Makan Malam (1)

4K 624 54
                                    

Ketika Lan Wangji turun dari mobilnya di sebuah lobby hotel mewah yang diketahuinya milik keluarga Wei itu, lampu blitz kamera segera menyambutnya karena acara perayaan ulang tahun ini dibuat semeriah mungkin dengan alasan bahwa ini terakhir kalinya tuan besar Xiao akan melakukannya.

Lan Wangji jalan dengan wibawa dan karismanya yang tidak pernah hilang menghiasi aura dinginnya, saat dirinya hampir masuk ke salah satu ballroom yang dijadikan tempat acara tersebut, alisnya sedikit berkedut mendapati semua orang seperti sudah hadir terlihat dari meja-meja yang sudah terisi oleh tamu. Walau mungkin itu adalah hal normal namun Lan Wangji tidak sebodoh itu karena sangat sering menghadiri pesta. Tamu cenderung memilih untuk datang terlambat. Berbeda dengan Lan yang masih memegang prinsip disiplin waktu.

Lan Wangji yang merasa janggal, tidak langsung masuk dan memilih berjalan menghampiri resepsionis.

"Selamat malam tuan, ada yang dapat kami bantu?" ucap resepsionis pria menyapanya ramah.

Lan Wangji mengangguk dan menunjuk banner yang menyatakan perayaan ulang tahun tuan besar Xiao "mulai jam berapa?"

"Jam 7 malam, tuan. Acara sudah dimulai setengah jam yang lalu" jawab resepsionis tersebut masih mempertahankan senyum ramah dan profesionalnya.

Lan Wangji mengepalkan tangan, ada yang direncanakan oleh pemilik acara, tapi dirinya masih belum mengerti apa dan kenapa. Lan Wangji segera berlalu setelah mengucapkan terimakasih dan berusaha menghubungi Wei Wu Xian namun nihil.

Lan Wangji kembali membuka undangannya, dalam undangan miliknya, jelas tertulis bahwa acara dimulai pukul 8 malam. Mencoba mencari tahu lebih dalam, Lan Wangji kini memutuskan untuk kembali menuju ballroom dan memasukinya.

Keanehan lain bagi Lan Wangji adalah ketika dirinya masuk dan menunjukkan undangannya, dirinya langsung diarahkan ke meja paling depan. Meja yang berbeda dengan tamu yang lain, yang diyakininya sebagai meja khusus untuk tamu besar.

Bila meja lain adalah meja bundar, dirinya diarahkan ke meja sangat panjang yang mampu menampung 20 orang sekaligus seperti acara makan kerajaan dimana hanya terdapat 1 kursi singgasana khusus dan tentunya sudah ditempati oleh tuan besar Xiao. Hanya di meja ini saja yang masih belum terisi penuh, masih tersisa 7 kursi kosong.

Lan Wangji berusaha mengontrol ekspresinya yang merasa kesal dengan permainan yang masih mengusiknya. Dirinya diarahkan pada salah satu kursi kosong yang membuatnya semakin merasa marah, dirinya duduk berhadapan langsung dengan Wang Yibo yang disampingnya terdapat kedua orangtuanya. Apa maksudnya ini? Lan Wangji benar-benar ingin memukul siapapun yang telah berani mempermainkannya, salah! Lan Wangji sangat paham bahwa ini bukan untuknya melainkan untuk Wei Wu Xian.

"Apa maksud semua ini, tuan Xiao" Lan Wangji masih enggan untuk duduk memilih untuk menatap dingin kearah tuan besar Xiao yang duduk di tengah-tengah meja bersebelahan dengan tuan Wang di sisi kirinya dan putra tuan Xiao beserta keluarganya di sebelah kanannya.

Tuan besar Xiao yang sedang fokus berbicara dengan putranya langsung menoleh pada Lan Wangji dan dengan senyum mengembang "tuan muda Lan kedua, selamat datang dan terimakasih banyak sudah berkenan untuk hadir di pesta kecilku"

Lan Wangji menunjukkan keramah tamahannya dan masih memasang tatapan datar "apa tuan Xiao yang mengatur acara ini?"

Tuan besar Xiao menautkan alis mendapat respon dingin Lan Wangji namun memilih tersenyum dan menggeleng "bukan saya tapi beruntungnya saya karena tuan Wang juga istrinya bersedia mengatur ini semua untuk saya. Apakah ada sesuatu yang mengganggu anda, tuan muda Lan? Apa anda keberatan duduk dengan kami?" Tanya tuan besar Xiao hati-hati, bagaimana pun keluarga Lan menempati posisi kedua berdasarkan kekayaan setelah keluarga Wei yang berada di puncak piramida para pengusaha.

Bless RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang