-17- Ham to the pir HAMPIRRR

156 19 3
                                    

Hai Hai Haii, jelly comeback niii!!
How are u today? I hope u be fine!

Jgn lupa vote+coment ya!!
~OoO~ HAPPY READING ~OoO~

****

Preman berambut keriting itu tersungkur. Melihat temannya yang jatuh, preman yang memangku kepala Aisyah tadi turun dari mobil, sebelum turun ia berkata "Jangan coba-coba kabur!" kepada Aisyah.

Aisyah mengangguk takut.

Preman berambut keriting bernama Supri,
Sedangkan Preman yang memangku Aisyah bernama Anto (kalo gak di kasih nama, dialognya jadi kepanjangan -jelly)

Anto turun dari mobil, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Supri bangun dari jatuhnya. "Lemah lo!" sarkas Anto pada Supri.

Tanpa aba-aba Anto melayangkan pukulan kepada Zikri di bagian rahang kerasnya. Zikri mundur dua langkah. Salah satu anggota polisi hendak membantunya, tapi, komandan mengisyaratkan untuk diam dan tidak menolongnya.

Zikri bingung dengan para Polisi tersebut, mengapa mereka tidak membantunya? Apa gunanya mereka berada di sini?

Zikri pun membalas pukulan Anto tadi, kini keduanya berkelahi. Supri tidak ingin diam, ia melihat balok kayu di sana, dan ia memanfaatkan kesempatan ini. Supri mengambilnya dan— "Arghhh" erang Zikri saat punggungnya di hantam dengan balok kayu tersebut, Zikri pun terjatuh.

"IKIIIIIIIII!!!!!!!" teriak Aisyah histeris.

Kedua preman tersebut hendak pergi, namun para Polisi dengan sigap menangkap keduanya.

"Ais— " belum sempat menyebut nama Aisyah, Zikri langsung tidak tersadarkan diri.

****

Suara mesin rumah sakit menghiasi ruangan Zikri, Zikri masih tidak sadarkan diri karena, pukulan yang begitu kencang mendarat di punggungnya. Terpasanglah infus di punggung tangannya.

Dokter berkata; "Ini tidak terlalu serius, Zikri hanya butuh rawatan selama beberapa hari saja."

Aisyah setia berada di sampingnya, "Iki ... makasih udah selamatin Zira," ucap Aisyah terisak.

"Iki ... ayo bangun ..." gadis itu menggoyang-goyangkan lengan Zikri. pelan.

Jari Zikri sedikit bergerak-gerak, Aisyah pun langsung menghapus air matanya, takut-takut Zikri akan curiga lagi. fyi Zikri tuh punya sifat curiga tingkat tinggi, sedangkan Aisyah punya sifat kekepoan yang sudah mendarah daging sejak dini.. jadi gitu banh.

Zikri mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan, sinar lampu menembus ke dalam matanya sehingga membuat dirinya terpejam kembali. Ia pun kembali membuka matanya, matanya melihat sekeliling ruangan berwarna putih, kepalanya merasakan pusing, dan sekujur tubuhnya linu. Zikri melirik ke samping, melihat Aisyah yang diam menunduk.

"Abi sama ummi mana, syah?" suara itu terdengar sangat pelan di telinga Aisyah, Aisyah tau Zikri pasti merasakan sakit yang begitu hebat. "Punggungku di ketok pelan pake sapu aja ngilu, apalagi sama balok kayu pasti tulangku retak. Apa tulang punggung Iki retak?" batin Aisyah sedari kejadian tadi.

"Pak kyai dan Bu nyai katanya masih di perjalanan, tadz." jawab Aisyah masih menunduk, sebenarnya Aisyah tidak ingin Zikri melihat wajahnya yang sembab. Nanti, kalau di tanya-tanya Aisyah jawab apa? Aisyah kan gak bisa di ajak bohong, dia kalau bohong pasti nada bicaranya akan berubah menjadi gugup.

Zikri hanya mengangguk. Selang beberapa detik Zikri menghela napasnya pelan, "kamu tau? alasan kenapa saya menolongmu? sebenarnya dari dulu saya tidak pernah mempedulikan seseorang, apalagi kamu, orang baru dalam kehidupan saya." ucap Zikri menatap langit-langit kamar Rumah Sakit yang ia tempati.

[On Going] 1. UZPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang