Kylie'spov
"Pagi, Kei"
Suara berat ayahku terdengar saat aku berjalan menuju ruang makan. Terlihat ayahku sedang makan roti dan ibu ku sedang menuangkan orange juice ke gelasnya.
"Pagi Dad, Mom" Aku pun duduk dan mengambil rotiku. Mengoleskannya dengan selai coklat kesukaanku. Tak lupa kutuangkan susu cair dari dus karton ke gelasku.
"Bagaimana pelipismu sayang?"
"Sudah baik mom, plester dan kapas ini bekerja dengan baik."
Orangtuaku saling berpandangan sebelum Mom bicara kembali. "Harry yang bekerja dengan baik, bukan plester dan kapasnya."
Aku hanya mengangkat bahuku tidak peduli.
"Kau sudah rapi sekali, bukankah ini masih liburan? Sekolahmu masih dimulai 2 minggu lagi" kata Ibuku. Sama seperti Dad, Ia sudah berpakaian rapi bersiap-siap untuk kerja.
"Aku mau jalan-jalan dengan Harry. Aku ingin mengenal lingkungan disini"
Ayah dan ibuku pun saling berpandangan saat mendengar perkataanku tidak lama kemudian mereka tersenyum.
"Baguslah. Kantor mom dan dad ada di kota. Kau tak apa kan tinggal disini sendirian?"
Aku menggangguk dengan cepat, "Ya."
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku pun bergegas pergi ke luar rumah. Ya, aku berbohong dengan mengatakan akan pergi bersama Harry yang jelas-jelas tidak akan kulakukan. Anehnya, orangtuaku percaya begitu saja.
Aku berencana ingin melihat kota Sucksreed walaupun harus berjalan sejauh 3 km. Well, aku tidak peduli. Dad masih menahan Surat Ijin Mengemudiku dan kunci mobilku. Aku melewati rumah Harry sambil memperhatikan rumahnya.
Rumah Harry lebih besar dari rumahku. Ia punya halaman yang lebih luas dengan berbagai macam bunga dan tumbuhan. Rumah yang bagus.
Aku sudah berjalan kurang lebih sejauh 3 km dan aku bisa melihat kota Sucksreed yang sudah berada di depanku. Kota kecil ini terlihat sepi dan tidak ramai. Tentu saja ini masih pukul 8 pagi, apa yang kuharapkan dengan waktu sepagi ini?
Aku berjalan menyusuri kafe-kafe kecil yang masih tutup hingga aku melihat sebuah kafe yang sudah buka. Tanpa pikir panjang, aku pun memasuki kafe itu.
Harry'spov
Kylie pasti masih tertidur. Tadi malam aku masuk ke kamarnya melalui jendelanya yang terbuka. Itu bukan masalah untukku walaupun jendelanya cukup tinggi dari tanah. Melihatnya tertidur menggunakan tanktop dan celana pendeknya membuatku......
Ya tuhan, apasih yang kupikirkan? Why she always turns me on? Stop Harry. She doesn't like you. She is an arrogant girl. Such a weird neighbor. There is a thousand girls who better than her and the most important thing is... she is human and she is my neighbour.
Aku melihat pantulan wajahku dicermin. Rambut coklat sedikit ikal, mata hijau ke biru-biruan, rahang yang terlihat kuat. Ok, aku sudah cukup tampan untuk bertemu teman-teman manusia ku di kafe tempat biasa kami berkumpul.
Aku pun bergegas turun kebawah dan melambat saat mencium bau... Raphael. Dengan kecepatan vampirku pun aku sudah berdiri di hadapan Raphael yang sedang duduk di sofaku. Seperti biasa, Raphael selalu terlihat kuno. Ia memakai jubah dengan renda yang sangat terkenal pada tahun manusiannya dulu. Raphael tidak pernah berinteraksi dengan manusia. Ia selalu berada di kerajaan dan ia sangat membenciku. Aku tak tau alasannya, yang pasti saat aku dibuang dari kerajaan, ia sangat-sangat senang.
Jangan kaget dengan gaya bahasa Raphael yang sangat-sangat kuno karena ia tidak berinteraksi dengan manusia modern.
"Apa yang kau lakukan disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
VampireVampire dan Pemburu Iblis alias Shadowhunters, tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupanku. Merusaknya sekaligus mewarnainya. Tapi yang kutahu pasti hanya satu hal : Aku jatuh cinta dengan mahluk bertaring sialan itu.