Fifteen - Baik-baik Saja

2K 185 10
                                    

Ruangan kerja di rumah itu sudah terasa suasana panas yang mencekam meskipun AC ruangan sudah dalam suhu yang baik. Appa menautkan jarinya tanda kecemasan hampir memuncak. Kini keadaan keluarganya sedang diuji. Dia sadar ini adalah cobaan dari dunia bisnisnya yang keras.

Kini di ruangan tersebut hanya ada Namjoon, Yoongi, Appa dan Eomma. Suara telepon kedua orang tua mereka berdering terus menerus. Akibat pemberitaan itu, cukup membuat gempar seluruh perusahaan orang tua mereka.

"Sekarang saham perusahaan kita mengalami penurunan. Ini akibat dari pemberitaan yang simpang siur itu membuat investor mencabut dukungan." Appa menjelaskan dengan wajah cemas terlihat frustasi.

Yoongi berdecih. "Kalian sebut diri kalian orang tua?" Dengan suara dinginnya.

Namjoon yang mengerti perasaan Yoongi langsung menatap tajam. "Appa. Bisakah tidak membahas soal saham perusahaan? Ini bukan sekedar saham dan kedudukan Appa dan Eomma sebagai CEO!" Ujar Namjoon tegas namun suaranya tetap dibuat rileks meskipun pikirannya sama kacau.

Eomma tidak bisa berhenti menatap kedua anak tertuanya itu dengan tatapan merasa bersalah. "Maaf. Tapi seluruh karyawan terpercaya kami sedang gencarnya menghubungi kami tentang hal itu."

Tiba-tiba suara beberapa orang berlari terdengar di rumah itu. Lalu diikuti suara pintu terbuka dengan keras. Terlihat seorang wanita yang mengenakan ID Card perusahaan orang tua mereka. Dia merupakan pengacara pribadi di keluarga Kim.

"Eumji?" Panggil Eomma. "Ada apa membuat keributan di rumahku?" Tanya Eomma semakin bingung.

Semua mata tertuju pada Eumji sekarang. Wanita itu mengatur nafasnya, namun seluruh tubuhnya seperti bergetar hebat, menunjukkan ketakutan. Membuat semua mata yang tertuju tampak khawatir dan takut.

"Ma.. maafkan saya jika lancang, Nyonya Direktur. Tapi saya benar-benar menerima telepon darinya, Nyonya."

"Apa Maksud mu Eumji? Sekarang keadaanya sedang genting. Kenapa sikapmu malah membuatku semakin kacau?" Appa terdengar marah.

Eumji meneguk ludah di tenggorokannya dan mulai mengatur nafas kembali. "Tuan Lee Zai... Dia bilang di telpon... dia ingin mengambil hak asuh atas Kim Seokjin."

Eomma tercekat dengan kalimat Eumji. "Kenapa bisa?!!" Suara Eomma meninggi penuh emosi.

Appa memukul meja dengan keras. "Setelah semua yang dia lakukan tanpa tahu malu dia ingin begitu?!"

Yoongi dan Namjoon menatap kedua orang tuanya dengan tak percaya. Pecahan memori masa lampau terkumpul kembali dalam benak mereka. Bahkan Seokjin tidak pernah tahu tentang hal ini. Keluarga telah melupakan hal ini karena sudah clear dan tidak perlu dipermasalahkan lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seokjin membuka kaleng soda dengan kasar. Tatapannya kosong ke arah tumbuhan mawar yang sedang bermekaran indah. Hanya saja hati dan pikirannya sudah sekusut benang. Jungkook, Jimin dan Taehyung menghampirinya dengan membawa sekotak besar es krim, makanan kesukaan Seokjin. Taman belakang rumah sakit itu sangat lengang. Gazebo indah terhampar luas dan tenang.

"Seokjinnie..." Panggil Taetae hyung.

Jungkook duduk di samping Seokjin sedangkan Jimin dan Taehyung duduk di hadapannya. Kotak es krim itu kini terbuka dan Jungkook langsung melahapnya dengan perasaan yang dibuat gembira.

"Kookie-ah!" Taehyung melirik tajam. Aku membelikan es krim itu untuk Jinnie! Bukan untukmu!"

"Ayolah hyung! Aku baru memakannya sesuap!" Jungkook kesal dan memajukan bibirnya lucu.

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang