Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Johnny's POV
Aku Johnny, seorang pemuda dengan circle pertemanan yang luas dan kepribadian yang ekstrovert. Tanpa seorangpun tahu bahwa semua itu hanyalah topeng. Topeng untuk menutupi hatiku yang dingin dan tak percaya lagi pada cinta dan hubungan. Sebelum aku bertemu dengan Lana, gadis cantik bermuka masam yang merupakan teman sekelasku di sebuah pelatihan bahasa asing.
Sesungguhnya aku anti dengan yang namanya cinlok. Kami berdua pun awalnya hanya berniat bersahabat. Namun entah sejak kapan, gunung es di hatiku mulai mencair. Entah karena perhatian ataukah setiap obrolan dengan gadis itu yang terasa bermakna. Setiap hari kami jalani dengan canda tawa selain tentu dengan belajar bersama. Ia kerap membagikan kesedihan dan kecemasannya kepadaku. Berbeda dengan kulit luarnya, ia gadis yang rapuh. Mungkin karena itu aku ingin melindunginya.
Semua berjalan normal, sebelum malam itu. Malam dimana gadisku mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan menyayat urat nadi tangannya. Syukurlah Lana berhasil diselamatkan karena sayatannya tidak sampai memotong urat nadinya. Aku ingat, aku sangat panik saat itu.
Cukup lama aku menungguinya di rumah sakit. Namun kewajibanku sebagai siswa memaksaku meninggalkannya. Aku rasa ia akan aman saja bersama kedua orang tuanya yang segera akan datang. Tanpa aku sadari, saat itu adalah pertemuan terakhir kami.
Ya, Lana meninggalkan kota ini, ia meninggalkanku hanya lewat sepucuk surat permintaan maaf dan terima kasih. Aku marah. Aku kecewa. Aku sakit hati. Ia meninggalkanku setelah berhasil membuka pintu hati yang kututup rapat-rapat.
Ia menghilang bagai ditelan bumi. Teman-teman sekamarnya bahkan tidak bisa menghubunginya, begitupun para tutor kami. Mereka tak tahu kabar Lana. Sementara aku, entah sudah berapa kali aku mencoba menghubungi nomor pribadi dan akun sosialnya, namun semua nihil. Hampir semua akun sosialnya tidak aktif.
Ini sudah memasuki bulan kelima Lana menghilang. Namun tanda-tanda keberadaan Lana tak juga kutemukan. Aku masih setia memantau akun sosialnya seandainya ia kembali. Lana, kamu dimana sayang? Aku mengkhawatirkanmu. Aku merindukanmu. Tuhan, bila memang benang jodoh itu ada, tolong jangan putuskan disini. Pintaku dalam setiap doa.
Di tengah rasa putus asaku, aku mencari hiburan dengan melihat video tiktok. Dan alam semesta mulai menunjukan keberpihakannya. Aku melihat sebuah video yang dibuat oleh orang random. Sebuah video acara ulang tahun seseorang di sebuah kantor. Awalnya tak ada yang menarik, sebelum aku menemukan sosok gadis yang aku rindukan selama ini dalam sepersekian detik video singkat itu.
Langsung saja aku hubungi pemilik akun itu. Berusaha berkenalan dan bersikap akrab. Untung saja pemilik akun sangat bersahabat. Darinya aku tahu dimana gadisku berada sekarang. Tanpa terasa air mataku terjatuh. Setelah mencarinya kemana-mana. Pencarian ini akhirnya berhasil.
Aku sudah melepas kesempatanku untuk bekerja di luar negeri dan kini aku berniat masuk ke kantor dimana gadisku bekerja. Aku dengar, perusahaan mereka sedang merekrut pegawai magang di bidang IT. Tepat seminggu setelah aku memasukan berkas lamaranku, aku mendapatkan panggilan. Aku diterima. Aku melonjak kegirangan, kita akan segera bertemu Lana.
Pagi itu hari pertama aku masuk menjadi pegawai magang IT. Aku sengaja berangkat lebih pagi. Aku ingin melihat kedatangan Lana. Dan benar saja, Lana bekerja disini. Aku menatap kedatangannya dari kejauhan. Sebuah perasaan euforia tak bisa kujelaskan, memenuhi seluruh isi otak dan hatiku.
Setelah beberapa bulan, aku mencari, akhirnya aku menemukannya. Gadis yang aku cintai. Gadis yang meninggalkanku hanya lewat sebuah surat. Sebuah surat yang di dalamnya tertuang kata cinta. Dalam diam aku berharap, perasaan kami masih sama dan kerinduan ini dapat menemukan muaranya.
Aku kini memasuki ruang staf finance bersama seorang staf HRD. Ia memperkenalkanku dengan seluruh pegawai, namun gadisku yang berada di sudut ruangan seolah tak mempedulikan ucapan HRD. Sengaja aku memperkenalkan diriku, membuatnya menoleh ke arahku. Dadaku berdegup kencang. Kami saling bertukar pandang. Aku menatap netranya dalam-dalam dan perlahan menjalan menghampirinya. Netranya sudah berkaca-kaca dan memerah.
Aku mengulurkan tangan untuk menyapanya. Ia tersenyum penuh keharuan saat menyambut uluran tanganku. Kami berjanji untuk bertemu usai jam bekerja usai. Pertemuan kami setelahnya terasa sangat hangat. Kami berpelukan dan berpegangan tangan di sepanjang jalan menuju tempat makan favoritnya.
Ia menggenggam tanganku erat dan mengatakan betapa merindunya dia kepadaku. Ia juga berulang kali mengucapkan permintaan maaf karena meninggalkanku. Ia menjelaskan betapa frustasi dan depresinya ia saat itu hingga tak dapat berpikir jernih. Aku hanya membalas dengan mengecup keningnya. Bukankah itu semua sudah tak penting lagi saat ini karena kerinduanku telah terbayar lunas.
The End
Johnny NCT sebagai Johnny Soo Young SNSD sebagai Ilana
NB : cerita ini adalah cerita lain dari POV Johnny dan memiliki kesinambungan cerita dengan Cinlok. Bagaimanakah Johnny yang kelabakan mencari Lana, terjawab disini. Semoga cerita ini bisa mengobati kerinduan kalian pada siapapun itu dan dimanapun itu. Love u guys. Dont forget to spam like n comment. Thank you