Chapter 6 William Durtmant

1.7K 62 0
                                    

Stevan William Blammer.

Ketikku di kolom pencarian di google. Data-data pun bermunculan tetapi data yang kuinginkan tak ada. Tadinya aku berharap ada data tentang penemuan orang hilang atau apalah yang menunjukkan bahwa Stave masih hidup.

Tapi hasilnya nihil.

Sepertinya mulai sekarang aku harus benar-benar percaya bahwa Stave sudah tiada.

"Kylie!"

Teriakan mom terdengar dari lantai 1 membuatku langsung bergegas mematikan laptopku dan mengambil ranselku. Ini hari pertama masuk sekolah. Kuharap sekolah baruku sekeren sekolah lamaku. Ya walaupun definisi keren di Sucksreeds tentunya berbeda dengan definisi keren di London."Kylie, ayo sarapan!"

Terdengar kembali teriakan mom dan aku pun segera bergegas turun kebawah untuk sarapan bersama Mom and... dad..

"Apa yang kau lakukan disini?!" Pertanyaan pun langsung terlontar dari mulutku saat aku melihat Harry sedang berbincang-bincang dengan ayahku di meja makan. Harry dan dad pun langsung menghentikan pembicaraan mereka dan melihat ke arah ku.

"Hei, Kylie senang melihatmu kembali. Sudah hampir 2 minggu kita tak bertemu. Bagaimana liburan musim panasmu?" tanya Harry sambil tersenyum ke arahku. .

What the hell?! Monster ini mengajakku berbicara seakan-akan tidak ada yang terjadi. Seakan-akan aku tidak tau bahwa ia bukan manusia sepertiku.

"Kylie, Harry mengajakmu bicara." Tegur dad membuatku kembali sadar bahwa monster itu sedang bicara kepadaku.

Aku mengangkat bahuku tidak peduli. "Terserah."

Bagaimana jika dad tau bahwa Zacharry adalah seorang monster?

Masihkah ia meminta Harry untuk menyetiri ku seperti ini?

"Kylie. Kumohon."

Aku menolehkan kepadaku kepada Harry, yang baru saja berbicara padaku, "Apa? Ku mohon apa?"

Ia menoleh dan bergerak gelisah sebelum menjawab, "Aku ingin kita tetap berteman seperti sebelumnya,"

"Kuingatkan ya, sebelumnya kita tidak berteman. Kau bisa berteman dengan yang lainnya, mengapa harus aku?"

Harry menghembuskan nafas berlebihan lalu menghentikkan mobilnya di pinggir jalan. Helloo what the hell is wrong with him?

"Har-"

Harry memotong omonganku dengan sebuah ciuman lembut yang membuat otakku berhenti. Setidaknya aku tak bisa berpikir jernih hingga ia memisahkan bibirnya dari bibirku.

Ia menatapku. "Itu bukti bahwa aku bukan monster yang kau pikirkan. Secara teknis aku setengah manusia."

Sebelum aku bicara apa-apa, ia melanjutkan omongannya, "Maaf aku menciummu. Itu hanya sebuah ciuman, hanya ciuman."

Aku tak tau apa ada yang salah setelah mendengar perkataanya. Ia benar, itu hanya sebuah ciuman. Apa sih yang kuharapkan.

Sucksreeds University. Ya tuhan, tampak depan sekolah ini benar-benar mengerikan. Oke, sekolah ini memang terlihat antik karena arsitekturnya yang 'waw' sedikit menyerupai sekolahnya Harry Potter dan kawan-kawan tapi... ini benar-benar terlalu antik. Aku sama sekali tak melihat sisi modern dari sekolah ini.

"Ini dia Sucksreeds University, kau suka?"

Aku menoleh dan melihat Harry sudah berdiri disampingku, "Oh waw sangat suka. Universitas ku di London saja kalah telak," ujar ku sarkastik lalu berjalan meninggalkan Harry.

Terdengar suara langkah Harry yang dipercepat, sekejap saja ia sudah berjalan di sampingku. "Kau bercanda," gumamnya.

"Tentu saja, monster."

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang