Sebuah ruangan menunjukkan atmosfer yang menegangkan, terlihat sosok ayah dan anak tengah berbincang.
"Aku tidak ingin kau mengacau pesta debutate, Sakura. Apa kau berlatih dengan benar, heh?" Suara berat yang terdengar mengintimidasi.
"Ya, Ayah." Gadis dengan tubuh yang ramping memperlihatkan sepatunya gosong.
"INI YANG KAU BILANG BERLATIH!? KAKIMU BAHKAN TIDAK LECET SEDIKIT PUN BODOH!" Pria tua itu berseru kepada anaknya, dialah Duke Haruno.
Gadis itu menatap ayahnya dengan ekspresi datar. Normalnya seorang gadis akan menangis jika di bentak, tapi berbeda dengan Sakura yang sudah terbiasa dengan sikap ayahnya.
"Kembali ke ruang dansa! Berlatihlah sampai aku melihat lantai dansa yang tergores oleh darah." Sakura tidak mengatakan apapun dan menuruti kemauan ayahnya.
Musik kembali terdengar, Sakura mulai menari.
Semua pelayan menyaksikan kaki kecil Sakura mulai lecet. Tapi mereka tidak bisa banyak membantu. Jika ada yang ikut campur, maka sudah pasti nyawa merekalah taruhannya.
Grand Duke menyaksikan semuanya dari atas. Ia memastikan apakah Sakura berlatih dengan keras atau tidak.
"Anda terlalu keras kepadanya, Tuan." Suara ini, milik Duchess Haruno.
"Apanya yang keras Mebuki? Untuk acara debutante ini kau bahkan tega menyuruhnya belajar tanpa tidur agar nantinya ia tidak terlalu bodoh." Ya, Sakura tidak diizinkan untuk tidur sebelum menyelesaikan bab-bab tata krama level tertinggi oleh ibunya.
"Mau bagaimana lagi, Tuan? Aku ini adalah seorang ibu yang melahirkannya. Aku tahu yang terbaik untuknya." Duchess memainkan gelas berisi wine.
"Hngg, kau tidak jauh berbeda dariku."
Mereka berdua kembali menyaksikan putrinya yang tengah mengepel lantai dansa dengan darahnya.
***
"Pastikan semuanya sempurna, Sakura. Ibu tidak ingin melihat ada nilai yang kurang dari 100." Sakura mengangguk, terlihat ia tengah menahan rasa sakit.
Kakinya di perban, dokter menyarankan agar Sakura tidak masuk ke akademi hari ini. Tapi Duchess tidak setuju karena menurutnya luka kecil seperti itu tidak boleh dimanjakan.
"Tutupi lukamu dengan sepatu, belajar untuk menutupi perasaan adalah hal yang wajib bagi para bangsawan. Dan kau adalah penerus tunggal Klan Haruno." Grand Duke menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess Haruno [ END ]
Historical Fiction[SASUSAKU IN THE PASADO] ⚠️ Disclaimer : "This story is pure fiction with a historical background." Tumbuh tanpa mengenal apa itu cinta, dia bahkan tidak mendapatkannya dari kedua orangtuanya. Hidup mewah dalam sangkar emas tanpa tahu apa itu dunia...