-25- Rumah sakit

138 25 100
                                    

"Ra! Banguuun!" Alifah menepuk-nepuk pipi Faziera yang tak tersadar.

Alifah baru sampai di kamarnya, dan lensa matanya langsung menangkap sosok Faziera yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

Alifah kembali menaruh kepala Faziera di lantai, ia ingin mencari pertolongan.

Alifah lebih memilih berlari ke ndalem, daripada ke UKS. Jikalau dia lari ke UKS, pasti anak-anak PMR tidak ada yang berjaga.

"Tante nyai! Om kyai!! Ya Allah!" Alifah membungkuk dan lututnya menjadi tumpuan tangannya, napasnya terengah-engah karena lari-larian tadi.

"Astaghfirullah nduk, ada apa??" heboh Yumna.

"I-itu, Tante. Si Zira pingsan!"

Zikri yang baru turun dari tangga pun langsung berlari kecil ke arah Alifah. "Kok bisa?!" tanya Zikri panik.

Alifah kembali berdiri tegak, "Gak tau, sepulang dari perpus udah lihat Faziera kayak gitu di lantai."

"Samperin, ki. Ummi sama Abi mau siapin mobil." ujar Yumna yang di beri anggukan oleh Zikri.



"Ra, ayo banguun!" Zikri menepuk pipi Faziera tentu tidak menggunakan tangan telanjang. Zikri menepuknya dengan tangan berbalut kain.

"Ki! Mobil udah siap," kata Alifah "Bisa gendongnya, kan?" tanyanya memastikan.

Zikri mengangguk, Zikri pun menggendong Faziera ala bridal style. Banyaknya santri yang berkerumun di luar sana membuat Zikri sulit membawa Faziera ke mobil dengan cepat.

"Toa, fah." titah Zikri.
Alifah mengernyit bingung, Zikri menghela napasnya jengah. "Teriak, jangan berkerumunan di sini, susah bawa Faziera ke mobil kalau gini caranya." jelas Zikri yang di beri anggukan oleh Alifah.

"JANGAN BERKERUMUN!! DENGAN KALIAN BERKERUMUN KAYAK GINI, GUS JADI SUSAH BAWA FAZIERA-NYA KE MOBIL!" suara ala toa itu mampu membuat banyak santri yang berkerumun menghindari arah jalan Zikri yang menggendong Faziera.

Zikri menyetir mobilnya. Faziera posisi terlentang, kepalanya di paha Yumna dan kakinya di paha Alifah. Sedangkan, Fachry duduk di samping Zikri yang tengah mengemudi.

"Abi, udah kasih kabar ke Abi Adam?" tanya Zikri masih terfokus dengan jalanan yang tak terbilang sepi.

"Udah, nanti dia nyusul katanya." balas Fachry sembari menepuk paha sang putra, "Zira aman, gak usah khawatir."

"Gimana gak khawatir? Di pesantren ada santri psikopat, bi." wajah Zikri cemas, sangat cemas.

Padahal Zikri sudah membuang makanan yang di campur sesuatu tadi dengan Suci. Ketika Faziera ke kamar mandi, Suci datang ke meja makan Faziera dan memberikan sesuatu di makanan Faziera. Zikri yang melihat itu pun langsung menggantinya dengan makanan baru, tapi, entah kenapa Faziera bisa seperti ini.

"Psikopat?" beo Fachry.

"Iya, om. Dia adik kelasnya Faziera dulu di SMR, dan dia juga udah ngancem Faziera, kalau dia gak bakal bikin Faziera tenang, namanya Alana. Dan Suci, dia selalu mengharapkan Zikri, dia gak mau Zikri di miliki siapapun, Tante, om." jelas Alifah yang lebih tau tentang Faziera.

"Alana gadis baru itu?" tanya Yumna memastikan.

"Iya, mi. Dia anak psikopat itu." sahut Zikri.

[On Going] 1. UZPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang