Nine - Insiden

2.4K 203 10
                                    

"Jin...
Eomma merindukanmu."

ucapan itu terdengar parau di telinga Seokjin. Kalimat yang tidak bisa dipercayanya kini ia dengar dengan jelas di telinganya. Genggaman tangan itu begitu erat hingga ia bisa merasakan hangat.

Seokjin hanya menatap kosong. Diam beberapa detik. Tidak mampu mengutarakan keresahannya. Para hyung menatap Eomma dengan tatapan tidak suka.

"Mian... A.. aku... harus pergi." Seokjin bangkit tiba-tiba dan berlari keluar ruangan.

"Seokjin-ah!" Panggil Eomma sambil ikut bangun hendak mengejar Seokjin.

Namjoon manahannya, sudah mengerti keadaan Seokjin. "Tolong Eomma. Jangan mengejarnya." Kata Namjoon.

Eomma terdiam dengan perasaan tidak enak. Matanya sudah berkaca-kaca. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kecuali Jungkook karena masih ada urusan OSIS. Berdiskusi dengan kepala dingin harus dilakukan menurut Namjoon dan Yoongi. Mereka akan membiarkan Seokjin sendiri dulu namun menyuruh Jimin mengikuti Seokjin diam-diam. Mereka semua khawatir Seokjin akan melakukan hal yang membahayakan dirinya.
.
.
.
.
Kini di rumah sudah ada Appa dan Eomma. Mereka membawa koper besar, berencana tinggal sementara di rumah buah hati mereka yang sering mereka abaikan.

"Apa ini? pindahan?" Kata Yoongi sinis.

"Kim Yoongi... Sudah tidak bisa menerima orang tuamu lagi?" Appa menatap anaknya dengan tidak percaya.

"Appa dan Eomma yang membuat mental anaknya tidak harus menerima orang tua lagi kan?" Ujar Yoongi.

"Hyung! Hajima..." Namjoon mendekat. "Yang perlu kita pikirkan adalah cara agar Seokjin baik-baik saja. Aku takut dia... "

"Tentu! Karena aku sangat mengkhawatirkan Seokjin. Kedatangan orang tua saja membuatnya tak sanggup." Yoongi menahan amarahnya.

"Jadi Eomma dan Appa akan tinggal disini?" Tanya Hoseok. "Aku tak yakin Jin bisa nyaman."

Eomma menghela nafas panjang. "Seokjin sudah dewasa. Eomma yakin dia bisa menerima orang tuanya lagi."

Taehyung menggeleng. "Aku rasa hati Seokjin sudah sangat tertutup dan sulit menerima Eomma kembali. Terlebih sikap Eomma tidak pernah hangat dengan Seokjin."

Nyonya Kim tertunduk. Tiba-tiba cairan bening menetes, membasahi rok span pada bagian pahanya. "Eomma salah... hiks... Harusnya Eomma tidak seperi itu pada anak bungsu yang manis itu... hiks... Eomma sangat menginginkan anak perempuan. Ketika USG pertama Seokjin dinyatakan perempuan... hiks... Eomma sudah sangat mendambakannya... Tapi USG selanjutnya berubah... Eomma kecewa karena tidak bisa memberikan seorang anak perempuan pada Appa... hiks... sedangkan orang tua Appa sangat mengharapkan seorang perempuan... hiks...Eomma sempat baby blues karena stress ketika merawat Seokjin. Eomma yang tidak bisa menerima kenyataan seenaknya bertindak bodoh dan berencana membuang anak itu... hiks... "

Pikiran Namjoon melayang. Namjoon ingat saat itu Eomma sangat bahagia. Dia memberitahu semua orang bahwa anaknya perempuan. Bahkan Namjoon dan Yoongi juga sangat antusias hingga sering memijat kaki Eomma sebelum tidur. Hal ini tidak pernah diceritakan oleh Seokjin hingga sekarang. Membuatnya menjadi korban emosi orang tua sendiri membuat para hyung ikut sedih.

"Tapi bagaimana bisa orang tua tega membiarkan anaknya tanpa kasih sayang hingga terpuruk, 17 tahun lamanya?" Namjoon berkata sarkas.

Yoongi mengepalkan tangannya menahan emosi. "Sebaiknya jelaskan hal ini kepada Seokjin langsung. Bahkan Eomma dan Appa menipu semua berita. Menutupi kebenarannya! Tahu apa yang Seokjin rasakan? Seokjin dianggap pembohong! Ketika dia jujur dengan keadaan tapi keadaan malah menganggapnya pembohong dengan fakta palsu yang telah tersebar!"

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang