BURU BURU NIKAH (3)-(OnGoing)

Bab 288. Hasil (4)

Memimpin kelompok Tomaris adalah wanita tua yang memberi Leah sekeranjang mawar. Dia membungkuk dalam-dalam, dengan hormat.

“Berkat kebaikan Ratu, kami masih hidup.”

Leah-lah yang menyelamatkan mereka dari pembunuhan Cerdina.

“Aku akan menutupi matanya dengan mantra untuk sementara waktu,” lanjut wanita tua Toma, dan seolah-olah telah dipersiapkan sebelumnya, sebuah pola ajaib muncul di rerumputan taman.

Itu akan aman di sana. Tapi Leah tidak masuk ke dalam pola itu. Sebagai gantinya, dia melihat kembali ke aula resepsi, di mana asap hitam masih membubung ke langit.

Dia membuat orang-orang di istana merasa bingung. Dia telah mengguncang mereka cukup keras sehingga Cerdina merasakan serangan balasan dari gangguan pada mantranya. Tapi Cerdina telah pulih jauh lebih cepat dari yang diharapkan.

Leah telah meninggalkan Ishakan di tempat itu.

"Leah," panggil Mura, mendesaknya ke tempat yang aman. Leah tidak bergerak selangkah pun menuju keamanan pola itu, dan dia hanya menoleh untuk melihat wanita tua Toma itu, membaca kecemasan dalam tatapannya. Ada sesuatu yang ingin dikatakan wanita tua itu.

“Apakah ada hal lain yang bisa saya lakukan?” Leah bertanya, menatap lurus ke arahnya. Di sampingnya, tatapan Mura pada wanita tua itu langsung membeku, seolah memperingatkannya untuk tidak mengatakan hal bodoh. Wanita Toma tidak mengindahkan peringatan itu.

"Raja Kurkan tidak akan menyukainya," katanya hati-hati. “Karena Ratunya pasti berlumuran darah…”

Mata Mura menjadi lebih gelap.

"Jelaskan," perintah Leah. Dia tidak ingin duduk dan membiarkan Ishakan memperbaiki semuanya. Sama seperti dia mempertaruhkan nyawanya untuknya, dia juga ingin melindunginya. "Aku akan melakukan apa saja."

Tangan Mura berkedut memberi peringatan, seolah-olah dia bermaksud mencekik leher wanita tua itu jika dia berbicara hanya satu kata lagi, tetapi Leah menangkap tangannya.

"Mura," kata Leah lembut, membujuknya hanya dengan beberapa kata. “Haban juga ada di sana.”

“……”

Bibir Mura bergetar.

"Cerdina telah meninggalkan kemanusiaannya demi kekuasaan," kata wanita Toma tidak sabar. “Raja Kurkan dikatakan kuat, tapi ini mungkin…sedikit sulit. Saya ingin menjelaskan satu cara agar kami dapat membantunya.”

Dia terdengar serius dan jelas memilih kata-katanya dengan hati-hati. Leah mengangguk agar dia melanjutkan, mencengkeram tangan Mura.

“Mantra Cerdina dibangun di atas fondasi Estia. Berkat keluarga kerajaan, dia mendapatkan kekuatan yang hampir tak terbatas.” Yang berarti bahwa Leah diperlukan, jika mereka ingin menggoyangkan mantra hingga ke dasarnya. “Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh nyonya istana yang sebenarnya … nyonya sejati Estia.”

"Mengapa kamu mengatakan ini sekarang?" tanya Mura curiga.

Wanita Toma itu melirik ke arah Tomaris yang berkerumun, seolah menjawab pertanyaannya. Mereka semua tampak seolah-olah telah melihat penglihatan tentang akhir hidup mereka yang penuh kekerasan.

“Karena itu adalah metode yang tidak ingin saya gunakan,” kata wanita tua itu sambil tersenyum pahit. “Tetapi hari ini adalah hari penebusan, di mana kita harus memotong rantai yang ditempa oleh dosa nenek moyang kita.” Wanita itu mengalihkan pandangannya ke Leah. "Apakah kamu ingin membantu kami dengan mantra ini?"

Mereka mungkin sudah tahu apa jawabannya. Leah mengangguk, dan segera setelah keputusan dibuat, Tomaris yang berkumpul bergerak untuk mengubah pola yang ada di tanah, menambah dan mengubah garisnya. Mereka sudah bersiap, dengan asumsi bahwa Leah akan menerima lamaran mereka.

Menonton, Mura menggumamkan sesuatu dalam bahasa Kurkan pelan. Tidak ada yang memintanya untuk menerjemahkan. Kedengarannya seperti itu akan kasar dalam bahasa apa pun.

“Kita butuh pengorbanan,” wanita tua Toma itu menjelaskan. “Dalam sihir, hati dari garis keturunan yang sama adalah pengorbanan tertinggi. Karena itulah Cerdina memakan hati ayahnya.”

Bibir Leah mengencang mengingat akhir mengerikan Count Weddleton.

"Kalau begitu kita harus membuat pengorbanan yang setara?" Dia bertanya.

"Itu benar."

"Tapi pengorbanan yang sebanding dengan hati ayahnya ..."

“Tetap saja…” kata wanita Toma itu perlahan. “Ada orang lain yang memiliki hubungan darah dengan Cerdina.”

*****

Dasar ya lampir haus kekuasaan. Gemes banget sma si cerdina ini😡