-18- kedatangan Aisyah Real

150 19 4
                                    

Absen dulu, ketik jelly gf jungwon🙏😎

Oiya bestihh, kalo abis baca klik star buttonnyaaa dooong😦 itu sangat berharga bagiku bestihhh, apalgi klo kalian spam komen jugak.. aku like sangat laa😩☝

————————————————————

"Hampir banget ketahuan lho, Syah Aisyahhh..." sudah keseratus kalinya Alifah mengatakan kalimat itu, Aisyah diam tak menggubris. Aisyah lebih memilih mengisi latsol Tauhidnya, apalagi bulan depan Zikri meminta seluruh murid yang di kelasnya untuk setor hafalan Alfiyah. Hanya 100 bait kalau kata Zikri mah.

"Syah, kamu udah ngegebrak keempat preman itu di gudang kan?" Alifah menggantung kalimatnya menunggu Aisyah meresponnya, Aisyah mengangguk. "So? Siapa pelakunya?" sambung Alifah.

Aisyah mengangkat kedua bahunya, mengartikan bahwa dirinya tidak tahu. Alifah menggebrak meja Aisyah, Brakkkk. Sehingga seisi kelas menatap meja yang di tempati dua A.

"Tuh kan!! Jadi kecoret, fah!! Aku ngerjainnya pake pulpen, not pensil!! Macam mana aku kena padamkan ni...." ucap Aisyah frustasi, benar-benar harus extra sabar menghadapi Alifah Wardhani yang katanya kembaran Lisa Blackcard.

"Hehe afwan, lagian kok bisa kamu gak tau, padahal kan kamu yang menginterogasikan mereka?" cengiran Alifah berubah menjadi dengusan.

"Mereka belum berani ngaku," balas Aisyah masih terfokus dengan latsolnya.

"Ancam dong, syah... masa ka—"

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakattuh!" ada dua orang pria yang berjalan dari ambang pintu memasuki kelas mengalihkan pandangan seluruh santriwati yang berada di kelas.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakattuh, USTADZ!!!" jawab seluruh santriwati di kelas, kecuali Alifah.

"Masya allah calon imam," mata Alifah berbinar kala melihat Bryan dan Khaled memasuki kelasnya.

Mendengar penuturan kata Alifah, Aisyah reflek menoleh ke depan. "Hah? Yang mana? Ustadz Khaled?"

"Kak Bryan,"

"Astagfirullah tatap-nya jangan kayak gitu juga. Zina mata, fah!" Aisyah menggidikkan bahunya. Ngeri-ngeri sedep ngeliat muka Alifah yang merah padam gitu.

"Di sini ada santri yang bernama Aisyatul Muawiyyah?" tanya Khaled membuka suara.

"Hadiroh, ustadz." Aisyah langsung berdiri dan mengangkat tangan kanannya.

"Bisa ikut kami?" Bryan melangkah menuju meja dua A.

"BISA BANGET, USTADZ!" heboh Alifah menggebrak meja. Sangat tidak dewasa sekali.

"Gak ngajak kamu," entah darimana Zikri muncul. "Di cari Abi umma. Langsung ke aula penjengukan," sambungnya menatap Aisyah. Aisyah mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan.

"Anggota TU minta santriwati urutan A-M untuk setoran hafalan Alfiyah sekarang, nah Aisyah tuh no absen pertama, malah kamu suruh ke Aula." protes Bryan.

Alifah yang mendengar itu membulatkan mulut serta matanya. Sangat tidak ramah. Alfiyahnya baru hafal 68 bait, entah kemana 32 baitnya. Nyangkut di dengkul maybe.

[On Going] 1. UZPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang