AQIL

24

Now play 'Unconditonally - Katty Perry'

"Aelah ini kisah percintaan gue kapan mulainya dah, keburu gue nulis skripsi"decak Beta, teman kuliah Adisya

Adisya tersenyum kecil menanggapi decakan temannya "Sabar, siapa tau jodoh lo dosen"

"Heh"sentak Beta

"Ya siapa tau"sahut Adisya

"Ogah ah, dosen disini udah beristri semua"lirih Beta mengingat di kampusnya tidak ada dosen muda

Adisya terkekeh pelan

"Siapa tau lo dijodohin sama anaknya"sahut Adisya

"Ogah, Jaemin gue dikemanain?"

"Dih, gaya lu"

Mereka berjalan beriringan keluar kampus mencari makan siang. Adisya menatap kanan kiri sebelum menyebrang. Tangan Adisya dan Beta bergandengan saat menyebrang

Setelah sampai di warung Pak Jio--warung andalannya tautan tangan mereka terlepas. Adisya menyugar rambutnya ke belakang. Ia memasuki warung itu dan

Sial

Ini ia tidak salah liatkan? Anila, adik Aqil ada disini

Adisya membeku sebentar kemudian Beta menyadarkannya

"Kayak biasa gak, Dis?"tanya Beta

"H-ah iya"Adisya mengangguk. Sepertinya Anila tidak menyadari kehadiran Adisya. Perempuan itu sedang makan bersama temannya juga

Adisya dan Beta berjalan mencari meja untuk ditempati. Netra Adisya tak lepas dari badan kecil Anila. Adisya memastikan kalau ini benar Anila, adik Aqil

Adisya mengalihkan tatapannya kala Anila menoleh kepadanya

Anila mengerutkan keningnya. Ia memperhatikan perempuan itu dari atas sampai bawah. Perawakannya sangat ia kenal ini siapa

"Kak Adisya?"Adisya membeku mendengar sapaan itu. Ia perlahan menoleh dan rupanya Anila menghampirinya dengan senyum merekah

Tuh kan

Adisya tersenyum canggung "I-ya?"

"Udah kuliah lupa sama siapa yang biayain pas SMA ya"celetuk Anila

Dahi Adisya mengerut "Maksudnya?"

"Gimana kabarnya?"tanya Anila basa-basi. Bola mata Anila menatap kearah Beta, teman Anila yang tersenyum canggung

"Allhamdulillah baik"jawab Adisya datar

"Bagus, lambung aman gak? Kakak gak makan mie setiap hari kan? Elya gimana? Dia sekolah kan?"tanya Elya beruntun

"Maksud kamu?"tanya Adisya

"Iya, Elya sekolah"tambah Adisya menjawab pertanyaan Anila

"Bagus deh, gak kangen sama Aqil? Oh atau kakak udah lupa? Aqil, yang pernah biayain sekolah kamu."ujar Anila dengan kalimat penuh penekanan

"Kangen, Aqil ganti nomor ya?"tanya Adisya

Anila berdecih

$$$

Siang ini, Adisya berjalalan-jalan ke kompleks rumah keluarga Aqil yang sempat Adisya tinggali. Ia menatap rumah mewah tingkat 2 itu dengan senyum getir

5 tahun, rumah itu sudah ditumbuhi tumbuhan liar. Ada pohon gerseng serta rumput liar

"Ya ampun, kok jadi mewek sih?"tanya Adisya pada dirinya sendiri diakhiri kekehan

Kunci rumah ini sudah Adisya titipkan ke tetangga, siapa tau keluarga Aqil mencarinya

Adisya berjalan mendekat kearah rumah. Ia menyentuh pagar berwarna coklat itu. Dadanya bergemuruh. Ia kesulitan bernapas. Kenapa ini semua harus terjadi? Adisya tidak tau kesalahannya dimana. Ia uring-uringan mencari Aqil selama ini

$$$

Adisya dipaksa menggugat cerai oleh Ilham dan Binda. Aqil keterlaluan. Ia menelantarkan istri dan anaknya. Dia pergi tanpa pamitan

Adisya merasakan sesak didadanya. Ini benar-benar tiba-tiba

Semuanya sangat masih abu-abu. Ia belum mendapat kejelasan kenapa Aqil dan keluarganya pergi meninggalkan Adisya

Apakah perkataaan Anila tempo hari benar?

Adisya mengelus dadanya sabar. Ia menitipkan surat cerai itu pada tetangga sebelah

Adisya harap surat cerai itu segera sampai kepada Ayah Elya, Aqil

Lucu, dulu dia paling takut jika anak perempuannya tidak mendapat kasih sayang ibu, sekarang? Hahah

Elya dibesarkan tanpa kasih sayang Ayah selama 5 tahun. Lucunya laki-laki bejat itu

Isi chat Adisya dengan Aqil :

TBC!!!

Huh, jauhkanlah hamba dari cowok seperti Aqil 😭

Kekk bisa-bisanya dia pergi 5 tahun tanpa kabar, ngga ada clue, ngga ada angin, ngga ada hujan kek lo cowok spesies apa anj

Dah ah vote coment aja, besok aku update lagi ((insyaAllah))

Follow instagram aku @wp.jiluv buat liat konten cerita akyuuu

Wattpad aku juga dong, sampaiin 4ribu followerss ❤❤

Lovyu all!!