13 ♦ Tepian Hutan Tenggara

3.7K 537 32
                                    

~~~~~|| OBSIDIAN ♦ 13 ||~~~~~Tepian Hutan Tenggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~|| OBSIDIAN ♦ 13 ||~~~~~
Tepian Hutan Tenggara














"Kau akan pergi ke lokasi konstruksi lagi?"

Maximillian bertanya ketika siang menjelang sore itu melihat Harper mulai mengemasi barang-barangnya.

"Ya." Jawab Harper.

"Sendirian?"

Harper mengangguk.

"Jalanan menuju hutan tenggara itu selalu cukup sepi. Berhati-hatilah."

Lagi-lagi Harper mengangguk, namun kali ini tersenyum sambil mengucapkan terima kasih atas perhatian kepala jurusannya.

"Tapi bukankah kau tak harus datang ke sana setiap hari?" tanya Max lagi.

"Seharusnya memang seperti itu, tapi arsiteknya tadi menghubungi dan memintaku datang. Kurasa ada yang perlu dia bicarakan." Harper mengangkat bahu.

Max mengangguk lagi. "Seluruh kelasmu sudah selesai untuk hari ini?"

"Seharusnya masih ada satu kelas sejarah musik klasik, tapi aku sudah memberikan mereka tugas sebagai pengganti kelas hari ini."

Max mengangguk lagi, lalu pergi meninggalkan Harper. Dia tau mata kuliah yang itu bukan termasuk golongan yang sangat mengharuskan tatap muka. Marcus pun tentu akan memahaminya. Meski lidahnya tajam, Harper bisa dibilang pengajar yang memiliki dedikasi.

Ketika masih tertahan di gedung utara Jeong Corp., Harper tetap berusaha menelepon Marcus untuk memberitahukan ketidakhadirannya di kelas. Bagaimanapun, dia memiliki tanggung jawab kepada para mahasiswanya. Meski saat itu dia tak tahu kapan akan bisa kembali mengajar, setidaknya pihak universitas tahu mengenai keberadaannya.

Namun jawaban Marcus malah membuatnya bingung.

"Tidak apa-apa, aku bisa meminta profesor lain untuk menggantikan kelasmu untuk sementara waktu. Proyek Tuan Jeong adalah hal yang penting, kami senang jika kau ikut dilibatkan di dalamnya."

Apa-apaan itu?
Proyek itu hanyalah pembangunan kediaman pribadi. Namun kegembiraan Marcus terdengar sangat berlebihan seperti salah satu anggota dewan pengajar tengah dilibatkan dalam proyek nasional yang penting dari pemerintah.

Ternyata, Tuan Joong telah terlebih dulu mengirim surat pemberitahuan kepada Marcus. Atas nama Tuan Jeong dengan rendah hati meminta maaf kepada sang kepala universitas karena meminjam salah satu pengajar mereka untuk ikut mengerjakan proyek mereka.

Setelah Harper kembali, Marcus maupun Max tak terlalu banyak bertanya padanya. Mereka justru lebih penasaran dengan perubahan warna rambut Harper. Karena itu adalah untuk yang pertama kalinya semenjak beta itu bergabung menjadi bagian dari dewan pengajar universitas seni Seongkwan.

OBSIDIAN (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang