~~~~~|| OBSIDIAN ♦ 18 ||~~~~~
Bingkai PaladiumPagi itu Harper membuka mata dengan pikiran yang terasa kosong. Dan selama beberapa lama dia hanya berbaring diam menatap langit-langit yang terasa asing di atas kepalanya. Karena sudah jelas ini bukanlah kamar asramanya.
Tapi, di antara kesadarannya yang masih belum terkumpul sepenuhnya, kilasan tentang apa yang terjadi semalam adalah ingatan pertama yang perlahan mulai terbayang dalam kepalanya. Omega itu mendesah risau.
Apakah... itu memang benar-benar terjadi?
Namun aroma kayu cedar yang masih tertinggal di atas bantal juga selimut yang kini membungkus rapat tubuhnya, juga rasa nyeri di bagian bawah tubuhnya segera membuyarkan harapannya yang menginginkan semua itu hanyalah sebuah mimpi.
Harper menarik napas dan perlahan bangkit untuk menyandarkan punggung di kepala ranjang. Omega itu menunduk dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan kanan. Berulangkali menarik dan mengembuskan napas untuk mencegah dirinya terkena serangan rasa panik. Jemarinya kemudian terulur untuk meraba bagian belakang telinga kirinya. Dan mengernyit bingung.
Bersih. Tidak ada bekas taring yang menancap di sana. Omega itu kembali tercenung memikirkan hal itu.
"Kau sudah bangun?"
Oh? Sejak kapan dia duduk di sana?
Harper menunduk gugup ketika Jeffrient bangkit dari sofa kulit tunggal berlengan di seberang ranjang, meletakkan laptop yang ada pangkuannya dan berjalan mendekat untuk duduk di tepian ranjang.
Omega itu mendadak merasa sangat rapuh dan terekspos dalam keadaan semacam ini. Bagaimanapun, sudah tidak ada gunanya lagi bersikap histeris. Merasa malu akan terlihat jauh lebih konyol lagi. Jadi dia hanya duduk diam dan kembali menarik serta mengembuskan napas dalam-dalam. Masih berusaha untuk tidak merasa panik kendati perbedaan penampilan mereka saat ini sebenarnya sudah membuatnya sangat ingin menenggelamkan diri ke bawah perlindungan selimut tebalnya lagi.
Alpha itu sudah terlihat rapi dan tanpa cela dalam setelan kemeja dan celana bahan warna arang, meski belum mengenakan jas dan tidak ada dasi yang tergantung di lehernya. Sementara Harper, pastilah terlihat sangat berantakan dengan wajah bantal dan penampilan baru bangun tidur yang menyedihkan dan sedikitpun tidak enak untuk dilihat.
"Kau bahkan tetap terlihat sangat cantik ketika baru bangun tidur seperti ini."
Harper melirik alpha yang baru mengatakan sebuah omong kosong paling menggelikan yang pernah didengarnya. Tapi, apa Tuan Jeong bisa membaca pikirannya?
Namun senyum di wajahnya terasa begitu tulus, membuat omega itu justru tidak ingin menatapnya berlama-lama.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jeffrient.
Harper mengangguk. "Di mana... pakaian saya?"
Wajah Jeffrient seketika berubah jadi terlihat agak jengkel begitu mendengar pertanyaan itu, namun nada bicaranya tetap tak berubah. "Pelayanmu sedang mencucinya. Tapi kau bisa menggunakan semua yang ada di dalam lemari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSIDIAN (jaeyong)
Fanfiction[omegaverse] [baku] Secara alami, para alpha hanya akan mencari omega-nya untuk mating dan melanjutkan keturunan. Namun setelah sebuah kejadian menggemparkan sekitar seratus lima puluh tahun lalu di mana terjadi pembunuhan brutal yang dilakukan seor...