14 ♦ Suara Kepala Serigala

3.6K 526 18
                                    

~~~~~|| OBSIDIAN ♦ 14 ||~~~~~Suara Kepala Serigala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~|| OBSIDIAN ♦ 14 ||~~~~~
Suara Kepala Serigala

Harper tau, semenjak kembali dari 'penyekapan' di gedung utara Jeong Corp., hidupnya tidak akan pernah kembali sama seperti sebelumnya. Bukan hanya warna asli rambut yang tak bisa lagi sepenuhnya dia tutupi, tapi secara umum dia juga tak lagi benar-benar bisa bersembunyi.

Tuan Jeong secara fisik memang melepaskannya, tapi Harper tetap merasa alpha itu jadi terus mengawasi. Ada semacam perasaan ganjil bahwa dia seperti selalu bisa merasakan kehadiran Tuan Jeong di sekitarnya. Meski dalam kenyataannya alpha itu tak sedang berada bersamanya. Belum lagi, perasaan bahwa dia tengah diikuti.

Instingnya memang tak setajam alpha, meski begitu dia pun bukan omega biasa. Harper merasakan, atmosfer di sekitarnya kini jadi berubah aneh. Seperti ada begitu banyak aura mendominasi samar yang terus berada di sekitarnya.

Meski begitu, hari-harinya bergulir seperti sebelumnya. Aktifitas mengajar, dan juga membuat aransement lalu menjualnya tetap dia lakukan kendati nominal tabungannya telah meningkat drastis semenjak karyanya dipilih sebagai desain untuk kediaman Tuan Jeong. Itu... telah menyatu dalam dirinya untuk selalu menciptakan sesuatu.

Dan tentang proyek itu sendiri, awalnya Harper memang dibuat jengah karena harus selalu bertemu dengan Tuan Joong. Alpha itu ramah dan tak pernah berusaha melakukan sesuatu yang tak pantas padanya. Tapi tetap saja, dia alpha genit dan perayu yang segala tindak tanduknya ditujukan supaya Harper terjerat dalam pesonanya. Harper menganggap alpha itu sangatlah menyebalkan.

Namun, pikirannya kini jadi terbalik dan menurutnya keadaannya ketika bersama Tuan Joong jadi terasa jauh lebih baik dibanding sekarang. Setidaknya, yang saat itu dia rasakan hanyalah jengah. Namun setelah kemunculan Tuan Jeong, perasaan itu jadi jauh lebih rumit.

Memang benar, Tuan Jeong tak pernah lagi bersikap agresif dan lancang. Namun tetap saja, Harper membenci segala ketidakpastian dan hal membingungkan yang melanda hatinya setiap kali alpha itu muncul.

"Anda tidak mempercayai saya dan juga pengawas yang ada di sini?"

"Hm? Apa maksudmu?"

"Saya atau Tuan Joong bisa mengawasi ini, anda tidak perlu terus datang kemari."

"Ethan sedang sibuk."

"Dan anda tidak memiliki hal lain untuk dikerjakan?"

"Ada. Banyak sekali."

"Jadi kenapa anda terus saja datang kemari?"

"Ini rumahku. Aku bisa datang kemari sesukaku."

Harper tahu seharusnya dia bersikap sopan pada Tuan Jeong, namun kekesalannya karena alpha itu terus-terusan muncul ketika dia mendatangi lokasi proyek, seperti sudah tidak bisa ditahan-tahan lagi.

"Kehadiran anda di sini mengganggu saya."

Kalau saja pemuda ini bukanlah omega-nya, Jeffrient bahkan tak akan perlu berpikir untuk langsung mematahkan leher atau menghancurkan kepalanya. Tapi perkataan tajam dan menyinggung juga sedikit kurang ajar itu keluar dari mulut cantik yang sudah pernah dia cicipi rasanya. Jadi untuk Harper, Jeffrient memiliki pasokan kesabaran melebihi jumlah butiran pasir yang sang dewi taburkan di seluruh gurun yang ada di kawasan Arabia sana.

OBSIDIAN (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang