3

2.5K 336 12
                                    

Winar balik sore sekali sampai ditanya tanya oleh emak nya. Anak itu tidak salim atau mengucapkan kata salam, justru malah menghampiri seseorang yang sibuk makan pisang goreng dan kopi hangat.

"Semua ini gara gara Bapak!"

Selepas berteriak begitu, Winar pergi ke kamar nya dan bersembunyi dibawah kasur, tabiatnya ketika sedang marah dan pundung.

"Loh, kenapa lagi tu anak pak?"

"Ah ngambek biasa itu, palingan dia kesel karena abis dihukum."

Emak Winar hanya mengangguk lalu mulai sibuk menata meja makan, tak lama beliau juga menyahut kearah kamar Winar, memberitahu anak itu supaya segera mandi dan turun untuk makan.

Winar kesal karena tak ada satu pun yang peduli padanya, dia masih ada dikolong kasur omong omong. Sampai Ketty, kucing gembul warna hitam miliknya menghampiri dan mengeong lucu.

"Ketty! Maafin babu lo ini ya.. gue tadi hampir dinodai sama si tolol Brian!"

Winar keluar dari kolong kasur lalu memeluk si Ketty dengan erat. Dia minta maaf berkali kali lalu menciumi hewan berbulu itu.

Selepasnya Winar mandi dan membersihkan diri. Dia menggosok juniornya pakai sabun dan dibilas 7 kali supaya sisa sisa sentuhan Brian hilang sepenuhnya.

Dia tatap pantulan wajahnya, mulai memerah dan matanya berair lagi.

"Anjayy malu banget bangke! Kenapa harus nangis kejer lagi dih dih."

Winar keluar setelah merasa lebih baik, dia memakai kolor dan kaos oblong senada dengan bulu si Ketty lalu turun ke bawah menemui Bapak dan Emak.

"Pak, Mak... Winar mau pindah sekolah!"

Belum menyuap satu butir nasi, Winar sudah berteriak dan menggebrak meja makan sampai dipelototi Bapaknya.

"Yang sopan didepan makanan tuh, dasar anak bandel."

"Emak...!"

"Dengerin Bapak mu loh Nar."

Winar pasrah. Dua lawan satu kan gak adil jadi dia diam saja dan cemberut terpaksa makan nasi ditambah ikan asin dan dicolek ke sambel terasi.

"Kenapa tiba tiba pengen pindah sekolah?"

"Ya gitu deh." Winar menjawab sambil melirik kearah si Ketty yang minta makan juga.

Membuat Bapak menggeleng dan langsung menolak permintaan itu.

"Udah kelas 11 kamu tuh Nar, fokus belajar yang bener. Mau sekolah dimana aja pelajaran mah sama."

"Gak mau Pak! Di sekolah ada yang jahatin Winar, belajar nya gak tenang."

"Eh beneran?" Emak bertanya sambil menatap lekat kearah Winar.

Saat Winar hampir berhasil mendapatkan iba dari Emak, Bapak langsung menyahut cepat menyadarkan.

"Bohong mak, orang dia yang tiap hari gangguin anak orang. Mana ada yang berani ganggu dia."

"Oh iya bener juga."

Emak dan Bapak fokus makan mengabaikan Winar yang misuh misuh frustasi. Anak itu lalu keluar dan berlari alay menuju rumah Miko, kebetulan mereka tetanggaan sejak bayi.

"Miko! Miko!"

"Iya Nar? Yuk masuk, makasih udah ganggu makan malam gue."

Ucap Miko yang nampak kesal memaksakan senyumannya. Meski begitu Winar nyelonong saja masuk dan mengucap salam.

"Lanjutin aja makan nya Mik, gue main ps aja di kamar lo ya." Setelah berucap begitu, Winar masuk ke kamar Miko dan main game sepuasnya.

"Mah! Marahin lah si Winar. Ngelunjak amat jadi tetangga."

Ku Kira Kita SearahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang