3 ♦ Alpha dan Grand Piano

7.6K 728 50
                                    

~~~~~ OBSIDIAN ♦ 3 ~~~~~Alpha dan Grand Piano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~ OBSIDIAN ♦ 3 ~~~~~
Alpha dan Grand Piano


"Anda terlihat tidak berkenan pagi ini, Tuan? Apakah ada masalah?"

"Mimpi itu."

"Lagi?"

"Ya. Sudah ke lima kalinya dalam setengah purnama ini. Jika itu masih saja terus terjadi, lama-lama aku akan menghancurkan Kuil Pilar Bulan bedebah itu."

Jeffrient masih berada di kamarnya pagi itu, wajahnya terlihat kusut, rambut berantakan, bertelanjang dada dan membiarkan berlian semerah darah yang menggantung di depan dada bidangnya berkilauan tertimpa cahaya matahari pagi. Alpha superior itu terlihat belum bersiap untuk turun dan memulai aktifitasnya. Membuat pengawal kepercayaan sekaligus sahabatnya hanya bisa menatapnya prihatin.

"Tidakkah sebaiknya kau berpikir dengan cara berbeda, Jeff?"

Ini adalah masalah pribadi, maka Johnathan dengan cepat segera beralih dari mode formal ke mode teman baik. Jeffrient biasanya akan memaki atau melemparnya ke tembok terdekat jika dia bersikap terlalu sopan di saat sang tuan tengah mencurahkan isi hatinya.

Jeffrient menatap alpha bertubuh jangkung itu dengan bingung.

"Kurasa kau juga harus membaca ini sebagai isyarat dari sang dewi bahwa... mate-mu mungkin saja sudah semakin dekat denganmu."

"Omong kosong. Selama ratusan tahun aku telah menggunakan segala cara yang mungkin untuk bisa menemukannya."

"Apa kau sudah melupakan petuah kuno itu?"

"Petuah?"

"Ya. Bukankah para tetua selalu mengatakan: kau tidak akan pernah bisa menemukan mate-mu jika sang dewi belum mengizinkannya."

Jeffrient mendengus sinis. "Jika Dia memang belum mengizinkan kami untuk bertemu, lebih baik Dia berhenti mengirimkan mimpi-mimpi sialan itu kepadaku."

"Mungkin itu hanya cara sang dewi mengingatkanmu bahwa sudah ada omega yang Dia siapkan sebagai pasanganmu. Jadi, kau tidak bersikap serampangan seperti alpha-alpha lain di luar sana."

"Mau bagaimana aku bersikap itu bukan urusan-Nya. Dia tidak seharusnya ikut campur."

"Dia penguasa di sini, Dia bisa melakukan apun yang Dia mau. Kau tak bisa melakukan apapun dengan hal itu. Kau seharusnya juga sadar diri."

"Persetan, John! Jika kau tidak pernah merasakan terus menerus dihantui mimpi yang sama selama dua ratus tahun, lebih baik tutup mulutmu."

Johnathan menekuk kaki dan membungkuk dengan anggun. Kembali ke mode pengawal Suh, karena Tuan Jeong sepertinya sedang dalam suasana hati yang benar-benar sangat buruk.

 Kembali ke mode pengawal Suh, karena Tuan Jeong sepertinya sedang dalam suasana hati yang benar-benar sangat buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OBSIDIAN (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang