12

1.9K 297 11
                                    

Dalam satu malam berita tersebut tersebar di istana, banyak orang yang berharap hasil dari kegiatan tersebut. Sunghoon sendiri tidak mau keluar dari kamar karena tanda-tanda pada leher nya.

"Okey Park Sunghee, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa kau tidak meninggalkan apapun untuk memberi ku petunjuk? Kau sama menyebalkan nya dengan Mo Xuanyu."

Ia memperhatikan buku-buku yang tertata rapih, fokus nya pada buku berwarna hitam di sana. "Wonyoungieeee!!"

Yang dipanggil langsung datang. "Ambilkan buku itu." Ia menunjuk buku yang dilihatnya dan diambilkan. "Terima kasih."

Wonyoung mengangguk, ia pun pergi. Biasanya jika Sunghee sudah memegang buku harian nya menandakan tidak mau di ganggu sama sekali.

Sunghoon membaca semuanya sejak halaman awal hingga akhir halaman yang terdapat tulisan, otaknya bekerja keras untuk berpikir.

"Jadi, ada orang lain juga dalam masalah ini. Tapi Sunghee tidak menyebutkan siapa nama dan ciri-ciri nya, sudah jelas jika Seunmi dalang dari nasib buruk nya. Dan aku harus membuat Seunmi mendapatkan hukuman yang setimpal."

Sunghoon jadi ingin tau orang yang tidak disebutkan, jika diteliti 'orang tanpa nama' ini sangat dekat dengan Sunghee dan juga Jaeyoon.

Tidak mungkin Minjeong, Sunghee menjelaskan jika Minjeong tidak terlalu dekat dengan Jaeyoon. Apalagi Wonyoung dan Gaeul.

Orang ini sudah bersama dengan nya dan Jaeyoon sejak kecil. Jongseong? Pengawal pribadi Jaeyoon itu tidak dekat dengan nya, hanya dengan tuan nya saja.

━━━━━━ ◦ PAST ◦ ━━━━━━

Dalam satu minggu Jaeyoon dengan Sunghee atau juga Sunghoon, sudah melakukan sebanyak 4 kali. Untuk adegan tidak ditayangkan dikarena konsumsi pribadi.

Tiba-tiba, istana dikejutkan dengan berita Seunmi yang mengandung. Mereka percaya saja, tapi Sunghoon masa bodo.

Toh dirinya sibuk mencari orang tak bernama dalam buku harian Sunghee. Tidak mungkin bertanya pada Wonyoung, ini kan rahasia besar dirinya dan Sunghee.

"Sook Bin, sepertinya percuma jika anda mengandung." Ujar seorang selir rendahan dengan nada meledek.

Sunghoon yang melamun memikirkan si orang penting hanya berdecak kesal. "Aku tidak mengharapkan posisi Ratu atau apapun. Kalian berkata seperti itu seolah Ratu akan melahirkan seorang putra, padahal anaknya masih sebesar kacang polong."

"Kalaupun perhatian Jeonha berkurang, bukan masalah. Setidaknya aku masih mendapatkan perhatian, tidak seperti kalian yang dilupakan."

Perkataan menusuk tersebut membuat ketiga selir tersebut pergi, salah mereka sendiri mengganggu seorang Park Sunghoon yang sedang serius.

"Mereka pikir hidup ku hanya tentang posisi penting dan harta. Orang tua ku sudah cukup kaya, aku seorang aktor dengan bayaran yang tinggi, meskipun karir ku sedang tidak baik karena perbuatan Jake Shim sialan."

"Mama, aku membawa beberapa wewangian ruang—"

Dengan tiba-tiba Sunghoon merasa mual, bau menyengat dari pengharum ruangan yang dibawa Gaeul menusuk indera penciuman nya. "Jauhkan itu dari ku!" Ujar nya penuh penekanan.

Gaeul menurut saja, ia langsung pergi menaruh pengharum ruangan tersebut. Lalu kembali membantu Sunghee yang mual. "Mama, aku akan memanggil—"

"Tidak perlu. Aku hanya kurang istirahat, tiga hari terakhir aku selalu tidur larut malam. Kau hanya perlu menjauhkan pengharum itu."

"Lalu… yang di kamar an—"

"Kau ganti dengan wangi yang sama atau tidak kau meminta saran pada bibi, wangi apa yang menenangkan dan menyejukkan. Akhir-akhir ini kepala ku terasa akan pecah." Sunghoon pergi dari hadapan Gaeul sembari terus mendumal kesal.

Gaeul bingung. "Apa Sook Bin nama merasa cemburu dengan berita Jungjeon Mama? Atau karena sudah satu minggu Jeonha tidak datang?"

To be continued….

[✓] Past || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang