Take 24 - Shattered

6.9K 891 103
                                    

Hari ini adalah awal mula berlangsungnya hal-hal baik bagi Raki dan Kingdom Station. Langkah besar yang tentu saja diiringi dengan resiko besar. Secara resmi, lelaki itu bekerja sama dengan RR Production House, milik Naren—kakak Galen, untuk memproduksi serial-serial original yang akan ditayangkan pada Kingdom Station. Pemilihan rumah produksi Naren, tidak berlandaskan hubungan internal atau keluarga yang dimilikinya dengan sang calon adik ipar. Namun, karena ia sangat tahu bagaimana berkualitasnya RR Production ketika menangani sebuah proyek. Cinematography-nya tidak pernah gagal.

Dan, di ruangan Rakilah dua pria tampan itu berada sekarang, membicarakan banyak hal sampai sedikit lupa waktu, setelah kesepakatan bisnis mereka tercapai. Sampai kemudian Raki menyadari Rolex yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul setengah 12. Well, sudah waktunya mereka mencari makan siang. Untungnya, meskipun tidak akrab, pertemuan mereka hari ini tidak formal. Alih-alih menggunakan setelan jas, Naren mengenakan kaus polo merah muda dan celana bahan berwarna khaki.

"Ayo, lunch dulu. Di dekat sini ada resto iga enak. Steak juga," ujar Raki.

"Kenapa harus keluar? Kata Galen di kantor lo ada kantin premium? Steaknya enak juga kata dia," balas Naren.

"Lo mau makan di sini aja?"

"Iyalah. Mumpung gue ke sini. Jangan Galen terus yang ditraktir, gantian gue."

Raki terbahak. "Oke, oke. Baru pertama kali ada orang minta traktir gue di kantin." Tidak masalah sih, malah bagus karena mereka tidak perlu berjibaku dengan kemacetan di jalan. Kantin premium di kantornya memang enak dan memiliki tempat yang nyaman. Daripada kantin, lebih tepat disebut restauran.

Ia, Sam—asisten pribadinya, Naren dan sekretaris lelaki itu berjalan menuju lift untuk ke yang berada di lantai 5. Namun, saat baru menginjakkan kaki ke dalam, terdengar tawa merdu yang lama tak menyapa gendang telinganya, membuat lelaki itu menolehkan kepala mencari dari mana asal suara tersebut. Tubuhnya memaku seketika saat menangkap pemandangan yang menyakitkan. Terlihat Agni tengah tertawa, dengan Kaivan yang memberikan tatapan teduh. Tangan sang penyanyi yang nampak mengelus wajah gadisnya tak luput dari perhatian Raki.

Hatinya bergemuruh hebat. Rasa nyeri yang beberapa hari ini ia rasakan, meningkat berkali-kali lipat. Keinginan untuk menghampiri meja mereka dan melayangkan tinju pada sang superstar sangatlah besar. Namun, untungnya kewarasan masih memihak pada lelaki itu.

"Tempatnya enak, nggak ramai. Cocok buat meeting, diskusi, atau pacaran." Perkataan Naren menyadarkan Raki dari lamunan. "Hai, Bro!"

Naren melambaikan tangan pada Kaivan yang melempar senyum lebar, membuat Raki mengernyitkan kening. Oh, dia tidak tahu jika mereka saling kenal. Mau tak mau, ia mengikuti Naren yang menuju meja mereka. Lelaki itu menyadari wajah Agni yang memucat saat tatapan mereka bertemu. Dan hal itu tentu saja membuat hatinya semakin perih.

"Long time no see, Bang Naren!" Kaivan dan Naren berpelukan. "Well, kayaknya abis meeting penting atau gimana nih, kok bareng Pak Raki?"

Raki memasang senyum palsu terbaiknya. "Bisa dibilang gitu."

"Terus, lo sendiri? Ada jadwal di sini emang?" tanya Naren.

"Tadi ada meeting, terus sekalian makan siang."

Pandangan Naren tentu saja beralih pada Agni yang tampak tidak fokus, sampai Kaivan menepuk pundaknya. "Kenalin, Bang. Ini Agni produser acara 'Rock the Stage'."

Naren melirik Agni dan Raki bergantian, sembari tersenyum tipis. "Udah kenal gue. Oh, jadi ini toh, cowok yang lagi deket sama lo?" Tentu saja, lelaki itu mengenal Agni, karena ini bukan pertemuan pertama mereka. Well, bagaimana pun juga keluarganya dan keluarga Raki sering bertemu karena hubungan adik mereka, Galen dan Reva, sehingga membuatnya mengenal si bungsu dari keluarga Rajata.

Love SicktuationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang