*Lan Wangji POV*
Setelah melakukan perjalanan panjang dan melelahkan, akhirnya aku sampai di Amerika. Kedatanganku disini karena urusan bisnis, tidak hanya sendiri tetapi bersama kakakku, Lan Xichen. Hanya saja kami berangkat secara terpisah karena dia ingin menghabiskan banyak waktu bersama tunangannya terlebih dahulu yang memang tengah menempuh pendidikan di negara paman Sam ini.
Usiaku 28 tahun dan selama itu pula aku menikmati hidupku dengan kesendirian selagi aku menunggu untuk dapat bertemu dengan mate ku. Sebenarnya bisa saja bila aku ingin menjalin hubungan dengan perempuan atau omega diluar sana tapi darah Lan yang mengalir kuat dalam tubuhku membuatku sama sekali tidak tertarik dengan siapapun, maksud dari ini adalah kami para Lan hanya dapat menikahi mate kami dan berharap beruntung bisa bertemu dengan cepat, jadi untuk apa menjalin hubungan bila berujung tidak akan menikah bukan? hanya buang-buang waktu dan berakhir menjadi brengsek yang menyakiti pasangannya. Aku juga tidak mau dan tidak suka bila terlalu banyak drama dalam hubungan romansa, kalau tahu akan mendapat pertentangan keluarga, untuk apa bersusah diri. Tapi bersyukurnya juga, kami para Lan memang bukan alpha semacam itu, seperti takdir yang mengerat kami karena hanya dapat menikahi mate, kami juga tidak mungkin jatuh hati pada siapapun selain mate kami, seperti hati kita beku dan hambar bila itu dengan yang lain. Ya setidaknya itu yang di deskripsikan oleh ayah dan kakakku karena aku sendiri belum merasakan bertemu dengan mate, dan yang kurasakan saat ini memang aku belum pernah tertarik dengan siapapun.
Ayahku bertemu mate nya yang tidak lain adalah ibuku ketika usianya 40 tahun, kakakku bertemu Jiang Wanyin yang diketahui sebagai mate nya ketika usianya 15 tahun dan lucunya saat itu Jiang Wanyin bahkan masih bayi yang baru lahir, untuk saat ini berarti kakakku berusia 35 tahun, bila ditanya mengapa belum menikah maka jawabannya hanya satu yaitu kesiapan Jiang Wanyin karena bagaimanapun usianya terpaut 15 tahun. Dan yang tragis adalah pamanku, kini bahkan usianya sudah menginjak 70 tahun tapi tetap saja belum bertemu mate nya, kami menduga, mungkin takdir melakukan kesalahan seperti mate nya yang sudah meninggal atau bahkan belum lahir ke dunia.
Malam ini kakakku memintaku makan malam bersama bertiga dengan tunangannya dan aku tidak menolak, bagaimanapun aku harus menghargai calon kakak iparku walau sebenarnya aku kurang suka bersosialisasi dengan basa basi semacamnya. Tapi aku sedikit terlambat karena kebetulan aku harus menyelesaikan meeting ku terlebih dahulu dengan salah satu partner usaha keluarga kami.
Dan disini lah aku, memasukki area China Town dan berhenti tepat di restaurant yang disebutkan kakakku. Sebelum aku masuk, aku menghubungi dulu dirinya karena dia belum memberitahu mejanya dan juga aku terlalu enggan bertanya pada resepsionis karena seringkali berakhir dengan mereka yang mencoba untuk 'merayu' dan aku tidak dapat melarang karena itu hak para omega yang menginginkan atensi dari alpha tapi mereka salah bila mereka mencoba merayu alpha Lan, sia-sia dan percuma, sekalipun mereka tidak berpakaian didepan kami, kami tidak akan tergoda, hati dan tubuh kami mati bila bukan dengan mate.
"Wangji? Ayo masuk" Kakakku menghampiriku dan mengajakku. Aku hanya mengangguk dan mengikutinya, namun saat baru memasukki pintu, seketika langkahku terhenti, aku merasakan jantungku berdegup dengan kencang ketika aku mencium feromon yang memikatku. Hanya satu alasan yang membuatku seperti ini, mate ku ada disini.
"Kenapa Wangji?" kakakku bertanya karena mungkin bingung dengan keadaanku yang tiba-tiba terpaku dan terdiam.
Aku menatapnya "mate" jawabku singkat. Aku dapat melihat mata kakakku membulat karena terkejut dan seketika senyumnya melebar, dia langsung menepuk pundakku "kalau begitu apa yang kau tunggu Wangji? Carilah dia" ucapnya.
Aku hanya mengangguk dan mulai mengikuti instingku, melacak keberadaan mate ku dengan feromonnya yang hanya dapat dicium olehku. Ya! Feromon alpha atau omega hanya dapat tercium tanpa dicegah atau perintah bila dia adalah mate atau kami sedang masa rut / heat, lain cerita bila kita sengaja mengeluarkannya, biasanya ini dilakukan dengan tujuan untuk menundukkan pihak lawan, ah tapi ini hanya berlaku untuk alpha tentunya.
Feromon itu menuntunku melangkah menuju toilet pria dan disini aku menyimpulkan bahwa mate ku seperti kakakku yaitu omega pria. Tapi itu tidak menjadi masalah, kami sudah ditakdirkan dan karena dia omega yang sudah ditakdirkan pasti memiliki alpha, jadi bukan hal tabu lagi tentu saja. Dengan perlahan aku membuka pintu toilet dan seketika aku ditampar dengan aroma feromon mate ku tapi ada aroma lain yang mengusik, aroma kecut pahit, entahlah bagaimana mendeskripsikannya, tapi aku mengerti bahwa aroma ini mengatakan omega ku sedang ketakutan dan panik. Sisi alpha ku langsung memberontak, entah kenapa instingku mengatakan untuk membawanya masuk dalam dekapanku hingga tidak boleh ada siapapun yang dapat menyentuhnya selain aku. Oh God , perasaan ini adalah hal baru untukku. Aku merasa seperti anak kecil yang tidak ingin membagi permennya.
Kakiku langsung melangkah masuk dengan cepat dan disanalah aku melihat mate ku sedang dipeluk oleh alpha lain. Sisi alphaku ingin langsung bertindak tapi akal sehatku menahanku. Aku jelas tahu siapa dia tapi ada yang aneh. Dia adalah sepupu dari kakak iparku, seorang model terkenal dan aku tahu itu. Kami pertama bertemu di acara lamaran kakakku lalu berikutnya untuk menandatangani kontrak kerjasama dimana dia sebagai brand ambassador dari salah satu bidang usaha keluarga Lan. Dan beberapa kali bertemu secara tidak sengaja ketika aku sedang melakukan pengecekkan pemotretan untuk produk Lan yang akan di launch. Tapi satu hal yang pasti, Wei Wu Xian seharusnya bukan mate ku tapi ada apa dengan sekarang? Kenapa tiba-tiba aku dapat mencium feromonnya dan kenapa dia menjadi mate ku secara mendadak? Tidak! Ini jelas tidak masuk akal. Ada yang salah disini dan aku langsung dapat menyimpulkan kalau sosok yang kulihat itu bukan Wei Wu Xian yang ku kenal, dia bukan sepupu dari Jiang Wanyin, aku yakin itu dan aku tidak mungkin salah.
Ketika aku sibuk dengan pikiranku, sisi alphaku menarik kembali kesadaranku karena merasakan omega ku dalam keadaan sangat tidak baik-baik saja. Kali ini tanpa berpikir panjang, aku langsung menarik tangannya yang membuat pelukan mereka terlepas, aku langsung mendekapnya posesif dan tanpa di duga, omega ku tampak nyaman dalam pelukanku, bahkan dia tengah menikmati feromonku dengan menempelkan wajahnya di leherku, jiwa alphaku bersorak gembira.
Tapi itu hanya sebentar karena tiba-tiba omega ku pingsan, untuk pertama kalinya aku merasakan khawatir, aku merengkuhnya selembut mungkin dan bersamaan dengan itu aku mendengar suara calon kakak iparku.
"Astaga Wei Ying!" paniknya yang langsung mendekatiku "Lan Wangji? Wei Ying kenapa?".
Bukan menjawab justru aku bertanya padanya "dia siapa?" sambil menatapnya menuntut penjelasan. Aku bukan orang bodoh yang dapat dia kelabui atau omega ku ini yang mengambil identitas Wei Wu Xian tanpa diketahui keluarga Wei Wu Xian yang sebenarnya? Oh ayolah, aku tidak yakin omegaku seorang kriminal dan tatapan Jiang Wanyin mampu menjawab pertanyaanku, omegaku bukan kriminal tapi jelas ada sesuatu yang belum ku ketahui dan akan ku pastikan menuntut penjelasan. Aku menyadari situasi ketika Jiang Wanyin bertanya padaku "ah kau belum pernah melihatnya, dia sepupuku" tapi melirik sosok yang tadi memeluk omega ku, baiklah aku akan mengesampingkan hal ini dulu. Yang terpenting sekarang, keadaan omega ku tidak baik-baik saja, dia sakit dan aku tidak suka melihatnya seperti ini maka tanpa memperdulikan apapun lagi, aku langsung menggendongnya pergi bahkan aku sampai lupa tujuan awalku datang ke restaurant ini. aku hanya langsung membawanya masuk ke mobilku dan aku langsung memacukan mobilku menuju Rumah Sakit terdekat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless Revenge
FanfictionXiao Zhan yang sudah lelah dengan hidupnya memilih menyerah, namun seolah takdir tidak mengijinkannya untuk mati dan justru membuatnya diberikan pilihan untuk hidup sebagai orang lain. Wei Wu Xian, itulah identitas barunya yang membawa hidupnya menu...