Yeayyy votenya jangan dilupain dong yaaa :D makasih buat yg udah kasih komentar+vote ya. Makasih banget yang setia masih bacaaaaa. i love you guyss.
Oh iya sebagai Kylie Degreest aku pilih Acacia Clark ya ada di media. Sebenernya ada option lain kaya lily collins, emma watson, kiernan shipka.. but.. i dont know, Acacia mungkin yang tepat. Maaf kalau pemilihan acacia sebagai Kylie gak sesuai sama yang kalian imajinasiin...
--------------------------------------------------------------
Kylie'spov
"Kau tidak bisa begitu saja menciumku lalu mencium gadis lain." Kataku begitu pagutan kami terlepas. Dahi kami masih bersentuhan dan Zacharry masih memejamkan matanya membuatku ingin sekali menciumnya lagi tapi kami harus bicara. Harus. "Ini mungkin terdengar klise dan bodoh tapi aku ingin tau satu hal, apa aku benar-benar berarti untukmu?"
Zacharry membuka matanya kemudian bergerak menjauh. Ia menatapku dengan tatapan tidak percaya sekaligus geli. "Setelah semua kalimat puitis yang telah kukatakan tadi, kau masih menanyakan apakah kau berarti untukku? Ya tuhan, Kylie." Ia menggeleng tidak percaya.
"Jangan salahkan aku. Kau membuatku bingung. Aku membencimu."
Ia tersenyum samar. "Asal kau tau, aku juga membenci diriku sendiri dan kau pantas untuk membenciku karena aku benar-benar asshole. Aku sadar akan hal itu."
"Apa kau ingin bersamaku?"
"Apa?" tanyanya kaget. Matanya melebar menatapku.
"Apa kau ingin bersamaku?" ulangku lagi. "Kau tau seperti menjalin komitmen, benar-benar berpacaran-"
"Aku tidak bisa." Potongnya cepat. Matanya menatapku lurus. "Kau dan aku tau kita tidak bisa bersama."
Bel pintu rumahku berbunyi tepat saat aku ingin menyanggahnya. Karena tidak ada orang di rumah, aku bergegas melewati tubuhnya dan berjalan ke arah pintu kamarku untuk keluar dan melihat siapa yang datang.
Akan tetapi, baru saja membuka pintu kamarku, Zacharry sudah berdiri menghalangiku. Tubuhnya terlihat kaku dan tegang. "Jangan bukakan pintunya." Katanya lambat-lambat. Terdengar lebih seperti sedang memerintahku.
"Kenapa?"
"Karena itu cowok brengsek gay itu."
Aku mengangkat alisku. "Siapa? Aaron?" Ia mengangguk.
Aku segera mempercepat langkahku, tak mendengarkan perintah Zacharry karena bagaimanapun juga Aaron temanku dan ia tak punya hak untuk melarang siapa saja temanku yang ingin datang kemari. Aku membukakan pintu dan melihat wajah tampan Aaron yang langsung memperlihatkan raut penyesalan begitu melihatku. "Kylie, aku benar-benar minta maaf. Aku tadi malam dalam kondisi mabuk dan aku benar-benar diluar kendali. Aku-"
"Calm down, ron. Aku sudah memaafkanmu." Potongku.
"Benarkah?" tanyanya tidak percaya. Matanya berbinar lega tetapi tiba-tiba saja wajahnya menjadi serius kembali. "Tapi aku serius bahwa aku-aku menyukaimu. Kau mungkin telah mendengar kabar-kabar bahwa aku gay tapi itu semua tidak benar. Aku benar-benar menyukaimu, Kylie."
Aku tak mengatakan apa-apa. Kami hanya saling berpandangan.
"Keluar dari sini sekarang." Tiba-tiba saja terdengar suara serak kasar penuh perintah dari dalam rumahku dan aku melihat mata Aaron menyipit tajam pada seseorang dibelakangku. Tanpa menolehpun aku tau siapa itu. Tentu saja Zacharry, memangnya siapa lagi?
"Keluar." Perintahnya lagi.
Aaron mengangkat sebelah alisnya, "Apa yang kau lakukan disini, dude?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
VampireVampire dan Pemburu Iblis alias Shadowhunters, tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupanku. Merusaknya sekaligus mewarnainya. Tapi yang kutahu pasti hanya satu hal : Aku jatuh cinta dengan mahluk bertaring sialan itu.