01

78 4 0
                                    


SELAMAT MEMBACA AYANG!
❤️❤️❤️

——————

ALAYA RAHIC WIJAYA
Si bungsu dari keluarga Wijaya.Gadis berhijab yang berada di tengah tengah keluarga sederhana,hanya seorang gadis biasa yang hanya berkerja di salah satu toko Roti guna membantu kebutuhan keluarga.
Alif dan Mutia, kedua orang tua yang selalu mengajarkan hidup sederhana,kasih sayang tak pernah berhenti mengalir pada dirinya dan Kakak laki laki nya,PANJI RAZIQ WIJAYA.

————-

Pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang.
Alaya sudah berjalan keluar kamar dengan kedua tangan membawa keranjang berisi pakaian kotor para penghuni rumah nya.

Sudah menjadi tugas rutin Alaya untuk mencuci pakaian semua anggota keluarga sebelum dia berangkat bekerja.Sedangkan Mutia, sang ibunda bertugas memasak

Bagaimana pun sebagai seorang anak memang sudah di wajibkan untuk membantu kedua orang tua.Kalau di pikir pikir, apa kita bisa sampai dititik ini tanpa uluran tangan mereka,tanpa doa doa mereka, kasih sayang yang di beri pun tak kan bisa di ganti dengan angka angka rupiah.
Orang tua itu sosok yang merawat mu tanpa pamrih rela bertaruh nyawa hanya untuk membuat mu melihat dunia.

Jadi seorang Anak itu juga harus sadar diri.Meskipun sudah bisa membantu secara Financial bukan berarti sehari hari cuma pergi pagi pulang sore tanpa melakukan pekerjaan Rumah.

Ayolah...,apa kalian tega melihat seorang ibu melakukan perkerjaan rumah seorang diri.

"Sudah subuhan,Aya?" suara wanita paruh baya yang berusia kepala empat mengintrupsi kegiatan Alaya yang sedang memasukan baju kedalam pengering.

"Udah kok bu," jawab Alaya yang masih dalam kegiatan nya. "Oiya,Mas udah dibangunin belum bu?" tanya Alaya.

"Astagfirullah ibu lupa aya!" kaget Mutia sembari memukul ringan kening yang sudah mulai dihiasi garis keriput halus.

"Kamu aja yang bangunin ya.ibu mau masak dulu,takut kesiangan siap nya.Mas mu kan bawa bekal kalau kerja."

"Yaudah Aya bangunin mas dulu."

Alaya berjalan menuju kamar yang ada di seberang kamarnya.
Siapa lagi kalau bukan kamar Panji,sudah bisa Alaya pastikan apa yang membuat anak sulung dari keluarga Wijaya ini menjadi susah bangun,apalagi kalau bukan bergadang menonton series Anime.

" Mas bangunnnnnnn Woi bangun woi!!Astagfirullah." teriakan dibarengi gedoran yang tak santai Alaya persembahkan untuk menyambut kesadaran sang raja kebo yang masih nyaman dengan selimut yang menutupi tubuh nya.

Merasa tidak ada respon Alaya,dengan tak sabaran langsung membuka pintu kamar tersebut.

kedua bola indah yang dihiasi bulu mata yang lentik itu pun mendapati sang empu masih terlelap di alam mimpi enggan untuk mengakhiri mimpi indah nya.

Alaya masuk menuju sisi ranjang,"Astagfirullah mas! bangun ih udah mau naik itu matahari nya subuhan woi! nanti habis lho waktunya."

Kini kedua tangan Alaya tak tinggal diam,menggapai selimut lalu menarik nya hingga terpampanglah sosok yang masih tertidur nyenyak dengan guling yang masih berada di pelukan nya.

Tidak main main,gadis itu dengan kekuatan kedua tangannya yang biasanya ia gunakan untuk menguleni adonan roti,kini telah ber ancang untuk mendaratkan pukulan maut ke paha orang itu.

bugh..bughh..!!

"Bangun gak?! solat mas solat ya allah..," kedua tangan masih terus memukul

I FOUND UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang