Chapter 21 Boys Fight

946 55 0
                                    

Abis baca ini, tolong pesan dibawah chapter ini dibaca ya :)

Terimakasih :)

Jangan lupa Vote dan Comments nyaaaa x

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Kylie'spov

"Turun."

"Tidak."

"Turun, Kylie."

Aku merengut saat Harry mengambil kedua tanganku dengan paksa dan menyeretku keluar dari mobilnya. Kekuatannya tentu bukanlah tandinganku tapi aku masih berusaha sekuat tenaga untuk tetap bertahan di dalam mobilku. Walaupun pada akhirnya hasilnya nol besar alias sia-sia.

Ia menangkap pinggangku saat pada akhirnya aku keluar dari mobil bmw putihku. "Aku punya hak untuk tetap berada di dalam mobilku! Aku punya hak asasi manusia!" teriakku padanya. Aku benar-benar tidak ingin pulang ke rumah.

Sama sekali tidak ingin.

Zacharry menelengkan kepalanya kemudian bibirnya membentuk sebuah seringai. "Kau mau berdebat soal hak asasi manusia denganku? Kuingatkan, aku bukan manusia. Jadi aturan hak dan kewajiban asasi manusia tak berlaku untukku."

"Oh ayolah apa harus kuusulkan Hak dan Kewajiban Asasi Vampire?!"

Zacharry tidak menjawab pertanyaan retorikaku. Ia menyilangkan tangannya kemudian bersender pada pintu mobilku. Matanya menatapku dengan lembut. "Ayolah kau harus kembali ke rumah. Lagipula ayahmu tidak ada di rumah sekarang."

Oh tentu saja ayah masih berada di kantornya. Lantas apa pengaruhnya? Ia akan kembali pada sore hari dan kemungkinannya sangat besar kita akan bertemu.

Aku benar-benar tak ingin bertemu orangtuaku untuk saat ini. Aku terlalu kecewa dengan keputusan mereka untuk berpisah tanpa berdiskusi dengan anaknya –aku- .

"Ayo!" Zacharry menarik tanganku. Kali ini aku tidak berusaha keras untuk melepaskan pegangannya karena aku benar-benar suka cara jemarinya meliliti jemariku. Begitu kuat tapi tidak menyakitiku.

"Kau bisa istirahat di kamarmu kalau kau lelah." Katanya saat kami sudah berada di dalam rumahku. Foto-foto mom dan dad yang terpajang di dinding masih ada. Dalam foto itu mereka terlihat sangat bahagia. Andai saja— "Kylie, kau beristirahatlah dulu."

Suara Zacharry yang tiba-tiba menjadi dingin dan terdengar waspada menyadarkanku. Saat ini, mata hijaunya bergerak menelusuri setiap sudut rumahku seakan-akan ada yang salah. Tubuhnya menjadi kaku dan rahangnya mengeras menegaskan tulang pipinya yang tinggi. "Ada apa? Kau terlihat sangat waspada."

Mata hijaunya kembali menatap mataku. "Tidak ada apa-apa. Kau sebaiknya beristirahat sekarang."

"Apa kau punya keperluan lain? Pergi mengunjungi Irinna mungkin?"

Mata Zacharry membelalak mendengar ucapanku. Sementara aku bergerak menjauh darinya. Apa dia berusaha menyingkirkanku dengan menyuruhku beristirahat agar ia bisa pergi menemui Irinna?

"Kau benar-benar butuh istirahat, Kylie. Sepertinya kepalamu agak terbentur." Ia berusaha menggapai lenganku tapi aku bergerak menjauh. "Kylie, jangan bersikap seperti anak kecil."

Ha ya anak kecil. Ayahku menganggapku seperti anak kecil saat aku pergi dan sekarang Zacharry juga menganggapku seperti anak kecil.

"Sugar," Aku menoleh ke arahnya bertepatan dengan wajahnya yang bergerak mendekat ke wajahku. Bibirnya menyentuh keningku dan berhenti disana selama beberapa saat. "Aku hanya perlu memeriksa sesuatu, okay? Aku juga ingin kau istirahat. Kau besok harus kembali masuk college, ingat? Jangan berpikir macam-macam."

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang