Chapter 3 Arrogant

2.1K 76 0
                                    

Kylie'spov

"Ada apa?"

Harry menatapku seakan-akan aku baru saja menodongkan pistol padanya. "Wow, sambutan yang cukup hangat. Selamat pagi." Ia menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu rumahku. "Jadi, kau akan membiarkanku tetap disini atau menyuruhku masuk?" tanyanya.

Aku menghela nafas kesal. "Dengar ya," Ia menatapku dan terlihat benar-benar menungguku berbicara. Ia Menatapku dengan cara yang tak pernah kubayangkan. Mata biru kehijauannya begitu memikat.

Oh shut up, Kylie.

"Aku mau mengucapkan terimakasih soal kemarin. Kau telah menyelamatkanku sebelum aku masuk ke hutan semakin dalam tapi itu tidak berarti kau bisa bersikap seolah-olah kau temanku."

Kedua alis tebalnya terangkat. "Aku memang temanmu kan?"

"Kau tetanggaku." Jawabku cepat. "Kau harus tau perbedaan antara tetangga baru dan teman, ok?"

"Oh ayolah maksudmu aku tak boleh berteman dengan tetangga baruku?"

Aku tersenyum kecil. "Akhirnya kau mengerti. Kalau begitu, bye." Aku pun menutup pintu rumahku sebelum ia bisa memprotes.

Aku kembali bergabung dengan kedua orangtuaku untuk sarapan. Gangguan kecil yang tadi menganggu sudah teratasi dan itu berarti aku bisa menikmati roti isi buatan Mom dengan nyaman.

Begitu aku kembali duduk di kursiku, Dad menurunkan koran yang dibacanya dan menatapku. "Sepertinya tadi aku mendengar suara Harry."

"Ya, aku juga mendengar suaranya." Sahut Mom. "Itu tadi Harry?"

Dengan malas-malasan aku menganggukkan kepalaku. Dad pun kembali asik membaca korannya.

"Lalu kemana dia?" Tanya Mom.

Aku mengangkat bahuku tak peduli. Who cares about him.

"Kei, jangan bilang kau mengusirnya."

Aku menelan roti isi ku dengan susah payah. Suara koran yang dilipat pun mengisi keheningan yang ada di meja makan. Dad menatapku tajam dari balik kacamatanya. "Yaampun, Kei. Dia teman barumu bukan hama penganggu."

"Dad," Aku balik menatap tajam Dad. "Kau harus bisa membedakan antara teman dan tetangga, ok?"

"Kylie, susul Harry dan ajak ia sarapan bersama."

"No, dad."

"Atau kau akan benar-benar kehilangan surat izin mengemudimu."

Ancaman. Dad baru saja memberikan sebuah ancaman. Ancaman yang tak bisa tak kupedulikan. Aku mengangkat kedua bahuku kesal sebelum beranjak dari kursi dan pergi menyusul Harry. Such a moodbreaker.

Aku membuka pintu rumah dan....

"Ok, sekarang jangan bilang kau mau menyuruhku masuk?"

What the hell. Lelaki berwajah tampan itu masih berdiri di depan pintu dengan cengiran khasnya. Giginya yang putih berderet sempurna tanpa cela.

Permisi, apakah aku baru saja mengatakan 'tampan?' Oh Shut up, Kylie.

"Dad memberikan sebuah ancaman yang sangat mengganggu."

Ia tertawa kecil sebelum tiba-tiba menatapku tajam. Matanya meneliti setiap inci wajahku. Ia mengeluarkan kalimat yang tak pernah kuduga. "Kau tau, kau cantik sebenarnya. Cukup singkirkan kantung mata kurang tidurmu itu dan kau akan sempurna."

##

Mom dan Dad pergi untuk bekerja setelah acara sarapan berakhir. Sarapan pagi ini terasa menyebalkan. Orangtuaku mengacuhkanku dan berbicara dengan tetangga baruku. Tetangga baru yang saat ini sedang mencuci piring.

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang