"Bapak sama Emak kok kali ini tidur berdua lagi! Winar gak mau tidur sama samsul." Suara Winar berprotes kencang, dia pundung karena Emak lebih sayang sama Bapak ketimbang dirinya karena sudah 3 hari mereka berdua tidur bersama tanpanya.
"Nar, ini urusan orang dewasa. Nanti pun kalau kamu ketemu sama orang yang cocok, bakalan paham." Bapak tersenyum menang lalu mendorong Winar hingga anak itu tak bisa masuk ke kamar ini dan bertemu Emak.
Winar tak langsung pergi, dia nangis nungguin Emak buat ngelonin dia. Tapi semakin malam justru yang ia dengar itu suara suara aneh dari Emak. Bikin Winar khawatir karena Emak kayak nangis terus ranjang nya bersuara berdecit. Winar takut Emak disiksa Bapak.
Pasrah lah Winar karena sudah semakin mengantuk, dia pergi ke kamar Samsul lalu ikutan tidur disana.
"Gak usah ganggu bang, mereka mau bikin bayi. Abang udah gak akan disayang Emak lagi selamanya. HAHAHAH." Ejek Samsul, dia makin tertawa nyaring saat melihat Winar cuman bisa rebahan sambil nahan nangis.
***
Kembali ke masa kini dimana Winar begitu menyesal sudah di apa apain Brian. Dia sedang bersembunyi diantara celah lemari pakaian anak anak dan ranjang mereka. Winar menolak ikutan makan dan bertemu siapapun karena bete.
Ia merenung, setahu nya lewat memori yang tadi sempat ia ingat di masa kecilnya, bermain syahwat atau istilah beken nya ngewue dilakukan oleh dua orang dewasa yang sudah terikat. Seperti Emak dan Bapak yang punya ikatan pernikahan.
Sedangkan dirinya dan Brian? Ikatan apa yang dipunya sampai orang itu berani pegang pegang enak ke Winar? Bahkan sudah lebih dari tiga kali! Gak ada ikatan spesial, yang ada ikatan kebencian dari Winar! Kalau itu jelas lah.
Winar bimbang dan merasa bodoh karena tak cukup kuat untuk melawan Brian disaat seperti itu. Ia benar benar kesal, apalagi saat di otaknya tak muncul solusi sama sekali.
"Kenapa lo mesti keenakan segala sih?!" Hardik Winar kepada tytyd nya. Otaknya sudah bener ngasih info supaya berhenti dan jangan keterusan, eh mulut dan kemaluannya malah bereaksi tanpa tau malu. Mana ia masih ingat bagaimana ekspresi Brian saat melakukan hal itu lagi. Menjijikan. Sungguh menjijikan.
Tring!
Ponsel nya bunyi, Winar lihat ada pesan dari Pawin disana.
"Nah kan, gara gara si ketos mesum itu gue jadi lupa sama ayang." Winar menggerutu sambil mengetik jawaban ke Pawin.
Pawin menanyakan dimana Winar berada dan kenapa tidak ikut makan bareng lewat pesan. Karena Winar sedang bete, ia pun berbohong dan bilang bahwa dirinya tak nafsu makan karena malas.
Tapi balesan yang dikirim Pawin romantis banget.
Pawin
|nanti sakit loh. Gue anterin
makanan yah?Kan Winar jadi salting. Dia mengetik "gak usah, gak papa." Tapi ngasih tau dimana dia sekarang lagi diem. Berharap si Pawin datang membongkar identitasnya.
Tok tok... kriiiet
Hati Winar sudah deg degan, dia mengintip dan tersenyum senang setelah melihat kaki jenjang seseorang. Akhirnya Pawin muncul dan memperlihatkan wujudnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kita Searah
Diversos(TAMAT) "Tanda tandanya kita sama deh." "Sama apaan?" "Ya sama sama belok, kira kira kalau gue nembak lo diterima gak?" "ndasmu!" Winar benar benar bingung dengan perangai si Brian. Dia bisa bikin suasana hatinya naik turun kayak roller coaster...