Suasana di belakang panggung episode pertama "Rock the Stage" cukup riuh. Para musisi berkumpul di ruang tunggu setelah selesai dirias. Nathan—sebagai staf kreatif—memberi briefing terakhir, termasuk rundown acara, dan skenario yang harus dijalankan, sebelum acara dimulai. Tentu saja didampingi Agni. Namun, wanita itu membiarkan lelaki yang lebih muda empat tahun tersebut melaksanakan tugasnya. Sedangkan Amel, melakukan final checking properti panggung bersama Tere, dan beberapa staf outsourching.
"Clear ya, temen-temen?" tanya Nathan menekankan. "Jangan lupa Leona sama Bang Kai, gimik pas interview."
"Gampang." Leona mengacungkan ibu jari.
"Nggak enak banget dengernya. Gue jadi bangkai," kelakar penyanyi berkulit putih berkacamata dengan tahi lalat kecil di pipi kiri.
"Sepuluh menit lagi, acara mulai." Agni menepukkan gulungan script di tangannya.
Kursi Agni berada di sebelah Handa di belakang panggung—tepatnya di ruang monitor—ya meski nanti dirinya akan bolak-balik ke panggung. Wanita itu akan mengamati dan memberi arahan—jika dibutuhkan—dari sini. Meskipun, Agni yakin, lelaki itu bisa mengatasi tanpa kesulitan. By the way, Handa merupakan direktor "Rock the Stage", yang memang ditunjuk olehnya dan Audy, atas persetujuan Raki.
"Three, two, one, action!" ujar Handa pada HT, memerintahkan sang kameramen dan para staf lain yang harus bergerak.
Suara gemuruh tepuk tangan dari penonton sekaligus juri berjumlah 200 orang ini terdengar menggelegar. Sorot kamera tertuju pada panggung yang gemerlap, dengan permainan lighting. Dalam hitungan detik, dua presenter kondang, Boy dan Farah muncul ke panggung, memancing sorak suara dari penonton.
"Hello everybody! Gimana kabar kalian?" sapa lelaki yang memakai setelan jas biru muda dengan sneaker putih dengan senyum merekah.
"Pastinya excited, dong. Kalau gue excited parah. Nggak tahu, nih, kalau penonton." Farah melempar pandangan ke arah penonton sambil tertawa.
"Same here, Far. Gue juga excited parah. Di mana lagi bisa lihat, kumpulan musisi berbakat, hebat, famous, berkompetisi menciptakan lagu dan panggung spektakuler?" Boy menoleh pada sang partner, tersenyum bersama sebelum kedua presenter tersebut berseru bersama.
"Rock the Stage! Rock your music!"
Teriakan kembali terdengar ketika Boy dan Farah memperkenalkan para peserta, dan mereka memasuki panggung satu per satu. Mulai dari Dewata—rapper underground yang memiliki wajah dingin nan rupawan. Numa, gadis berambut ikal yang digerai itu nampak ayu dengan gaun putih Bohemian style. Disusul Jihan, solois muda 22 tahun bergaun motif floral merah muda di atas lutut dengan model A-line, terlihat fresh ditambah rambutnya yang dicepol ke atas. Selanjutnya ada Oka, penyanyi jaz senior berlesung pipit yang jadi idaman para wanita di luar sana, muncul memakai celana khaki semata kaki, dan kemeja putih, dilengkapi topi fedora hitam yang jadi ciri khasnya.
Riuh teriakan penonton semakin menggelegar saat vokalis berkharisma dari band 'Berlin', Regan naik ke panggung dengan kostum andalannya, celana jeans biru muda pudar dan sobek-sobek, dipadukan dengan kaus oblong putih dan jaket bomber hijau tua. Peserta kelima, Leona muncul dengan tampilan girl crush. Rambut panjang ombre merah muda dan ungu digerai, jaket kulit hitam dipadukan dengan hot pant jeans membuat banyak mata terpana. Terakhir, Kaivan datang dengan lambaian tangan dan senyum lebar. Kemeja biru tua katun rayon dan celana linen putih di atas mata kaki membungkus badannya. Meskipun pakaiannya terkesan sederhana, tapi itu lebih dari cukup untuk membuat penonton berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sicktuation
Romance[Secret Love Series | 1] Namanya Agni, baru 27 tahun tapi kisah hidupnya udah nano-nano. Julukannya cewek grumpy yang nggak pernah senyum dan hobinya marah-marah. Sebagai produser muda, cita-citanya hapus acara sampah penuh drama di televisi. Tapi s...