Sebelum membaca cerita, author ingin mengucapkan HAPPY EID MUBARAK bagi kalian yang merayakan. Maafkan kesalahan author walau kita hanya kenal disini tapi tidak menutup kemungkinan berbuat salah sama kalian. Jadi mohon maaf lahir dan batin ya ^_^
------------
"Begitulah ceritanya" Wang Yibo menghela nafas berat setelah menceritakan kisah berdasarkan sudut pandangnya tanpa berani menatap Wei Wu Xian dan Lan Wangji yang terdiam menyimak tanpa menyela "aku tidak membenarkan apa yang sudah ku lakukan. Aku sadar bahwa kejadian hina itu tidak sepenuhnya salah orangtuaku, aku turut andil disana ketika aku mendapatkan kesadaranku sendiri, ku akui aku brengsek karena kalah dengan nafsuku sendiri dan karena hal itu pula lah aku melepaskanmu pergi, Zhan. Aku sadar bahwa bukan aku yang bisa membahagiakanmu. Sudah terlalu banyak luka yang ku torehkan padamu dan kata maaf tidak akan mampu menghilangkan itu. Tapi aku tetap ingin meminta maaf dan ku harap kau mengerti bahwa aku tidak pernah membencimu, Zhan" lirih Wang Yibo.
Wei Wu Xian menatap sendu pada Wang Yibo, bukan karena masih memiliki perasaan namun empati "kau memang brengsek, Yibo. Kau tahu? Sebenarnya kau bisa melakukan sesuatu tanpa harus memilih antara aku atau orangtuamu saat itu, bila saja kau benar-benar mencintaiku, Yibo. Karena kalau kau sungguh mencintaiku, kau tidak akan mampu membiarkanku terus terpuruk dalam kubangan menyakitkan. Kau bisa saja tidak hanya diam menyaksikan. Sadarkah kau bahwa hartaku itu jatuh padamu bukan orangtuamu? Kau sesungguhnya memiliki kuasa. Bisa saja kau mengajakku pindah dari rumah itu atau memindahkan orangtuamu di rumah baru, setidaknya tidak menjadikan kami satu atap. Kau tidak perlu memilih hanya perlu memberi pengertian pada orangtuamu. Bila saat itu kau melakukan itu, kau tidak menyakitiku dan juga tidak durhaka pada orangtuamu. Kau memiliki kuasa itu tapi kau memilih diam, Yibo. Darisana sebenarnya sudah cukup kita semua menyimpulkan bahwa kau tidak pernah mencintaiku. Kau mungkin menganggapku dan terbiasa dengan keberadaanku tapi itu semua bukan cinta. Kau hanya sedang bersimpati".
"Aku sudah tidak marah, aku bahkan tidak memiliki perasaan apapun lagi pada kalian, kalian masa laluku dan Yibo..." ucapan Wei Wu Xian membuat Wang Yibo mendongak menatapnya "aku sudah memaafkanmu" senyumnya pada sang mantan suami.
"Aku tidak menyalahkanmu namun juga tidak membenarkan. Kau memang bersalah. Tapi aku juga mengerti bahwa saat itu memang kau belum memiliki mental untuk berumah tangga, sama sepertiku. Jadi mari kita lupakan masa lalu itu, cukup jadikan pembelajaran dan bukalah lembaran baru" lanjut Wei Wu Xian.
Wang Yibo tersenyum kecil "ya, membuka lembaran baru. Terimakasih, Zhan"
Wei Wu Xian menggeleng "aku juga berterimakasih, bila tanpa kejadian itu, mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan keluargaku sekarang dan tentunya tidak mungkin aku bersama dengan sosok alpha yang begitu mencintaiku. Setelah ku pikir-pikir, bila aku harus melewati penderitaan itu demi kebahagiaanku sekarang, aku rela. Jadi, terimakasih padamu, Yibo".
Wang Yibo melirik Lan Wangji yang setia bungkam sambil bersedekap dada menyandar pada kepala ranjang "apa kau bahagia dengan tuan Lan?" tanya Wang Yibo pada Wei Wu Xian dan pertanyaan itu berhasil membuat Lan Wangji menatap datar Wang Yibo.
Wei Wu Xian tersenyum dan meraih tangan Lan Wangji untuk digenggamnya "sangat. Aku sangat bahagia. Lan Zhan memperlakukanku seolah aku ini nyawanya, bagaimana mungkin aku tidak bahagia?" Lan Wangji yang mendengar itu tersenyum tipis dan tanpa malu menarik tubuh Wei Wu Xian masuk dalam dekapannya "kau memang nyawaku" gumam Lan Wangji sambil mengecup puncak kepala Wei Wu Xian.
Wang Yibo tersenyum tulus melihat itu walau hatinya berdenyut. Entahlah, Wang Yibo merasa bahwa dirinya benar jatuh cinta pada Wei Wu Xian namun Wei Wu Xian mengatakan bahwa itu hanyalah rasa simpati. Lalu, apakah rasa simpati dapat membuat hatimu terluka ketika melihat dia bersama orang lain tengah berbahagia?
"Ku rasa ikatan mate memang sekuat itu" gurau Wang Yibo mencoba menepis rasa sesak di dadanya.
"Ya, kau harus mencari mate mu" balas Wei Wu Xian "dan pastikan kau tahu namanya nanti"
Wang Yibo tertawa kecil "tentu saja, kalau nanti bertemu lagi itu sudah menjadi pertemuan ketiga"
"Perbaiki hati dulu" ucap Lan Wangji pada Wang Yibo setelah sekian lama seolah tidak menggubris keberadaannya.
Wang Yibo mengangguk "aku tahu, dia juga mengatakan bahwa hatiku harus bebas dari masa lalu dulu barulah mendekatinya. Jangan khawatir. Bila memang dia jodohku, tentunya aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Ya walaupun bukan jodohku, siapapun mereka yang menjadi jodohku nanti, aku tidak akan masuk ke lubang yang sama"
"Berbahagialah Yibo seperti aku yang sudah bahagia sekarang" ucap Wei Wu Xian dengan menyunggingkan senyum tulusnya.
"Bolehkah aku memelukmu? Sebagai tanda akhir kisah kita sebagai pasangan namun tanda awal sebagai sahabat" pinta Wang Yibo.
"Tidak" bukan Wei Wu Xian yang menjawab melainkan Lan Wangji. Seolah tidak terima, Lan Wangji semakin mengeratkan pelukannya pada Wei Wu Xian membuat Wei Wu Xian tergelak.
"Calon suamiku ini memang sangat posesif dan cemburuan" kekehnya, tapi tak urung dirinya berusaha melepaskan pelukan Lan Wangji "ijinkan aku oke? Hanya sebatas sebagai tanda damai" bujuk Wei Wu Xian.
Lan Wangji menghela nafas berat lalu mengangguk "jangan lama" peringatnya.
Wang Yibo langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Wei Wu Xian di ranjangnya, tanpa banyak kata langsung memeluk Wei Wu Xian "aku bersyukur mengenalmu dan aku menyesal telah menyakitimu. Berbahagia selalu, Zhan. Aku menyayangimu entah sebagai apa aku tak tahu tapi anggaplah aku kakakmu. Bila suatu hari tuan Lan menyakitimu, kau bisa mencariku dan dengan senang hati aku akan memberinya pelajaran"
Belum Wei Wu Xian jawab, tubuhnya sudah ditarik oleh Lan Wangji "terlalu lama" ucap Lan Wangji tidak suka.
Wang Yibo tertawa kecil melihat itu dan ya! harus Wang Yibo akui, Lan Wangji terlihat begitu memuja Wei Wu Xian dan tatapan mata Lan Wangji sudah sangat menjelaskan bahwa dirinya bahkan rela menghancurkan dunia bila dunia kembali menyakiti omeganya. Satu hal pasti yang tidak mampu Wang Yibo lakukan pada Wei Wu Xian.
"Baiklah aku pamit. Mendapatkan maafmu sudah cukup membuatku berani mengangkat wajah untuk kembali membuka lembaran hidup yang baru. Berbahagialah selalu, Wei Wu Xian" ucap Wang Yibo dan kali ini tidak lagi menggunakan nama 'Zhan'.
Mengerti maksud Wang Yibo, Wei Wu Xian mengangguk "pasti. Harapan yang sama dariku untukmu, Yibo ge"
Wang Yibo tersenyum mendengar sebutan 'ge' keluar lagi dari bibir Wei Wu Xian. Dengan tekad kuat, Wang Yibo perlahan meninggalkan sejoli itu.
***
Setelah pergi dari kediaman Lan Wangji, Wang Yibo kini tengah menikmati angin sejuk di taman kota. Perasaan lega menyeruak di hatinya. Beban berat yang selama ini mengganjal telah terangkat hampir seutuhnya. Tinggal satu lagi masalah yang harus dituntaskan agar dirinya benar-benar lepas dari jerat masa lalu. Orangtuanya.
"Yibo?" panggil seseorang membuyarkan pikirannya. Wang Yibo langsung mencari sumber suara itu dan saat menemukannya, dirinya tersenyum kecil. Sangat kecil sampai tidak terlihat.
Sosok itu menghampiri Yibo dan ikut mendudukkan diri di kursi panjang taman itu "ternyata benar itu kau" kekehnya.
Alis Wang Yibo terangkat "kau mengikutiku?"
"Percaya diri sekali anda tuan Wang. Aku sedang melakukan gladiresik disana" tunjuknya mengarah ke satu panggung besar di tengah taman.
"Gladiresik?" tanya Wang Yibo penasaran.
Sosok itu mengangguk "acara kecil yang diadakan untuk memeriahkan malam minggu. Kau orang lama disini masa tidak tahu?"
Wang Yibo mengendikkan bahu acuh "itu bukan hal penting yang harus diketahui"
"Ya ya ya" jawab sosok itu malas "baiklah kalau begitu aku pamit" sosok itu berdiri hendak meninggalkan Wang Yibo sampai langkahnya terhenti ketika Wang Yibo berucap.
"Jadi siapa namamu?"
Sosok itu berbalik badan menghadap Wang Yibo dan tersenyum "Sean. Salam kenal Wang Yibo"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless Revenge
FanfictionXiao Zhan yang sudah lelah dengan hidupnya memilih menyerah, namun seolah takdir tidak mengijinkannya untuk mati dan justru membuatnya diberikan pilihan untuk hidup sebagai orang lain. Wei Wu Xian, itulah identitas barunya yang membawa hidupnya menu...