Hai ?

5.8K 752 39
                                    

*Author POV*

Wei Wu Xian sudah diberikan infusan di UGD karena memang berdasarkan fisiknya, Wei Wu Xian dinyatakan sehat, infusannya sendiri hanya vitamin.

Lan Wangji menatap lekat sosok yang masih memejamkan matanya itu. Lan Wangji penasaran kenapa ada orang yang wajahnya sama percis dan dirinya sedikit canggung ketika mengingat mate nya ini memiliki penampilan seperti sepupu Jiang Wanyin.

Ah benar, Lan Wangji tentunya telah menghubungi kakaknya dimana dirinya dan mate nya ini berada. Mereka ingin segera datang tapi Lan Wangji menahannya karena ingin meminta waktu berkenalan dengan mate nya. Walau sebenarnya Lan Wangji benar-benar ingin memastikan kecurigaannya. Lan Wangji yakin bahwa kakaknya dan keluarga Wei pasti tahu niatnya namun mereka memilih mengalah karena bagaimanapun sosok di depannya ini adalah mate nya, tidak perduli statusnya, mereka pasti mengerti bahwa Lan Wangji tidak akan melepaskannya.

"Ugh" lenguhan kecil keluar dari bibir pucat mate nya. Lan Wangji masih menatapnya, bukan tidak ingin membantu namun mengerti jika omega nya sedang beradaptasi dan Lan Wangji juga tidak ingin membuat omega nya itu ketakutan bila dirinya terlalu agresif.

Wei Wu Xian yang mulai terbiasa dengan terangnya cahaya, mengerjapkan matanya beberapa kali, membuat yang sedang menatapnya intens nya merasa lucu dan gemas, Wei Wu Xian percis seperti anak kecil.

Sesuatu menyadarkan Wei Wu Xian, ya, aroma cendana yang membuatnya terbuai, sejenak dirinya menikmati feromon yang masuk ke penciumannya, membuatnya sangat rileks. Wei Wu Xian tersenyum kecil dengan rasa nyaman itu.

"Menenangkan" gumam Wei Wu Xian kecil, tapi seketika keningnya berkerut samar, masih memejamkan mata "kenapa aku bisa mencium feromon? Ini bukan feromon alpha marah. Kok aku bisa cium? Aneh" ucapnya kembali dengan pelan. Lagi! Kali ini Wei Wu Xian langsung melotot dan bangkit duduk "mate? Aku punya mate? Sungguh? Kok bisa?" cerocos Wei Wu Xian masih berbicara sendiri, tidak menyadari ada sosok lain disana hingga sosok itu bersuara.

"Kenapa tidak bisa?" suara bass yang terdengar sangat macho membuat Wei Wu Xian langsung menoleh.

Wei Wu Xian mengerjap lagi seolah mencoba membenarkan penglihatannya "apa aku bermimpi? Tampan sekali orang ini?" tidak sadar bila ucapan itu terlontar di mulutnya bukan hanya dipikirannya. Wei Wu Xian dengan polosnya masih terpaku menatap wajah Lan Wangji. Sungguh, Lan Wangji merasa gemas dengan tingkah omega nya.

"Suka?" tanya Lan Wangji yang juga menatap manik mata Wei Wu Xian dengan dalam.

Wei Wu Xian mengangguk kecil "siapa yang tidak suka melihat orang tampan?"

Lan Wangji tertawa kecil, sungguh siapapun yang mengetahui Lan Wangji tertawa pasti akan merasa dunia akan kiamat, ya walaupun Wei Wu Xian juga merasa seperti tapi berbeda latar belakang. Kalau keluarga dan orang yang kenal Lan Wangji, mereka akan terkejut karena Lan Wangji tidak pernah tertawa, tersenyum saja dapat dihitung jari selama usia 28 tahun dirinya hidup. Sedangkan Wei Wu Xian menganggap akan kiamat, karena senyum Lan Wangji seperti seolah malaikat untuknya. Malaikat pencabut nyawa.

"Apa kali ini aku sungguh mati? Wah, aku tidak menyesal mati bila dijemput oleh malaikat setampan ini" gumamnya kembali dengan otaknya yang masih konslet.

Lan Wangji sudah tidak tahan dengan kelucuan Wei Wu Xian, dia pun langsung bangkit berdiri dan menangkupkan tangannya di kedua pipi Wei Wu Xian "sadarlah" pintanya konyol.

Baik, disini Wei Wu Xian sadar. Sangat sadar. Saking sadarnya sampai dirinya ingin kabur dari situasi memalukan ini.

"Ha.. Hai" kikuk Wei Wu Xian yang bingung harus berkata apa. Otak jeniusnya sungguh tidak membantu di saat seperti ini.

Bless RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang