-19- Dalang dari segalanya

155 21 3
                                    

Termasuk Up cepet gak ni??
Aku gak sabar mau bongkar rahasia huhuuu~~

JANGAN LUPA BAWA ROMBONGAN BESTIH! VOMENT JUGAKK JANLUP SAYANG!

lafff u
——
Oiya di part sebelumnya aku lupa kalau Aisyah Real aku ganti dialognya jadi syasya, eh malah keterusan nulis Aisyah Real😭 mohon maklum gaiss aku ngetiknya nyicill.
——
Untuk yang ngedm aku, dan nanya siapa visualnya, maaf bgt sebelumnya.. aku daridulu kalau buat cerita gak pandai nentuin visual, so untuk visual sesuai brain kalian masing-masing yaw! Sesuai haluan kalian aja gmn, hehee..
——
~Happy Reading~


****

Senja tiba, keluarga Adam masih berada di area Pesantren. Mereka berencana untuk menginap di rumah dhalem selama 2 hari. Entah apa alasannya.

"Syah?" panggil Alifah berbisik.

"Iya?" Aisyah menghentikan langkahnya di ikuti dengan Alifah dan juga Syasya. Mereka bertiga hanya berkeliling area santri putri, bukan bertiga, tadinya hanya Aisyah dan Syasya. Namun, tiba-tiba Alifah muncul entah darimana. Bagaikan jin muslim yang berkeliaran di pesantren.

"Di sampingmu siapa?" bisik Alifah sembari menunjuk Syasya.

Syasya terkekeh, ia menjulurkan tangannya "Aisyah Muawwanah." ujarnya tersenyum. Sangat friendly bukan?

"Alifah kak," Alifah menjabat tangannya, senyum kikuk ia tunjukkan. Bagaimana tidak? Ia ketahuan mengepoi seseorang yang tak jauh jaraknya.

"Sepupu Zizi," Alifah mengerutkan dahinya, lantas Syasya menyebut nama Zizi. Siapa Zizi? Batinnya.

Syasya melepas jabatan tangannya, ia kembali meringis menampilkan mata sipitnya yang berarti ia sedang tersenyum lebar, "Zizi itu Aisyah fake. Aslinya Zira, cuma nama bayinya dia Zizi." ujarnya di iringi tawa.

"Owala calonnya Zikri," Alifah mengangguk-anggukkan kepalanya sembari melirik Aisyah.

"Calon dari hongkong!" desis Aisyah.

Syasya dan Alifah tertawa terpingkal-pingkal, "Gak mau jadi calonnya gus tampan anak tunggal yang kaya raya itu? No problem bestih, banyak yang ngantri jadi pacar surganya Zikri." Alifah menepuk-nepuk bahu Aisyah.

"Kalau gak mau buat mba aja gak pa-pa, Ra." Syasya menyemburkan tawanya. Sebenarnya Aisyah bukan tidak mau, hanya saja ia ingin terlihat jual mahal dan ia juga tidak mau terlalu berharap. Takut bukan? Jika Zikri sampai sekarang hanya menganggapnya sebagai sahabat, dan tidak ingin naik level?.

Aisyah mendengus sebal, ia bersedekap dada. "Dalam sabda Faziera Aisyatul Muawwiyah binti Adam Yasierul Anuwar Barang siapa yang selalu mengejek seseorang, maka balasannya tidak akan mendapatkan sebuah contekan." sabdanya.

"Bercanda doang lho saya," jari Alifah membentuk sebuah peace, dan ia juga memperlihatkan deretan giginya.

Syasya hanya bisa menyimak keduanya sembari terkekeh lucu. "Udahan, hayuk ke masjid, sebentar lagi tiba waktunya."

****
Di sisi Zikri pada waktu yang sama.

"Led? Kamu kok tiba-tiba ke sini? Gak ngasih kabar dulu lagi?" pagi tadi Zikri di kejutkan dengan sosok sahabatnya yang sudah berpisah beberapa bulan lalu.

"Gabut doang," Bryan melongo akan respon dari Khaled. Apa katanya? Gabut doang? Sangat tidak mungkin.

"Pengen ketemu Alifah kan, kamu?!" tuduh Bryan.

[On Going] 1. UZPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang