Eleven - Bogoshipda

2.2K 182 10
                                    

Ditatapnya Jungkook yang sedang terbaring lemah. Alat Bantu pernafasan terpasang rapi di hidungnya. Matanya tertutup rapat dan tidak ada tanda-tanda pergerakan dari badannya yang berotot itu. Kaki bagian kirinya divonis patah dan dipasang gips. Sama seperti Seokjin yang tangan kirinya juga harus di gips karena tulangnya sedikit remuk. Seokjin tidak tega melihat Jungkook yang seperti ini, terlebih karena ingin menyelamatkan dirinya.

Seokjin ingat, hyungnya itu sangat suka boxing sejak SD. Bahkan ikut kursus boxing dan beberapa kali memenangkan kejuaraan. Jika seokjin bertanya, 'Hyung, kenapa suka sekali boxing?' pasti Jungkook akan menjawab dengan wajah cerianya yang meyakinkan. 'Karena aku punya kau, Jinnie. Aku punya adik yang harus dilindungi.' Seokjin kecil sebenarnya tidak paham apa yang dikatakan Jungkook saat itu.

Seokjin kecil berkata 'Aku rasa hyung tidak perlu melindungiku. Aku juga laki-laki yang kuat dan bisa menyelesaikan masalah tanpa harus dengan fisik.' Ketika mendengar jawaban Seokjin, Jungkook tertawa gemas sambil mencubit kedua pipi penuh itu hingga memerah. 'Adikku kok pintar?' katanya sambil tersenyum hangat.

Seokjin sadar selama ini Jungkook yang paling sering ada disampingnya. Bukan hanya karena umur mereka yang hanya beda satu tahun, tapi Jungkook memang sering menawarkan diri untuk selalu disisinya dan membantunya. Jungkook tidak pernah lelah menghadapi Seokjin tapi malah senang. Jungkook selalu siap membantunya bahkan mewujudkan impian Seokjin untuk menjadi juara Piano kelas dunia. Jungkook tahu Seokjin-nya selalu menutupi keresahan dan kesulitannya di dalam hati, dan bertekad menghadapi semuanya sendirian. Terlebih sikap Eomma yang tidak pernah mempedulikannya membuat Seokjin semakin mandiri dan terbiasa tanpa orang lain.

Dulu ketika Taehyung menjadi juara kelas tiga kali berturut-turut saat SD, Eomma membuat pesta keluarga dan membelikan Taehyung hadiah sepatu roda yang keren. Namun di tahun itupun, Seokjin sudah juara kelas lima kali berturut-turut, namun tidak ada apresiasi dari Eomma. Pada saat itu Jungkook lah yang mengadu pada Eomma sambil merengek.

'Eomma... Jinnie sudah lima kali juara kelas. Tahukah eomma?' Jungkook yang sedang sarapan keluarga bersama semuanya membuka topik itu. 'Seokjin bilang ia sangat ingin kue seperti Taetae hyung di pesta keluarga kemarin. Kuenya enak. Bisa eomma belikan untuk seokjin?'

Saat itu eomma seperti tidak peduli bahkan tidak tahu Seokjin beberapa kali juara kelas. 'Waktu itu kan semuanya sudah makan kue itu kan? Lagipula itu terlalu manis. Seokjin harus menjaga kesehatan giginya. Dia sering makan makanan manis juga kan?' Eomma menjelaskan acuh tak acuh. Saat itu Jungkook langsung bisa menangkap ekspresi sedih Seokjin yang menahan tangisnya sekuat tenaga. Tapi ketika Jungkook membelikannya es krim, Seokjin kembali tersenyum manis.

"Hyungie... " Seokjin menatap Jungkook lekat-lekat. "Jangan selalu berkorban untukku!" Seokjin berkata tegas meskipun ia tau Jungkook tidak mungkin mendengarnya. "Pikirkanlah kebahagiaanmu! Aku akan marah padamu jika kau mengorbankan dirimu lagi! Sekarang pun aku sedang marah, asal kau tau! Aku sangat marah!"

Tanpa sadar setitik bening itu sudah jatuh ke pipi chubby-nya yang memerah. "Aku sangat marah hyungie! Marah pada diriku." lanjutnya parau.

"Jinnie?... "

Seokjin membalikkan badannya, dan melihat Eomma masuk sambil membawa koper yang diketahuinya milik Jungkook juga kotak makan.

"Ah... Miane... Eomma tidak tau Jinnie sedang disini. Eomma akan keluar sekarang." Eomma meletakkan koper dan makanannya kemudian bergegas ingin keluar karena Eomma belum berani menemui Seokjin lagi semenjak kejadian itu.

Eomma takut membuat Seokjin pergi lagi dan membuat keadaanya semakin memburuk. Meskipun hatinya sudah sangat merindukan anak bungsunya itu dan ingin segera menebus kesalahan, tapi anaknya sudah sebegitu rapuhnya akibat ulahnya sendiri. Itu membuat Eomma harus memulainya dari nol. Dari dasarnya lagi. Bahkan mungkin seperti berkenalan dengan orang asing lagi. Kali ini eomma tidak akan menuntut banyak. Ia hanya menunggu waktu yang tepat demi anak bungsunya yang manis itu.

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang