Fourteen - Fakta? (2)

1.9K 181 11
                                    

Seokjin menghela nafas kasar dengan rasa frustasi yang memuncak. Ia mengulurkan kembali ponsel Joy dengan raut wajah yang sulit diartikan. Hati dan pikirannya mendadak kacau. Pagi ini dia baru merasakan senangnya jika Jungkook kembali bersekolah dan bersama lagi.

Tapi sekarang semuanya berubah. Berbalik seperti boomerang yang menghantam kuat. Seokjin terduduk di sebelah Joy. Ia seperti tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Semua kebahagiaan yang ada di depannya seolah hancur berkeping-keping dan tak mungkin kembali seperti semula.

"Jin-ah..." Panggil Joy karena sudah lima menit Seokjin hanya diam termenung. "Sekarang apa kau akan baik-baik saja jika masuk ke kelas? Semua orang pasti melihatmu dengan tatapan yang tidak kau sukai."

Seokjin menggeleng lemah. "Aku tidak tau." Jawabnya parau.

"Aku sudah bilang pada temanku di OSIS untuk mencabut berita itu dari seluruh mading. Dia berjanji satu jam lagi berita itu hilang dari mading."

Seokjin tersenyum kecil dan mengangguk. "Gomawo Joy."

"A.. aku tau itu tidak ada gunanya karena sudah tersebar sangat luas. Tapi aku akan berusaha untuk banned semua berita itu dari internet." Kata Joy dengan kalimat hati-hati. Ia sangat paham apa yang dirasakan Seokjin sekarang. Hatinya juga cemas melihat keadaan seperti sekarang ini. Entah kenapa melihat Seokjin tidak baik-baik saja merupakan beban baginya juga.

"Kenapa kau membantuku Joy?" Tanya Seokjin tiba-tiba.

Joy mengernyitkan dahinya. "Umm... Kita teman. Bukankan teman harus saling membantu? Ku yakin kau tau itu, Jin-ah." Meskipun kalimat yang terlontar begitu sakit untuk dirinya sendiri. Mengakui Seokjin hanya sebagai tman. Namun Joy memang tidak akan berharap lebih. Dia tak ingin memaksa dan membiarkan segalanya berjalan mengalir.

Seokjin tersenyum tulus dengan sangat manis. "Gomawo, sekali lagi."

Joy tidak bisa menahan gemasnya karena Seokjin sangat tampan dan imut di waktu yang bersamaan. Bahkan baru pertama kali ini Joy melihat senyum Seokjin yang seprti itu padanya. Pesona tampan dan aura menggemaskan tetap kuat ia rasakan disaat seperti ini. Harusnya Joy tidak boleh seperti ini kan? Joy hanya bisa tertunduk menyembunyikan semburat merah wajahnya.

"Joy... " Panggil Seokjin tiba-tiba membuat Joy otomatis menoleh. "Bagaimana jika yg tertulis di media itu benar?" Pikiran negatif sudah banyak berkecamuk dalam hatinya.

"Kenapa kau bicara seperti itu Jin-ah! Pembersihan nama mu adalah yang utama sekarang! untuk kebenarannya sebaiknya kau pastikan pada keluargamu." Ujar Joy. "Tapi aku yakin itu berita bohong." Joy meyakinkan.

Ponsel Seokjin bergetar, terlihat nama Yoongi disitu. Karena hyung nya ini bekerja pada dunia entertaiment, hal seperti ini tentu lebih cepat sampai di telinganya.

"Yeoboseo, hyung?" Seokjin mengangkat telepon.

"Jinnie... sebaiknya kita pulang sekarang. Okay? Kau baik-baik saja kan?" Suara Yoongi sangat khawatir. Tertangkap Jelas oleh Seokjin karena terdengar gemetar.

"Hyung..."

"Kau di sekolah? Sudah di dalam kelas? Cepatlah keluar sekolah dengan masker. Aku jemput di lobby sekolahmu. Tunggu lima menit. Aku sudah di jalan. Okay?"

Sambungan diputuskan oleh Yoongi. Seokjin bahkan belum sempat menjawab pertanyaan Yoongi. Namun perintah Yoongi hyung sudah sangat mutlak untuk saat ini. Seokjin bisa menangkap nada bicara Yoongi yang sangat lain dari biasanya.

"Itu kakakmu?" Tebak Joy.

Seokjin mengangguk. "Ya. Kakak sulungku. Aku harus pergi sekarang Joy. Terima kasih banyak." Seokjin bangkit dari tempatnya, memakai masker hitam lalu menepuk pelan pundak Joy dan pergi dari sana.

Joy mengangguk. "Ne... Hati-hati!"
.
.
.
.
.
.
.
.

Di dalam mobil Yoongi, Seokjin melihat koran yang tergeletak di dashbord mobil. Koran berita pagi ini.

Tidak Pernah Terlihat Bersama Orang Tuanya, Km Seokjin Muncul Bersama Sorang Wanita Milyarder dan Diduga Ibu Angkatnya.

Kim Seokjin Anak Angkat Designer Terkenal.

Dhulu Hidup Sederhana Kini Diantar Jemput Mobil Mewah. Kim Seokjin Diangkat Menjadi Anak Kim Sora.

Kim Sora Kembali ke Korea dan Terlihat Bersama Remaja yang Diduga Anaknya Setelah Belasan Tahun Tidak Kembali. Anak Angkat atau Kandung.

Kim Sora Pernah Mengakui Tidak Punya Anak Pada Sebuah Wawancara di Paris? Siapa yang Diantarnya ke Sekolah?

Semua kalimat berita itu menyayat hati Seokjin sangat dalam. Membuat Seokjin hanya bisa berdecak gusar. Seperti tertampar kenyataan yang sangat menyakitkan. Namun ini bukan mimpi. Tanpa terasa bulir bening menuruni pipinya, bersamaan dengan hati yang teriris gelisah.

.
.
.
.
.
.
.






Kim Sora mendengus kesal dibalik meja kerja di rumah. Tangisnya sudah tidak lagi bersuara. Namun air mata itu tetap mengalir ke pipinya. Dia yakin semua ini adalah balas dendam dari seseorang di masa lalu. Seseorang yang dahulu sangat berarti baginya bahkan seluruh hidupnya hampir bergantung padanya. Orang itulah kemungkinan yang sangat mendekati atas semua artikel yang tersebar.

"Kau benar-benar tidak bisa dipercaya, Sora. Bagaimana bisa berita itu tersebar hingga simpang siur?" Ujar sang suami sambil menghela nafas kasar dan berjalan mondar-mandir di depan meja istrinya.

"Aku yakin aku telah membungkam semua media!" Sora menekankan.

"Dimana Seokjin sekarang? Bagaimanapun keadaanya yang terpenting." Suaminya mengambil ponsel di meja, namun kegiatannya terhenti seketika.

Pintu terbuka dengan kasar dan terlihat Yoongi memasuki ruangan diikuti Seokjin dibelakangnya. Wajah Yoongi sudah terlihat sangat dingin dan marah. Kekecewaan terlihat jelas pada garis wajahnya.

"Bagaimana kalian bisa setega ini?!!" Yoongi berteriak dengan suara tegas.

Seokjin yang di belakangnya sampai kaget dan bergetar. Dia mendekat pada Yoongi dan mengusap lengan hyung nya yang sudah tegang dengan otot amarahnya. "Hyung! Aku tidak suka jika hyung bersikap kasar seperti ini." Ujar Seokjin memohon.

Yoongi mengabaikan Seokjin. Dia mendekat dan menatap lekat-lekat wajah Eomma dengan tatapan marah. "Bagaimana bisa aku percaya lagi kepada kalian yang telah tega membuang Seokjin di masa lalu?!!! Dan semua berita ini malah akan menghancurkan semua pertahanan mental Seokjin yang sudah dia bangun kuat-kuat sejak kejadian bertahun-tahun lalu itu!!!"

Eomma yang terlihat gemetar dan menahan isakan tangisnya itu, hanya bisa terdiam tanpa sepatah kata pun.

"Yoongi... tolong tenang sebentar. Appa tau perasaanmu." Ujar Appa sambil menahan Yoongi dan mendorongnya mundur perlahan.

Tiba-tiba pintu terbuka kembali. Terlihat Namjoon, Hoseok, Jimin, dan Taehyung disana. Mereka mengedarkan pandangan. Jimin dan Taehyung yang melihat Seokjin langsung mendekat pada adik bungsunya itu.

"Jinnie, mau ikut aku?" Ajak Jimin dengan hati-hati. Seokjin hanya bergeming.

Taehyung juga memasang wajah memohon berharap Seokjin mau diajak keluar. Taehyung tau adik bungsunya yang menggemaskan itu sedang tidak baik-baik saja. Terlihat dari wajahnya yang terlihat sendu.

"Suasana ini sebaiknya tidak perlu kita lihat dulu, Jinnie." Bujuk Jimin sambil menangkup wajah adiknya.

Akhirnya Seokjin mengalah dan mengangguk lesu. Dia hendak berbalik, namun tangannya ditahan Namjoon dan mendapati dirinya sudah dalam dekapan Namjoon yang hangat. Hyungnya itu mengelus lembut kepala Seokjin dengan sayang.

"Semuanya akan baik-baik saja. Kau percaya pada hyung kan?" Bisik Namjoon di telinga kiri Seokjin.

Seokjin mengangguk pelan, membiarkan rasa hangat pelukan Namjoon menyelimutinya. Pikirannya sedang sangat kacau. Tapi Seokjin malu jika harus mengeluh. Karena hyung nya sangat peduli padanya. Hyungnya benar-benar menyayanginya dan berusaha menguatkannya saat ini.







.
.
.
.
.
.
.

tbc

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang