Kelas Winar lagi geger!
Bukan karena ada pertunjukan sirkus dadakan dari Winar.
Bukan juga karena ulah Miko yang alay.
Apalagi kelakuan Biang dengan kehomoan nya, bukan.
Ini karena di kelas mereka ada murid tidak dikenal yang sedang menantang Winar!
Murid lain tidak kenal dia. Tapi Winar justru sebaliknya!
Anak yang sedang berdiri menghalangi pintu masuk itu sedang tersenyum remeh kearah Winar. Dia adalah bos yang minggu lalu Winar ajak gelut di bangunan mall terbengkalai!
"Hah? Lo ngapain disini!" Teriak Winar sambil menghampiri. Rada terkejut juga karena anak itu memakai seragam yang sama dengannya.
"Gue awalnya mau mengabaikan. Tapi dipikir pikir lo orang nya gak bisa diabaikan juga, apalagi lo udah mukulin anak buah gue."
Winar benar benar takjub mendengar itu. Biasanya musuh sejati itu akan merasa marah dan pasti balas dendam jika anak buah nya dikalahkan, karena sama saja dengan mencoreng nama sekolah mereka. Tapi anak itu berbeda. Dia malah masuk ke sekolah yang sama dengan Winar, lalu menantangnya secara terang terangan! Berarti masalah nya bukan antar sekolah lagi, tapi sudah ke permasalahan pribadi!
"Nar? Lo kenal anak ketot itu?" Miko bertanya sambil menelisik anak itu.
"Gue gak ketot dasar rambut galing!" Teriaknya nyalang dan menunjuk Miko.
"Gue tantang lo Winar! Maju sini kayak waktu itu."
Tantang? Itu adalah kata kata paling seru untuk Winar. Dia langsung menyimpan buku pr matematika, masa bodoh ah soal nya dia sudah bodoh juga tentang itu.
Winar tertawa pelan dan maju, tangannya terangkat hendak memukul tapi tertahan saat ia sadar.
"Tunggu, ngapain gue kemakan omongan dia dan maju duluan?" Winar membatin dan menatap sekitar. Sudah ada banyak orang yang menyaksikan mereka.
"Gue gak tega mukul lo ah. Kemarin aja lo kabur ketakutan sama antek antek lo." Ejek Winar sambil mengupil, lalu upilnya dia usapkan pada seragam anak itu.
Hasutan Winar mampu membuat anak itu marah dan langsung melayangkan tinjunya pada rahang Winar.
Kena tuh, Winar agak drama karena menambahkan kesan tersiksa dengan jatuh dan memegang rahangnya.
Orang lain sudah panik, langsung mundur beberapa langkah meski tetap saja ada yang bersorak dan merekam.
Winar berdiri lalu berjalan mendekat dengan cepat, dia menarik tangan orang itu lalu membantingnya hingga dia terbaring menyentuh lantai. Semua orang meringis, apalagi saat melihat Winar membabi buta memukuli anak itu.
Hanya saja yang lebih mengerikan adalah, anak itu nampak puas sekali dipukuli Winar. Tertawa senang walau sudah berdarah dan kesakitan.
Winar kan jadi takut juga, dia lengah sampai keadaan berbalik. Winar yang kini ada di bawahnya, dipukuli dan dimaki maki.
"Pisahin woy!" Miko berteriak, tapi tak ada yang berani masuk ke perkelahian itu. Melihatnya saja sudah membuat merinding.
Sampai pak kepsek, pak Edison dan Brian lewat dan langsung bergegas melerai.
Pak Edison menahan perut anak itu, sedangkan Winar ditarik oleh Brian dan ditenangkan. Bapak sih cuman memperhatikan sambil khawatir sama kondisi Winar.
"Ada apa ini?! Pagi pagi sudah ada keributan."
"Dia mukul duluan pak! Winar cuman ngebela diri."
Pak Edison tidak langsung percaya. Tapi para saksi bilang jika perkataan Winar itu betul adanya. Justru anak yang sedang pak Edison pegang itu yang menghampiri dan menantang duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kita Searah
Random(TAMAT) "Tanda tandanya kita sama deh." "Sama apaan?" "Ya sama sama belok, kira kira kalau gue nembak lo diterima gak?" "ndasmu!" Winar benar benar bingung dengan perangai si Brian. Dia bisa bikin suasana hatinya naik turun kayak roller coaster...