Five - Gwenchana

2.7K 202 4
                                    

Di UKS, Seokjin membaringkan Hyung nya itu. Tubuh Jungkook lemah. Bibirnya yang biasa kemerahan merona kini berwarna pucat. Badannya juga sangat panas. Seokjin dengan sigap mengompres Jungkook dengan kompres instan yang tersedia.

Seorang cewek petugas PMR memberikan teh manis, air putih dan obat demam pada Seokjin. "Hai. Aku Amy, sedang jadwal piket disini. Ada yang perlu ku bantu?" Tanyanya dengan sopan meskipun terlihat malu-malu karena kedua cowok ganteng disekolah ini ada di UKS.

"Terima kasih, ini sudah cukup. Biar aku sendiri yang menanganinya. Dia hanya butuh istirahat biasa." Jawab Seokjin dengan senyum dan Amy kembali ke tempatnya berjaga.

"Terima kasih Seokninnie." Kata Jungkook.

"Jinjja! Kenapa hyung tidak menjaga tubuh hyung dengan benar ha?!" Seokjin mendengus kesal dengan pipi dan telinganya nya yang memerah.

"Jangan aegyo ketika seperti ini Seokjinnie! Aku bisa tidak sadar menggigit pipimu."

"Bicara apa kau? Aku sedang marah! Bisa-bisanya kau menganggapku aegyo padahal sedang serius seperti ini?" Lagi-lagi Seokjin nge-rap.

"Ya! Kenapa terus memarahiku seperti eomma? Tadi kau bahkan menangis bahagia karenaku kan? Inilah hasil kerja kerasku selama tiga hari tidak tidur! Banggalah punya hyung spertiku."

Seokjin menghela nafas pasrah. "Pantas saja kamarmu sering menyala ketika malam. Gomawo hyung. Ini, minumlah obatmu. Pulang nanti aku akan memasakkanmu bubur dan masakan sehat."

"Hei, Kemarilah Jinnie. Aku ingin bisikkan sesuatu."

Seokjin mendekatkan telinganya. Jungkook lalu menggigit pipi Seokjin dengan gemas hingga tercetak bentuk dari gigi kelinci Jungkook di pipinya.

"Aaaakk~ Jungkook hyung!" Seokjin hanya bisa memonyongkan bibirnya menahan sakit tanpa bisa membalas. "Jika kau sedang tidak sakit dan kita tidak di UKS, aku tentu sudah menyeretmu ke dalam microwave dan memanggangmu, hyung!"

"Ahhahahahahhaahha! Itu salahmu karena sangat manis seperti itu" Jungkook tertawa.

.
.
.
.
.

Perlahan adonan yang sudah tercampur lembut dituangnya ke teflon pink. Sambil menunggu matang, ia menyiapkan madu dan piring saji. Sesekali ia mengecek dan mengecilkan kompornya. Harum aroma masakan sudah tercium hampir keseluruh rumah.

"Whuaa... Jinnieku... Daebak.... " Hoseok yang saat itu pulang lebih awal langsung sumringah ketika melihat Seokjin di dapur sedang membuat pancake. Ia langsung menghampiri dan menyomot genit pipi Seokjin dengan gemasnya.

Jimin berlari dari lantai atas karena mencium aroma masakan manis yang ia kenal. "Oaah... kau membuat pancake lagi? Aku sangat rindu pancake buatanmu, Jinnie."

Seokjin tersenyum menampakkan pipinya yang chubby. "Aku tau kalian merindukannya. Jadi aku juga sangat ingin membuatnya lagi."

"Memasaklah dengan hati yang lapang. Maka yang memakannya pasti jadi ikut bahagia." Jimin menyemangati.

"Kau benar Jiminnie. Itulah sebabnya kau sebahagia ini. Itu karena aku yang sering memasak." Hoseok berdalih.

"Andwe hyung! yang lebih sering memasak justru Yoongi hyung yang menyeramkan. Tapi tentu hatinya selembut kapas." Kata Jimin dan terkekeh.

"Jiminnie! Jangan membicarakanku yang tidak-tidak!" Dari garasi terdengar suara Yoongi yang baru selesai memarkirkan mobil. Jimin kaget dan langsung melotot.

Seokjin tertawa melihat ekspresi Jimin. "Ahahahahaha kau salah memuji orang hyung."

Jimin langsung melebarkan matanya ketika Seokjin tertawa. Rasanya sangat rindu melihat Seokjin tertawa seperti bunyi berdecit.

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang