Pagi ini tubuh Winar terasa lebih bugar. Luka yang didapat dari perkelahian bersama Meis pun sudah sembuh total. Winar jadi bisa bergerak bebas.
"Winar-!" Emak berseru dari bawah, membuat Winar semangat 45 buat menghampiri wanita yang paling ia sayang itu.
"Iya maak~"
"Nak Brian udah nunggu tuh."
Winar jadi senang kuadrat. Brian sudah tiba lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Winar peluk Brian dengan erat, menghirup wangi khas dari leher pacarnya itu lalu terkekeh pelan ketika Brian menggelitik perutnya.
"Udah siap belum?"
"Udah dong. Yuk ah... Emak-! Minta uang."
Tangan Winar ditahan oleh Brian lalu ia mendapat kecupan singkat di bibir.
"Jalan jalan ini gue traktir sepenuhnya. Jangan minta uang ke emak lagi ya."
"Apa Winar?" Emak datang dari dapur karena merasa terpanggil.
Tapi anaknya itu cuman diam sambil ngusapin bibirnya.
"Kita mau pamit tante, Brian ijin ajak Winar main ya." Brian tersenyum sopan lalu pamit.
Emak terpikat dengan senyuman itu sampai mengiyakan dengan mudah.
"Iya, hati hati dijalan. Jangan kemalaman ya? Batasnya sampai jam 10 malam."
"Iya mak, siap." Winar menyahut lalu mencium pipi emak kemudian menyusul Brian ke motor nya.
Disepanjang perjalanan keduanya terus saja terkekeh pelan dan saling melontarkan kalimat candaan ringan.
Pasalnya ini pertama kalinya mereka niat menghabiskan waktu berduaan.
"Mau kemana dulu sekarang?" Winar bertanya sambil menopangkan dagu nya pada pundak Brian.
"Ke taman bermain mau?"
"Wih mau dong!"
Motor Ninja itu melaju dengan cepat, sengaja supaya Winar senang dan bisa meluk Brian dengan erat.
Mereka tiba di satu kawasan taman bermain yang baru buka. Lumayan, karcis nya dapat diskon apalagi ini akhir minggu.
Tangan keduanya diberi label dan siap memasuki kawasan taman bermain. Namun Winar lebih tertarik melihat lihat primata di area satwa dulu. Dia nampak senang ketika melihat monyet monyet bergelantungan kesana kemari. Winar juga melihat mereka makan dengan lahap.
Brian menepuk bahu Winar lalu menyodorkan ular albino besar yang kini hinggap di bahunya sendiri.
"WAA-! Emak-!" Winar terkejut bukan main sampai oleh begitu.
"Kemarin digigit sama ular begini bukan?" Brian tertawa lalu mengarahkan kepala ular jinak ini ke Winar.
"Hiii jijik! Gue gak suka uler."
Winar menghindar dan beralih ke area flora. Disini dia bisa melihat banyak sekali tanaman khas indonesia yang cantik dan wangi.
Jadi sedikit tenang deh.
Brian menyusul dari belakang setelah mengembalikan ular tadi ke pemiliknya.
Setelah puas berkeliling melihat lihat di area ini, mereka berdua naik ke area permainan.
Yang Winar coba pertama kali itu tak tanggung tanggung langsung mau naik roller coaster.
Brian pikir Winar akan ketakutan, tapi ternyata anak itu cukup berani mengajak duduk di tempat paling depan.
Brian menyetujui, sudah lama juga dia tidak memacu adrenalin.
Sabuk pengaman dan kursi mereka sudah terkunci dengan baik. Kereta ini mulai jalan perlahan dan mulai naik sesuai dengan rel yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kita Searah
Acak(TAMAT) "Tanda tandanya kita sama deh." "Sama apaan?" "Ya sama sama belok, kira kira kalau gue nembak lo diterima gak?" "ndasmu!" Winar benar benar bingung dengan perangai si Brian. Dia bisa bikin suasana hatinya naik turun kayak roller coaster...