Yibo

4.8K 626 30
                                    

Di salah satu kamar mewah yang masih berada di hotel tempat perayaan tuan besar Xiao digelar. Wei Wu Xian sudah pingsan cukup lama akhirnya mulai menggeliat kecil sehingga Lan Wangji dan Cangse Sanren yang berada di sampingnya mulai memfokuskan atensi pada Wei Wu Xian.

"Nak, sudah bangun sayang?" ucap Cangse Sanren lembut. Lan Wangji sendiri hanya menggenggam tangan Wei Wu Xian sambil mengelus kecil punggung tangan itu.

Kelopak mata Wei Wu Xian perlahan membuka dan saat melihat wajah khawatir ibu juga tunangannya, Wei Wu Xian tersenyum walau hatinya merasa bersalah "mom, Lan Zhan" lirihnya.

"Dimana yang sakit? Tadi dokter sudah periksa tapi hanya mengatakan kau terkena serangan panik. Apa yang kau khawatirkan, sayang? Bukankah kita sudah memprediksi hal ini saat sepakat hadir di acara itu?" Tanya Cangse Sanren yang masih khawatir.

Wei Wu Xian menghela nafas berat "maaf mom. Reaksi tubuhku hampir sama seperti pertama kali melihat Wang Yibo. Aku berusaha melupakan mereka tapi tubuhku terlalu pintar untuk merekam semuanya terlebih saat berhadapan dengan sikap dingin nyonya Wang yang menyudutkanku. Lintasan kesakitanku saat masih tinggal bersama mereka tiba-tiba membuatku ketakutan. Itu diluar kontrolku, maafkan aku. Apa aku mengacaukan pesta?"

Cangse Sanren mengelus kepala Wei Wu Xian dengan sayang "mungkin kacau tapi itu bukan karenamu, itu salah mereka sendiri. Yang penting sekarang, kamu sudah aman bersama kami dan mommy akan pastikan mereka tidak akan pernah berani mengusik anak mommy ini lagi"

"Terimakasih dan maaf mom" ucap Wei Wu Xian dengan berkaca-kaca, sungguh, kini hidupnya benar-benar berubah, kebahagiaan sudah bersamanya. Memiliki orangtua yang tulus mengasihinya dan tunangan yang begitu memujanya.

"No need sweetheart. Itu tugasku sebagai mommy mu" ucap Cangse Sanren sambil mencubit kecil hidung Wei Wu Xian "ah iya, mommy keluar dulu untuk memesan makanan untukmu. Wangji tolong jaga Xian Xian ya".

Lan Wangji mengangguk "pasti ma".

Setelah Cangse Sanren pergi, Lan Wangji mengecup tangan Wei Wu Xian sebelum meletakannya di pipinya "jangan sakit lagi" lirihnya.

Wei Wu Xian yang mendengar itu tersenyum kecil "maafkan aku sudah membuatmu khawatir. Kemarilah" tepuk Wei Wu Xian pada sisi ranjang yang tadi ditempati Cangse Sanren. Lan Wangji dengan segera mematuhi dan merebahkan tubuhnya di samping Wei Wu Xian. Dengan perlahan memposisikan tubuhnya agar dapat memeluk omeganya.

Dengan senang hati, Wei Wu Xian membalas pelukan Lan Wangji, membenamkan wajahnya pada dada bidang Lan Wangji "aaahh aku sangat menyukai aromamu, Lan Zhan. Rasanya aku betah terus seperti ini" gumamnya.

"Kalau begitu ayo menikah cepat" ucap Lan Wangji mantap "kita bisa lakukan ini setiap hari"

"Bukankah tanpa menikah kita bisa melakukan ini? Lihatlah sekarang" goda Wei Wu Xian.

Jawaban Wei Wu Xian langsung membuat Lan Wangji menunduk agar dapat menatap wajah Wei Wu Xian intens "apa aku ditolak?"

"Eish kalau aku menolak, status kita bukan tunangan saat ini Lan Zhan" elaknya.

Lan Wangji, "lalu kenapa kau tidak mau menikah denganku cepat?"

Wei Wu Xian mendongak dengan tatapan polosnya "aku harus bertemu dengan banyak pria dulu, siapa tahu ada yang lebih cocok dengan.. hahahahha Lan Zhan hahah lepasshh" belum selesai Wei Wu Xian selesai berbicara, Lan Wangji sudah menggelitiki perutnya.

"Bisa ulangi?" desis Lan Wangji masih menggelitiki Wei Wu Xian.

"Tidak hahaha ampun ampun Lan Zhan haha aku bercanda hah hah" melihat wajah Wei Wu Xian sudah merah, Lan Wangji menghentikan kelitikannya namun diganti dengan menggigit pundak Wei Wu Xian.

Bless RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang