28

614 85 3
                                    

.

.

.

.

.

Setelah seorang satpam rumah membukakan gerbang untuk mobil mereka, kini Namjoon, Hoseok dan Yoongi sudah di ruang tamu kediaman Lee Zai. Sedangkan Jimin dan Taehyung berjaga di area sekitar perumahan. Akan lebih aman jika mereka berjaga-jaga diluar, melihat keadaan keamanan lingkungan tempat tinggal Lee Zai sangat tidak ramah. Agak aneh bagi Namjoon bisa diterima begitu saja oleh tuan rumah yang jauh dari kata ramah.

"Aku tak menyangka bisa menyambut kedatangan tamu terhormat." Suara pria paruh baya dari arah lift rumah tersebut seketika membuat pandangan mereka bertemu.

"Dan aku tak menyangka akan sudi ke rumah ini, sir." Ucap Hoseok dengan senyum palsu yang manis.

"Kalian mau minum apa? Dan Aku baru saja membeli camilan dari Turki yang kurasa sangat cocok dengan lidah kalian." ujar nya santai.

"Maaf kami punya sentimen pribadi dengan Anda, tentu sudah jelas. Kami hanya ingin bertanya dimana adik bungsu kami?" Ucap Namjoon dengan tegas.

Tuan Lee Zai menghela nafas panjang dengan senyum yang sulit diartikan. "Pada dasarnya aku tidak mau sentimen dan berbuat jahat dengan orang-orang kesayangan Seokjin-ku yang manis."

"Seokjin-mu? cih kau gila." Ucap Yoongi penuh kebencian.

Tuan Lee Zai terkekeh. "Tapi kalian bisa bicarakan dengan anak semata wayangku."

Yoongi hampir saja menggebrak meja didepannya jika Namjoon dan Hoseok tidak menahannya.

"Cepat katakan dimana kau membawa adikku!" Hoseok berteriak.

Pada waktu yang sama di tempat yang berbeda, Jimin mengutak-atik koding yang diajarkan Namjoon di laptop padanya selama perjalanan kesini. Taehyung pun membantunya untuk menemukan informasi yang dapat dijadikan celah untuk melawan Lee Zai.

Mereka percaya dapat melawan Lee Zai tapi dengan cara yang lebih intelegent. Dirasa lawannya kali ini tidak dapat ditumbangkan dengan hanya kekuasaan tapi perlu adanya hal yang harus dikuak kejahatannya. Toh Namjoon percaya keluarga mereka dapat berdiri tegak hingga saat ini pun lebih dari sekedar kecerdasan berbisnis.

Tak lama ponsel Taehyung berdering dan muncul wajah imut manusia hamster mereka.

"SEOKJIN!" Taehyung berseru heboh dan langsung menyentuh ikon hijau.

"Tae-tae h..hyung..." Suara Seokjin yang terdengar sesenggukan langsung menyambut telinganya.

"Ne.. dimana kamu sayang?" sahut Taehyung panik.

"S..seokjinnie! share lokasi mu sekarang!" Kata Jimin dengan panik.

Jimin segera mungkin menghubungi Namjoon yang masih di dalam rumah Lee Zai untuk keluar dan pergi menemui Seokjin secepatnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Taehyung mengendarai dengan kecepatan penuh semampunya. Tak lupa juga mereka memerintahkan Seokjin untuk menunggu di tempat yang aman. Sungguh keadaan ini adalah hal terbodoh yang terjadi pada mereka. Ketika sang adik bungsu kesayangan mereka malah terdampar di luar sana karena seseorang musuh yang bahkan ada dalam jangkauan mereka sendiri.

Seokjinie and Six BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang