5

2.5K 342 35
                                    

"Nar, kita balik duluan ya." Biang berucap saat bel pulang sudah berbunyi.

Miko juga pamit sambil melet melet kearah Winar karena berniat mengejek anak itu yang sedang piket kelas.

"Mau bolos piket gak? Kalau mau kita tumpuk tiga di motornya." Miko berucap, tak tega juga saat melihat Winar mengangkat bangku bangku dan merapihkan meja.

"Gak usah, lo berdua balik aja duluan. Gue kudu jenteul."

"Hilih jenteul jenteul... duit aja masih malak." Miko berucap lalu pergi bersama Biang. Benar benar pergi pulang.


Begitu rencananya sampai mereka tiba di gerbang sekolah. Hanya motor Biang yang diberhentikan sama anggota osis.

"Loh, kalau mau nilang, yang lain juga mesti kena dong." Miko berucap sambil natap tajam para anggota osis itu.

"Paduka Jorfi bilang kalau ada motor beat berpenumpang anak bermata belo sama anak berisik rambut ikal, kita harus berhentiin."

"Ya, keinginan mereka adalah perintah bagi kami."

Para anggota osis itu berucap sambil menurunkan paksa Miko dan Biang, sedangkan motornya diamankan lagi ke arah parkiran.

"Biang gue takut, kok mereka udah macem tentara fir'aun aja." Miko menyikut lengan Biang lalu menatap takut takut kepada mereka yang sedang menggiringnya menuju ruang osis lagi.

Biang dan Miko mah gitu, kalau tidak ada Winar nyali mereka biasanya ciut berkali kali lipat. Jadi pas wajah mereka berhadapan dengan Jorfi dan Arjuna lagi, mereka berdua cuman diem nahan takut.

"Tau gini kita tunggu si Winar aja kelar piket." Biang berbisik kepada Miko dan dibalas anggukan sama anak itu.

"Yang tadi siang dibicarain belum selesai, kalian malah main kabur aja." Arjuna berucap dan membawa beberapa lembar kertas.

"Udah kebukti temen kalian itu malak anak kelas 10. Otomatis kalian juga pasti kena ciprat nya."

"Hah?! Mana bisa gitu ege. Winar meski pun nakal dan pinter malak tapi kita gak pernah kebagian kok! Dia pelit." Miko berucap karena tidak mau kena hukum.

"Gak ada bukti sah juga kalau kita terlibat, jadi jangan ganggu kita lagi." Biang berucap tegas sambil memegang tangan Miko lalu berbalik hendak pergi. Sayangnya pintu sudah dihadang anggota osis yang entah kenapa jadi terasa lebih banyak.

"Kalian boleh pulang kalau udah ngejalanin hukuman."

"What! Gak bisa lah, gue harus pulang." Miko berprotes dan menatap tajam kearah Arjuna dan Jorfi.

"Hukuman kalian ringan gak kayak si Winar, cuman bersihin aula aja. Kalau gak mau ya silahkan aja nginep disini."
Arjuna kembali berkata seenaknya.

"Mik, dari pada kelamaan mending kita nurut aja dah." Biang pada akhirnya menyetujui, toh hanya bersihin aula doang.

Miko dan Biang pun pada akhirnya membersihkan aula hanya berdua saja. Diperhatikan sekaligus oleh Jorfi dan Arjuna.

"Lu sebelah sana, gue disebelah sini ya." Biang membagi kerjaan mereka supaya lebih cepat selesai.

Miko patuh saja jika Biang sudah berucap. Mereka pun diam bersih bersih, masih diperhatikan oleh dua mandor osis itu.

"Jangan ngeliatin doang dong anjing, bantuin kek." Miko tak tahan dan tersulut emosi juga saat Arjuna malah diam dan sesekali menunjuk bagian lantai yang kotor.

"Gue bantu doa kok dari tadi." Jawab Arjuna sambil meminum Floridina aloe vera. Kan Miko jadi ikutan haus, anak itu tak sadar cemberut lalu ngepel lantai dengan ogah ogahan.








Ku Kira Kita SearahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang