuti perkataan sang ibu, membaringkan selir nya dengan hati-hati.

━━━━━━ ◦ PAST ◦ ━━━━━━

"Ibu, jangan terlalu berharap."

"Apanya yang terlalu ber-"

"Aku dan Sunghee tidak melakukan nya."

Joohyun terkejut mendengar perkataan sang anak.

"Sunghee baru saja keguguran, belum ada 1 bulan. Aku tau ibu ingin memiliki cucu dan takut jika Kerajaan tidak memiliki penerus, tapi kita tidak bisa memaksa Sunghee."

Seorang pengawal menghampiri Jaeyoon, memberitahu jika Ibu Suri Agung datang.

"Halma mama, ada apa?" Jaeyoon menghampiri nenek nya yang datang, ia bantu untuk duduk di samping sang ibu. "Apa keadaan nenek sudah baik?"

"Aku jauh lebih baik."

Tabib pun keluar, ia sempatkan untuk memberi hormat pada Daewang Daebi. "Sook Bin mama hanya kelelahan dan mungkin dia belum makan." Jelas nya.

Jaeyoon melirik kedua pelayan pribadi Sunghee. Wonyoung pun maju satu langkah dengan perasaan takut. "Sook Bin mama belum makan sejak siang kemarin, dia juga belum sarapan. Kami sudah membujuk nya, tapi dia tetap tidak mau dan pergi ke sini meninggalkan sarapan."

"Temui Jongseong untuk mengambil bayaran mu, kalian berdua ambil makanan." Titah Jaeyoon, setelah nya pergi menemui Sunghee.

Nenek Shim tersenyum melihat kekhawatiran cucu nya. "Dia benar-benar mencintai Sunghee." Ia minum teh yang disediakan. "Jangan paksa Jaeyoon untuk segera memiliki anak, dia masih 28 tahun. Biarkan dia menikmati kebahagiaan nya dulu, Jaeyoon sudah menjadi Kaisar sejak usianya 13 tahun."

"Tapi pernikahan nya dengan Seunmi sudah 10 tahun, ibu. Dia belum memiliki seorang keturunan sama sekali, Sunghee mengalami keguguran karena penyerangan itu. Kita tidak bisa mengatakan jika Jaeyoon tidak bisa memiliki keturunan, pasti ada yang salah dengan Seunmi."

"Daebi mama, apa yang anda katakan? Bisa saja Sunghee bukan mengandung anak Jeonha." Seorang perempuan tiba-tiba datang dengan kesal. "Aku menemani Jeonha sejak dia berusia 18 tahun."

"Lalu kami? Aku yang melahirkan dia, Sunghee menemani masa kecil nya. Kau mau mengatakan jika kehadiran Sunghee menghancurkan kebahagiaan mu? Apa tidak salah? Bukan kah yang sebenarnya kau yang menghancurkan kebahagiaan Sunghee, bahkan menghancurkan kebahagiaan putra ku."

"Kau lupa jika yang seharusnya menikah itu Sunghee?! Bukan kau tapi Sunghee!!"

Sunghoon mendengar seluruh perkataan Joohyun. Jadi Sunghee teman masa kecil Jaeyoon dan seharusnya ia yang menjadi Permaisuri? Apa mungkin dalang dibalik penyerangan rombongan Sunghee juga Seunmi?

"Kau mendengar ku, kan?"

Perhatian nya beralih pada orang dihadapan nya. "I-iya, aku mendengar nya." Padahal yang ia dengar hanya perkataan Ibu Suri.

"Lain kali jangan lewatkan waktu makan mu." Ujar Jaeyoon sembari mengusap wajah orang yang dicintai.

Sunghoon tersenyum tipis. Kenapa jadi rumit?! Apa yang dilakukan Sunghee sampai jiwa nya berada di sini???

To be continued….

[✓] Past || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang