Menjadi anak ketiga di keluarga Ganang Rajata bukan sesuatu yang mudah. Apalagi dengan status adopsi. Bukan karena mereka tak menerima Agni, malah sebaliknya. Mereka mencurahkan banyak sekali perhatian, kasih sayang, dan kehangatan pada perempuan itu sejak awal pertemuan. Namun, meski begitu ia jadi merasa memiliki tanggung jawab dan beban sekaligus untuk sesukses kakak-kakaknya.
Raki Rajata, penerus bisnis keluarga Rajata.
Reva Rajata, desainer ternama yang sudah mengibarkan kiprahnya ke kancah internasional.
Sedangkan, Agni? Hanya staf kantoran biasa. Itu pun, di kantor papinya sendiri.
Agni tidak memiliki orang tua sejak kelas 2 SD. Ayah ibunya meninggal karena kecelakaan bus. Sebagai anak tunggal, Agni kemudian diasuh oleh kakek-nenek dari pihak ibu. Sedangkan keluarga ayahnya, jujur saja Agni tidak pernah bertemu. Ayahnya seorang perantauan berasal dari Makassar. Keterbatasan ekonomi membuat sang ayah, tak pernah kembali pulang.
Kakek nenek Agni merawat Agni dengan penuh kasih sayang. Tentu saja, ia cucu satu-satunya karena ibu Agni juga merupakan anak tunggal. Pada saat gadis itu menduduki bangku kelas 1 SMP, sang kakek meninggal. Hal itu membuat nenek dan Agni sangat terpukul. Tulang punggung keluarga hilang. Entah datang dari mana, tiba-tiba suatu malam, Agni dikejutkan oleh kedatangan tamu dengan mobil mewah ke rumah kecil neneknya.
Ganang dan Emma Rajata.
Agni ingat sekali, Emma menangis tersedu-sedu sambil berpelukan dengan nenek. Ternyata wanita cantik dengan mata biru cerah itu sahabat sang ibu, sebelum pindah ke Jakarta, ikut sang suami. Ia baru mendengar kabar ibunya meninggal dari seorang teman. Dari malam itulah, gagasan mengadopsi Agni muncul. Namun, sang nenek tidak mengizinkan.
"Kalau Agni ikut Teh Emma, saya gimana? Nenek pengin sekali ngebesarin Agni. Dia mirip sama Riani," ujar sang nenek.
"Nenek ikut sama kami ke Jakarta. Tinggal bareng sama kita," balas Emma.
"Aduh Teh, nanti ngerepotin. Nenek nggak biasa tinggal di kota. Sukanya di desa begini."
Setelah pembicaraan yang lama dan cukup alot, serta berkali-kali kunjungan, akhirnya diputuskan bahwa keluarga Rajata tetap akan mengadopsi Agni sebelum usianya menginjak 17 tahun. Sampai SMA, Agni akan tinggal bersama neneknya di desa. Selanjutnya, mereka akan pindah ke Jakarta dan tinggal bersama keluarga Rajata.
***
"Hari ini, kita akan kedatangan tamu istimewa. Tolong disambut dengan baik ya, Mas Raki, Reva," tutur Emma tersenyum saat semua anggota keluarganya telah duduk manis melingkari meja makan untuk sarapan. "Masih inget, Mami pernah cerita kalau we will have new family member? Dia akan datang berkunjung ke sini sama neneknya."
"Oh, yang anaknya temen Mami itu?" sahut Reva yang duduk di seberang sang ibu.
"Betul. Dia akan jadi adik kamu. Jangan galak-galak ya, Rev, sama adiknya."
"Kenapa kita harus adopsi dia sih, Mi?" Gadis berusia 18 tahun itu sebenarnya kurang setuju dengan keputusan orang tuanya. Ia tidak nyaman tiba-tiba memiliki anggota keluarga baru. "Kita masih bisa bantu dia tanpa adopt her kan, Mi?"
Suara dentingan sendok ke piring terhenti sesaat setelah pertanyaan Reva meluncur. Emma menatap Reva dengan penuh sayang. Ia tidak menyalahkan sang putri berpikiran seperti itu.
"Dia nggak punya siapa-siapa selain neneknya, Reva. Neneknya pun sudah tidak bekerja. Kalau neneknya pergi, dia bakal kesepian. Mami nggak mau itu terjadi. Apalagi wajahnya mirip sekali sama Riani, temen Mami," jelas Emma, "I am sure you guys will getting along pretty well."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sicktuation
Romance[Secret Love Series | 1] Namanya Agni, baru 27 tahun tapi kisah hidupnya udah nano-nano. Julukannya cewek grumpy yang nggak pernah senyum dan hobinya marah-marah. Sebagai produser muda, cita-citanya hapus acara sampah penuh drama di televisi. Tapi s...