06

34 5 0
                                    




Alaya sudah siap dengan tampilan nya, menggunakan gamis hitam dengan jilbab pashmina bewarna mocca ,tak lupa sepasang snekers putih terpasang apik di kedua kakinya.

Alaya mengambil ponsel nya yang berada didalam tote bag.Jari jempol nya bergulir di atas layar pipih tersebut guna mencari nama kontak ibu nya.Gadis itu ingin meminta izin untuk pergi reuni dahulu sebelum ke rumah sakit.

Setelah mendapat izin Alaya langsung bergegas menuju cafe tempat mereka berkumpul.Hari ini Alaya tidak mengendari motor kesayangan nya, Alaya memilih menggunakan ojek online karena rencananya Alaya akan meminta jemput Mas nya.

Alaya memasuki sebuah cafe tempat dimana ia dan teman teman nya berkumpul.Sebenarnya Alaya sendiri paling malas kalau sudah berhubungan dengan tempat tempat seperti ini, karena menurut nya disini terlalu ramai,gadis itu sedikit tidak nyaman dengan keramaian, tapi mau bagaimana lagi mau tak mau Alaya harus ikut kumpul,jarang jarang bisa lengkap gini, biasanya setiap ada wacana untuk kumpul teman teman Alaya ada aja kesibukan.Alhasil selalu tertunda.

Alaya mengedarkan pandangan nya kepenjuru cafe ,netra nya menangkap lambaian tanggan serta suara yang memanggil nama nya.

" Aya sini!"
Alaya bisa melihat siapa yang memangil nya, perempuan cantik dengan kacamata yang bertengger di hidung nya,Dia Tiara atau biasa Alaya dan teman temannnya memanggil Ara.Ara melambai kan tangan menyuruh Alaya menghampiri meja yang sudah mereka tempati,
Alaya tersenyum lalu berjalan menuju meja itu.

"Masyaallah ukhti semakin di depan," sapaan itu menyambut Alaya yang sudah berada di meja itu.Suara yang barusan menyambut nya ini namanya Iqbal.Iqbal ini paling tubuh tinggi diantara kami, kulitnya putih ,kurus tapi gak kurus kurus banget.Satu lagi ,Itu mulut nya gak bisa kalau gak ngegas.

"Motor kali ah!" Sebuah suara menyaut, Laki laki ber rambut gondrong.Namanya Ridho, Dia ini memiliki badan yang tegap berisi, kulit nya juga lebih gelap dari yang lain ,tapi jangan salah ,diantara yang lain cuma dia yang paling jago masak ,dengar dengar dia buka tempat makan,lebih tepat nya semacam angkringan gitu,yang banyak di kunjungi anak anak muda jaman sekarang.

" Sini duduk di sebelah Abi," timpal suara itu yang berasal dari laki laki yang sedang menepuk kursi sebelah nya.Bermaksud menyuruh Alaya duduk di sebelah nya.
Orang yang menyuruh Alaya duduk itu namanya Rama,satu hal yang terkenal dari Rama,sifat fakboy nya gak pernah hilang dari jaman sekolah dulu.

"Jangan macem macem ya Ram,gue bilangin fira baru tau rasa lo!"  ancaman itu keluar dari mulut Ara sembari mengangkat kepalan tangan nya.

"Iri bilang sayang," goda Rama seraya menggerlingkan matanya.

"Najis mugholadoh!" cibir Ara

Alaya hanya bisa tertawa melihat polah teman teman seseperjuangan nya ini, huft jadi rindu masa sekolah.

Alaya duduk di samping perempuan yang dari tadi masih menatap Alaya dalam diam,cuma dia yang belum membuka suara sejak Alaya datang.

"Diem aja pit,sariawan ya?" Alaya membuka obrolan dengan perempuan disamping nya ,fitri.

" Lo kayak gak tau dia aja  Aya,kan emang dari dulu begini kelakuan nya,dia itu masih berpikir dengan otak lemot nya ini ,berusaha mencerna apa yang harus dia lakukan ketika melihat lo yang begini."
Tiara memberi penjelasan tentang apa yang terjadi dengan fitri.

"Masyaallah Aya,Ini beneran Lo?!" pekikan fitri membuat semua mata memutar jengah.
"Gue speechless Anjirr!Lo itu kayanya nya bakalan jadi inceran ustadz ustadz muda di luaran sana deh."

"Iya bener, inget banget dulu Iqbal ngejekin Alaya waktu pertama make rok." Tiara mengingatkan kejadian beberapa tahun lalu.
Dimana dulu Seorang Alaya yang tomboy,kemana mana selalu memakai jeans serta tak lupa kemeja kotak kotak yang selalu menjadi outfit nya,sampai tiba tiba Alaya memakai rok, Iqbal orang pertama yang mengejek nya ketika melihat Alaya kesusahan berjalan dengan rok,
"Udah deh Aya,gak usah make rok segala,gak cocok anjrit."
Alaya masih ingat kata kata itu,dan Alaya cuma membalas
"Ini temen Lo ingin berubah menjadi lebih baik bal ,congor lo cabe banget."

I FOUND UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang