"Ah iya sayang, pria tampan itu namanya Lan Xichen dan berstatus tunangan Wanyin" Cangse Sanren menjelaskan pada anaknya karena anaknya yang sekarang jelas tidak tahu.
Lan Xichen tersenyum ramah "adik Wei. Aku cukup terkejut ternyata benar-benar keajaiban itu ada" ucapnya cukup hati-hati karena sedang berada di tempat umum.
Wei Wu Xian tersenyum canggung karena masih merasa asing "i..iya"
Lan Xichen reflek mengusap puncak kepala Wei Wu Xian "kami semua ada untukmu, jangan takut, kau sepupu tunanganku, anggap aku sebagai kakakmu, kapanpun kau memerlukan bantuanku, jangan sungkan adik Wei"
Wei Wu Xian sempat tegang karena sentuhan yang tiba-tiba, namun ucapan hangat Lan Xichen membuatnya berkaca-kaca, lagi! Kehangatan yang didapatkan dari sekelilingnya membuatnya merasa bersyukur. Sungguh dirinya merasa amat bahagia dan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya benar-benar berubah.
Jiang Cheng yang melihat Wei Wu Xian hampir menangis, memeluknya "jangan salah sangka, aku memelukmu karena ingin mengatakan jangan menangis disini. Kau bukan orang yang cengeng! Kau itu kuat! Mengerti? Eish kau membuatku sangat malu, jangan buat bajuku basah"
Wei Wu Xian sontak tertawa "kau yang memelukku dan kau melarangku membuat pakaianmu basah. Aku jadi tergoda menempelkan ingusku disana"
Jiang Cheng langsung melepas pelukan dan mendelik "jorok dasar"
Wei Wu Xian, "baiklah terimakasih berniat menghiburku haha dan Xichen ge terimakasih"
Lan Xichen tersenyum "tidak perlu sungkan seperti itu, kita keluarga"
"Sudah – sudah , sebaiknya kita makan, makanannya akan dingin kalau tidak" ucap Wei Changze untuk memecah suasana melankolis keluarganya.
"Ah benar, sayang ini, makan yang banyak" Cangse Sanren menyodorkan beberapa lauk pada Wei Wu Xian.
Wei Wu Xian tersenyum "mom juga makan, jangan membuatku gendut, aku harus menyiapkan diri menjadi model lagi mom"
Cangse Sanren, "aiya kau makan banyak pun tetap kecil saja, jangan khawatir. Kalau mereka menolakmu menjadi model, katakan pada daddy mu biar dia yang urus"
"Hahaha apa itu ancaman? Maka akan semakin takut mereka menerimaku kembali" kekeh Wei Wu Xian.
Drrt Drrt
"Maaf, ijin angkat telpon sebentar" ucap Lan Xichen sambil berdiri berjalan keluar restaurant Chinese food di China Town itu.
"Ibu aku ingin ke toilet sebentar ya" Wei Wu Xian juga meminta ijin karena memang kebetulan dirinya ingin buang air kecil.
***
Wei Wu Xian sedang menatap dirinya di cermin yang berada di toilet dan terus menerus mengambil dan membuang nafas berusaha tersenyum, sejujurnya tanpa semua orang sadari, dirinya sulit untuk menjadi ceria dan cerewet karena itu bukan karakternya dulu yang cenderung diam dan menjauh dari kehidupan sosial. Tidak jarang Wei Wu Xian merasakan sedikit gemetar ketika berbincang dengan orang baru.
"Wei Wu Xian?" suara seseorang memanggil dari arah belakang. Wei Wu Xian langsung menoleh dan menatap bingung pada sosok yang seperti mengenalnya. Dan tubuh Wei Wu Xian kembali gemetar ketika orang yang baginya asing itu mendekat. Dirinya takut dan khawatir.
Alpha muda itu melangkah semakin cepat dan langsung memeluk Wei Wu Xian lembut "astaga Wu Xian, kau kemana saja? aku merindukanmu" tubuh Wei Wu Xian menegang sempurna, keringat dingin sudah mengucur. Dirinya hanya pernah dipeluk oleh keluarganya dan Wang Yibo, tapi bukan orang asing seperti sosok yang tengah memeluknya.
Alpha yang memeluk Wei Wu Xian merasa aneh dan melepaskan pelukannya "hei kau kenapa? Kau sakit? Kenapa keringatmu begitu deras dan tubuhmu bergetar?" ucap alpha itu khawatir.
Wei Wu Xian masih membeku, otaknya seolah tidak berfungsi dengan baik dan dia berpikir mungkin dirinya bisa tumbang sebentar lagi sebelum sebuah tangan kekar menariknya dan untuk kedua kalinya di waktu yang berdekatan, Wei Wu Xian masuk ke dalam pelukan lain. Tapi kali ini entah dorongan darimana, wajah Wei Wu Xian dibenamkan di ceruk leher alpha baru yang memeluknya, mencium feromon alpha yang membuatnya rileks seketika dan seketika itu pula kesadarannya hilang.
"Astaga Wei Ying!" pekik Jiang Cheng yang menyusul Wei Wu Xian karena merasa terlalu lama di toilet dan malah menemukan sepupunya pingsan di dekapan seseorang.
"Lan Wangji? Wei Ying kenapa?" tanya Jiang Cheng panik pada alpha yang kini diketahui bernama Lan Wangji itu.
Lan Wangji tidak menjawab dan menatap teduh pada Wei Wu Xian "dia siapa?" tanya Lan Wangji pelan menatap Jiang Cheng tajam.
Jiang Cheng melirik sesosok alpha lagi disana "ah kau belum pernah melihatnya, dia sepupuku"
Lan Wangji mengernyit karena aneh dengan kata-kata Jiang Cheng, secara jelas Jiang Cheng tahu bahwa Lan Wangji dan Wei Wu Xian pernah bertemu di acara lamaran Lan Xichen ke keluarga Jiang. Tapi Lan Wangji berpikir mungkin ini bukan saat yang tepat untuk bertanya, maka dirinya langsung menggendong Wei Wu Xian untuk keluar dari toilet.
Jiang Cheng menoleh menatap alpha lain disana "kau siapa?"
Alpha itu tersenyum kikuk "saya Wen Ning, sahabat Wei Wu Xian di kampus. Kita pernah bertemu di apartment mu tuan muda Jiang"
Jiang Cheng, "benarkah?"
Wen Ning mengangguk "saya cukup sering kesana untuk mengerjakan tugas atau bermain dengan Wu Xian tapi memang hampir selalu saat tuan muda Jiang tidak dirumah, Wu Xian bilang, tuan muda Jiang tidak suka kebisingan"
Jiang Cheng mengangguk "lalu apa yang kau lakukan tadi? Seperti ada yang terjadi antara kau dan Wei Wu Xian juga Lan Wangji?"
"Saya tidak mendapat kabar apapun dan tahu-tahu Wu Xian cuti selama setahun penuh membuatku cemas, saya coba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif, maka dari itu saat tadi melihatnya disini saya langsung memeluknya tapi dia seperti sedang sakit. Kalau soal tuan muda Lan, saya kurang mengerti" jawab Wen Ning.
"Tapi kan dia sudah masuk kuliah lagi 6 bulan lalu" Jiang Cheng menatap Wen Ning curiga.
Wen Ning mengangguk "benar, tapi ini saya baru selesai internship , itu sebabnya saya tidak ke kampus selama itu juga"
Jiang Cheng menganggap jawaban Wen Ning masuk akal, jadi dirinya hanya mengangguk "Wei Wu Xian mengalami kecelakaan dan sempat dirawat di Rumah Sakit di China karena koma, saat bangun Wei Wu Xian kehilangan sebagian memori nya, jadi harap di maklum bila dia melupakan mu"
Mata Wen Ning membola "astaga Wu Xian! Lalu bagaimana kesehatannya sekarang? Apa baik? 6 bulan kuliah sendirian pasti dia kebingungan, astaga. Untung angkatan kami semua sedang melakukan intern kalau tidak pasti berat bertemu dengan teman-teman yang lain tapi dia bahkan tidak ingat apapun" Wen Ning mengusap wajahnya kasar.
Jiang Cheng memasang wajah prihatin "ya, karena sekarang kau tahu, maka aku titip sepupuku itu ketika di kampus. Dia masih shock sehingga menjadi lebih pendiam karena merasa asing dengan orang dan lingkungan di sekitarnya tapi dia takut bersuara karena khawatir dianggap aneh, jadi mohon bantuannya"
Wen Ning mengangguk "tanpa diminta saya pasti akan membantunya, dia sahabatku. Besok minggu saya akan ke apartment tuan muda Jiang untuk menemuinya kalau begitu, agar setidaknya dia sedikit nyaman dengan saya bila saya nanti terus berada di dekatnya"
"Wei Wu Xian sudah tidak bersamaku di apartment, dia bersama orangtuanya di mansion Wei, ini kartu namaku, kau bisa hubungi aku nanti untuk meminta alamatnya" ucap Jiang Cheng sambil memberikan kartu namanya.
Wen Ning, "baiklah, terimakasih tuan muda Jiang"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless Revenge
FanfictionXiao Zhan yang sudah lelah dengan hidupnya memilih menyerah, namun seolah takdir tidak mengijinkannya untuk mati dan justru membuatnya diberikan pilihan untuk hidup sebagai orang lain. Wei Wu Xian, itulah identitas barunya yang membawa hidupnya menu...