-11- Santri senior

198 45 21
                                    

Pagi yang sejuk dan matahari yang masih tertidur, kini Aisyah sedang menikmati suasana pagi di temani lantunan Qur'an yang di bacakan oleh Zikri.

Aisyah sedang berada di aula utama untuk bertadarus bersama santriwati lainnya. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap ba'da shalat Subuh, setelahnya mereka pergi untuk bersarapan dan berangkat ke sekolah. Begitu juga dengan Zikri, Zikri juga rutin melakukan Qiraat setelah shalat subuh.

Namun, ada salah satu santriwati yang menatap Aisyah dengan tatapan tak suka.

Alifah yang menyadari jika ada yang memperhatikan sahabat barunya itu pun sedikit melirik untuk melihat siapa pelakunya.

"Syah," panggil Alifah.

Aisyah yang sedang membaca Qur'annya pun langsung menoleh kearah Alifah.

"Hati-hati sama orang yang ada disebelah mu" ujar Alifah berbisik.

Aisyah mengernyitkan dahinya heran. "Sebelahku kan temen mu," balas Aisyah pelan.

"Bukan, tapi sebelahnya lagi."

Aisyah langsung duduk tegak dan pura-pura menggaruk tengkuk sebelah kanannya agar bisa menoleh kearah yang dimaksud Alifah tadi.

Dan benar saja, gadis itu menatap Aisyah dengan pandangan tidak mengenakkan. Aisyah kembali menoleh ke arah Alifah dan ia menganggukkan kepalanya pelan.

"Kalau dia tiba-tiba ngomong sama kamu yang bikin kamu kit heart abaikan saja," ujar Alifah.

×××

"Assalamualaikum," ucap seseorang saat tiba di kamar khusus dua A (Alifah & Aisyah).

"Waalaikumussalam," jawab dua A kompak.

"Hati-hati," ujar Alifah. Aisyah hanya mengangguk pelan.

"Afwan, disini ada santri baru ya?" tanya Suci, gadis senior yang menjadi andalan lomba tilawah di ponpes Darrul Muttaqien. Karena itu Suci menjadi besar kepala, dia menjadi sangat uwwow, merasa bahwa dirinya yang paling oke. Gitu lah intinya.

"Iya, saya santri baru." balas Aisyah.

"Namanya siapa kalau boleh tau?"

"Aisyah Muawiyah,"

"Santri pindahan?"

"Iya, saya pindahan dari SMR 5 Malaysia."

"Kok bisa tidur di kamar khusus? Kan kamar ini khusus anak keluarga kyai?"

"Saya anak sahabatnya nyai,"

"Anak sahabatnya nyai gak ada yang tidur dikamar khusus? Tapi kok kamu-"

"Kalau mau tau lengkapnya tanya aja sama nyai!" potong Aisyah ketus.

"Kepo banget si!" sambung Aisyah dengan wajah juteknya.

"Heh! Yang sopan kamu!" ujar Suci tak kalah ketus.

"Makanya kakak gak usah gitu banget nanyanya, kesannya itu KE-PO!" timpal Alifah.

"Kamu juga! Saya aduin ke keamanan biar kena Takzir!" ancam Suci.

"Ya sudah, saya bisa aduin ke sepupu saya." balas Alifah dengan senyum jahatnya.

Suci yang mendengar itu langsung diam seribu bahasa. Ia tidak mampu berkata-kata.

[On Going] 1. UZPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang