27

608 95 8
                                    


"BANGSAT KAU KOOK!"

"YOONGI_AH! JANGAN SEPERTI INI! BISAKAH KAU BERSIKAP LEBIH TENANG?!" Namjoon berusaha menahan tubuh Yoongi.

"HYUNG! HA-HAJIMA!" Jimin tak bisa menahan tangisnya melihat keadaan seperti ini.. Tangannya menggenggam tangan Taehyung yang sedang diam terpaku namun meneteskan air mata. Tak tahu harus berbuat apa.

"AKU TAK PERNAH MAU KEJADIAN INI MENIMPA SEOKJIN, HYUNG! AKU SAYANG DIA!" Jungkook berteriak tepat di depan wajah Yoongi dengan berapi-api.

Di sebuah gang kecil yang sepi dan lembab. Mereka berkumpul. Tangan Namjoon tak berhenti menahan kepalan tangan Yoongi yang sudah sangat siap membogem Jungkook yang sedari tadi tergeletak di tanah akibat Yoongi mendorong Jungkook dengan sangat keras.

"Kau tidak becus menjaga adikmu! Adikmu hanya satu, Kook! HANYA SATU!" Yoongi masih menatap Jungkook dengan nyalang. Kedua tangannya kini dibekuk paksa ke belakang punggung oleh Namjoon dengan sangat keras.

"LANTAS? AKU BAHKAN PUNYA LIMA HYUNG LAIN NYA TAPI APA YANG TERJADI SEKARANG?" Jungkook membalas kata-kata Yoongi.

"Yoongi-ah! kau tak bisa seperti ini!" Namjoon berbisik tegas dan dalam di telinga Yoongi, hampir habis kesabarannya menahan amarah Yoongi.

"Jinjja! Aku tak pernah mengijinkan Seokjin dekat dengannya! Aku bahkan selalu memantau Seokjin di sekolah, hyung!" Jungkook menjelaskan dengan marah. Marah pada keadaan. Dan marah pada dirinya sendiri. Dia akui dirinya bertindak bodoh dengan menuruti keinginan Ken.

"KAU MALAH MEMBERI UMPAN PADA HYENA! KAU GILA KOOK! AKU KECEWA PADAMU! TIDAK BISAKAH KAU MELAPOR PADAKU ATAU HYUNG MU YANG LAIN TENTANG LEE ZAI YANG MENGADOPSI SI TOLOL KEN?"

Jungkook terdiam dengan mata nyalang dituding seperti itu. di sisi lain dirinya juga merasa sangat bodoh. Padahal dia ketua OSIS yang mempunyai lumayan banyak akses di sekolah. Tapi hal yang seperti ini saja dia tidak becus. Jungkook hanya tidak tahu harus seperti apa.

Namjoon kali ini menghentak tubuh Yoongi lebih keras ke belakang, menjauhkan tubuh Yoongi yang siap menerkam Jungkook. Yoongi sedikit tersungkur ke belakang dan menatap nyalang Namjoon.

"Apa kau gila, ha? Adik bungsu kita sekarang di culik lagi oleh bedebah itu! Tak ada waktu untuk menerka siapa yang salah!" Namjoon berteriak pada Yoongi. Ini pertama kalinya dia membentak seorang Kim Yoongi, anak kedua di keluarga nya yang sangat keras kepala.

"Lalu sekarang apa, Namjoon?! Kita bahkan tak yakin laporan kita akan diterima oleh pihak polisi! Sementara Eomma dan Appa bahkan tak tahu apapun soal ini!"

"Pada akhirnya kita yang harus menghadapi mereka. Meskipun keluarga mereka pun merupakan adidaya, kita juga akan menggunakan kekuatan kita!" usul Jungkook dengan nafas terengah-engah.

Hoseok yang takut dengan keadaan tetap sibuk berusaha menelpon kedua orang tuanya yang tidak tahu apapun. "Aishh! Kenapa Eomma dan Appa tidak menghiraukan panggilanku?" maki Hoseok, kesal.

"Ani, Jinjja?" Namjoon mendecak kesal. "Kau mau melaporkan ini pada Eomma dan Appa?"

"Wae?" Tanya Hoseok.

"Aku tahu jadwal mereka sekarang sedang banyak pertemuan kerja sama. Bahkan ada dua pertemuan di luar pulau hingga memaka waktu berjam-jam untuk flight. Aku bahkan tak yakin Eomma dan Appa akan pulang tiga hari kedepan." Namjoon menjelaskan. "Ku rasa ini kurang tepat! Ini membahayakan perusahaan dan rumor ini bisa membuat saham perusahaan kita turun!"

PLAKKK!!!

Tamparan keras akhirnya mendarat di pipi kiri Namjoon. Ia mendapati tatapan nyalang Yoongi yang sedang menahan amarahnya.

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang