Twisted

958 19 31
                                    

Genre : Horror, Mystery

Author's POV

"Elu tuh jadi cewek apaan banget deh. Cowok yang elu bilang cakep itu, yang katanya mantan guru lu jaman SMP, itu udah punya istri. Lu tau kan?" Elang membentak gadis di depannya. Ia kesal terus mengikuti kemauan gadis itu. Pergi ke tempat gym, berlari pagi di komplek yang bahkan jauh dari rumahnya, bahkan sampai menunggu wanita itu berkencan.

"Dan elu tau kan, gue benci dikritik. Terus maksud lu apa? Mau bilang gue kegatelan hah? Elu ga suka sama ajakan gue selama ini?" Maya tidak suka dibentak. Maya memberanikan diri membentak balik walau aslinya sudah ketar - ketir.

"Iya. Gue mau bilang elu jalang egois. Puas? Elu tau kita ada kerjaan besok, elu masih maksa gue buat ikut acara ga penting lu. Bukan kali ini aja ya. Lebih dari sekali. Elang ikut kesini! Elang ikut kesana!" Elang makin kesal dengan bantahan Maya. Mereka memang baru akrab beberapa waktu ini. Biar begitu, Elang selalu mengiyakan rengekan Maya. Diam - diam Elang menyayangi Maya lebih dari teman.

"Oh gue maksa? Kenapa lu mau, lu bisa kan nolak? Dan apa lu bilang, jalang egois? Segitu rendahnya gue buat lu ya Sat." Wajah Maya sudah memerah, menahan marah, tanpa terasa air mata sudah menetes dari matanya. Ia tau ia salah, memaksa Elang untuk mengikutinya terlebih Elang harus bekerja esok hari. Tapi bukankah Elang selama ini tidak pernah menolak.

"Bagus. Dari sekarang, gue ga akan ganggu lu lagi. Dan asal lu tau, selama ini gue manfaatin elu, gue ga pernah anggap lu cowok. Puas kan lu?" Maya kelepasan. Ia biasanya tak pernah sekasar itu. Tapi karena Elang kasar padanya, dia hanya membalas balik.

Awal dari semua pertengkaran ini ialah ketika Maya memaksa Elang yang saat itu banyak masalah untuk ikut work out dengannya. Bukan perkara work out, Elang senang - senang saja dengan ajakan Maya berolahraga, terlebih ini untuk kesehatannya. Akan tetapi Maya mengincar seorang pria tampan di tempat gym tersebut dan selalu meminta Elang untuk berolahraga lebih lama agar ia dapat melakukan pendekatan dengan lelaki ini. Bahkan ketika mereka sudah berkencan, Elang selalu disangkut pautkan.

Dan barusan, Maya baru saja didamprat oleh istri dari pria yang ia kencani. Bukannya introspeksi, ia malah sibuk menyalahkan istri pria itu dan membuat masalah menjadi rumit dengan membuat pria selingkuhannya itu untuk memilih. Tentu saja Maya mendapat jawaban yang mempermalukan dirinya sendiri. Sialnya, Elang ada di tempat itu, menemani Maya sedari tadi. Melihat Maya dihina, dirinya pun ikut kena hujatan.

Sudah Elang bilang dari awal, untuk tidak nekat bermain api. Tapi Maya memang bukan orang yang bisa dinasehati. Percuma saja bicara padanya. Jadi Elang selama ini mengalah dan selalu menjadi teman curhat untuk Maya. Tapi begitu sekalinya Elang marah, Maya malah seenaknya menginjak - injak harga dirinya.

Maya membanting pintu kamar apartemen Elang. Elang terdiam sejenak. Kemudian dengan kemarahan yang tampak jelas, ia bangkit dari duduk, dan mengejar Maya. Tepat saat ia keluar kamar, Maya baru saja masuk ke dalam lift. Buru - buru Elang berlari dan menahan pintu agar tidak menutup.

Maya dibuat terkejut ketika Elang masuk ke dalam lift dengan pandangan menusuk ke arahnya. Sial Maya tau ia salah ucap, apa yang akan Elang lakukan padanya sekarang? Apa ia akan dipukul? Atau dilecehkan?

Elang mendekat, memangkas jarak antara mereka, Maya terus mundur namun pergerakannya terhenti oleh dinding lift. Maya ketakutan. Elang masih melihatnya seperti tikus buruan.

Elang mengelus rambut Maya, ia dekatkan wajahnya ke telinga Maya.
"Oh jadi gue bukan laki ya buat elu?" Terdengar berat dan membuat merinding.
Wajah Maya akan berpaling, namun tangan Elang yang lain mencegahnya, membuat matanya tidak bisa berpaling dari mata Elang.

12 AMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang