Selang beberapa saat, Lan Wangji membuka matanya dan tersenyum kecil saat melihat Wei Wu Xian tengah memejamkan mata juga dengan kikuknya. Lan Wangji melepas ciuman itu dan memberikan jarak sedikit tapi bahkan Wei Wu Xian tidak sadar dan masih memejamkan matanya membuat Lan Wangji terkekeh.
"Apa kau ingin aku melanjutkannya?" bisik Lan Wangji di telinga Wei Wu Xian. Seketika mata Wei Wu Xian terbuka dan wajahnya kembali memerah seperti kepiting rebus.
Wei Wu Xian langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya "kau mencuri ciuman pertamaku, Lan Zhan" gerutunya pelan.
Lan Wangji yang mendengar itu sempat tertegun namun perasaan senang menjalar di hatinya, Lan Wangji langsung meraih tubuh Wei Wu Xian untuk masuk ke dekapannya sehingga kini wajah Wei Wu Xian terbenam di dada bidangnya.
"Tapi ku lihat kau menikmatinya" goda Lan Wangji.
Wei Wu Xian dengan kesal mendongak untuk dapat menatap Lan Wangji, menampilkan wajah garangnya yang justru terlihat menggemaskan sehingga Lan Wangji lagi-lagi tertawa kecil yang mengundang keterkejutan berulang bagi penonton disana.
"Aku sedang marah kenapa kau malah tertawa?" protes Wei Wu Xian.
"Lalu aku harus bagaimana, hm?" tanya Lan Wangji lembut tapi semakin mengeratkan pelukannya.
Wei Wu Xian mencebik "kau harusnya minta maaf karena sembarangan mencuri ciuman pertamaku eish! Kau harusnya meminta ijin dulu padaku!" bentak Wei Wu Xian yang lagi tidak terlihat menyeramkan.
Lan Wangji tersenyum dan mengangguk "baiklah kalau begitu, Wei Ying bolehkah aku menciummu?"
Wei Wu Xian berusaha melepas pelukan Lan Wangji namun sulit, akhirnya hanya memukul dada Lan Wangji "kau sudah mencuri dulu baru mengatakannya! Sekarang untuk apa lagi minta ijin? Kau tidak bisa mengembalikan ciuman pertamaku juga"
"Oh jadi mulai sekarang aku bebas menciummu? Begitu?" lalu dengan cepat mengecup kembali bibir Wei Wu Xian. Sepertinya menggoda Wei Wu Xian sekarang menjadi hobi baru seorang Lan Wangji.
Wei Wu Xian membeku sesaat "kenapa kau selalu melakukannya duluan tanpa menunggu jawabanku? Sejak kapan tuan Lan Wangji menjadi mesum hah?" protes Wei Wu Xian.
Lan Wangji menggendikan bahu "sejak aku bertemu mate ku yang nakal" jawabnya tanpa merasa berdosa.
Mata Wei Wu Xian membulat "sejak kapan tuan Lan Wangji menjadi frontal?"
Lan Wangji mencodongkan wajahnya mendekati wajah Wei Wu Xian sehingga reflek membuat punggung Wei Wu Xian terdorong ke belakang karena Wei Wu Xian berusaha menghindarinya "sejak kau memancingku" bisik Lan Wangji.
Masih dengan posisi ambigu itu, Wei Wu Xian mencengkram kerah coat Lan Wangji karena dirinya takut jatuh bila sewaktu-waktu tangan Lan Wangji melepas pinggangnya "ka.. kau pikir kau ikan sampai perlu dipancing?" gugup Wei Wu Xian.
Lan Wangji mendekatkan bibirnya ke ujung bibir Wei Wu Xian tanpa disentuhkan "kau menantangku Wei Ying. Kau tahu? Kau sudah membangunkan jiwa ku yang lain" desisnya.
Wei Wu Xian reflek menoleh hingga tanpa sengaja bibirnya menyentuh bibir Lan Wangji, wajahnya semakin memerah, degup jantungnya tidak karuan "ka.. kau berkepribadian ganda?" cicitnya polos.
Lan Wangji, "hm? Kau bahkan tidak memalingkan wajahmu ketika bibir kita bersentuhan seperti ini? kau menyukainya?"
"Lalu aku harus bagaimana, kau menahan pinggangku, dan sekarang posisiku seperti ini, kalau kau ku dorong, aku jatuh. Aku bahkan sudah merasakan pegal di pinggang dan leherku. Jadi bisakah kita sudahi ini sekarang?" ucap Wei Wu Xian yang kini sudah kesal karena terus di goda Lan Wangji.
Lan Wangji ber smirk "tentu tapi kita akan melanjutkannya nanti"
Wei Wu Xian menggeleng "tidak mau" jawabnya mantap.
Lan Wangji ikut menggeleng "hm kau tidak bisa menolak atau biar kita tetap seperti ini sayang"
Wei Wu Xian menoleh ke arah para kru "apakah ada yang bisa membantuku?" tanyanya pada orang-orang disana yang asyik menonton mereka. Lan Wangji hanya melirik sambil menaikkan alisnya singkat, namun cukup membuat para kru disana menggeleng.
Wei Wu Xian mendengus kesal "baiklah baiklah sekarang lepaskan aku Lan Zhan"
Lan Wangji, "apa yang baiklah?"
Wei Wu Xian, "keinginanmu, puas?"
Lan Wangji mengangguk kecil "keinginanku adalah kau. Kau milikku. Hanya aku yang boleh menyentuhmu, tidak yang lain tanpa persetujuanku. Mengerti?"
"Apa aku punya pilihan untuk berkata tidak?" jengah Wei Wu Xian.
Lan Wangji menggeleng "tidak"
Wei Wu Xian menghela nafas "okay aku milikmu setelah sah pastinya"
Lan Wangji, "setengah tahun lagi kita menikah. Aku sudah melamarmu pada orangtuamu. Kita bukan lagi hanya sepasang kekasih sekarang. Tapi kau tunanganku saat orangtuamu menerima lamaranku"
Mulut Wei Wu Xian menganga dengan mata melotot "kapan kau melamarku? Kapan kau menemui orangtuaku? Kenapa aku tidak tahu? Dan bisakah kita berdiri normal dulu, pinggangnya mulai kram"
Lan Wangji mendirikan tubuh Wei Wu Xian sambil memijat sedikit bagian pinggang Wei Wu Xian "aku menemui mereka sesaat setelah aku tiba disini dengan kau yang sibuk pemotretan dengan pria lain"
"Bukankah lamaran itu harusnya ada aku disana? Kau curang! Tidak sah itu!" protes Wei Wu Xian "sakitnya sebelah sini" reflek Wei Wu Xian menggeser tangan Lan Wangji ke sisi pinggang yang sakit karena sedari tadi Lan Wangji memijat pelan.
Lan Wangji tidak bisa tidak tersenyum dengan tingkah Wei Wu Xian "itu sah selama orangtuamu setuju. Lagipula sedari tadi mereka melihat kita disini"
Wei Wu Xian langsung menoleh mencari sosok orangtuanya dan benar kata Lan Wangji, orangtuanya ada di belakang cameraman sedang berangkul ria dan di samping mereka bahkan ada Jiang Cheng dan Lan Xichen.
Wei Wu Xian langsung menunduk malu dan membuka coat Lan Wangji untuk dapat bersembunyi disana, di dekapan Lan Wangji. Lan Wangji tentu dengan senang hati memeluknya.
"Apa kau tidak punya malu, Lan Zhan?" cicitnya malu
Lan Wangji mengusap lembut punggung Wei Wu Xian "tidak malu bila membuat seluruh dunia tahu kau itu milikku"
Wei Wu Xian, "ck! Bawa aku pergi darisini. Aku malu"
Lan Wangji langsung menggendong Wei Wu Xian bridal style membuat Wei Wu Xian memekik dan langsung mengalungkan tangannya di leher Lan Wangji "apa yang kau lakukan?"
"Membawamu pergi?" jawab Lan Wangji sambil mulai berjalan kearah orangtua Wei Wu Xian dan kakak juga calon kakak iparnya.
Wei Wu Xian menghela nafas kasar, pasrah karena sifat diktator Lan Wangji. Untung saja Lan Wangji adalah mate nya, kalau tidak, mungkin Wei Wu Xian sudah mencoba mencabik Lan Wangji karena seenaknya menyentuhnya.
Lan Wangji menurunkannya tepat di depan Wei Changze dan Cangse Sanren. Wei Wu Xian langsung memeluk keduanya dengan histeris "Dad. Mom"
Cangse Sanren tertawa "setelah bermesraan baru sadar kalau orangtuamu disini hm?"
Wei Wu Xian mencebik "jangan menggodaku mom. Dad, Lan Zhan menciumku. Itu ciuman pertamaku, marahi dia"
"Begitukah? Ekhem Lan Wangji kau berani sekali. Kau harus tanggung jawab pada putraku ini" ucap Wei Changze pura-pura menatap tajam Lan Wangji. Wei Wu Xian mengangguk senang belum menyadari ucapan daddy nya.
"Tentu, itu sebabnya saya melamarnya. Saya akan bertanggung jawab dengan menikahinya" ucap Lan Wangji mantap. Lan Xichen dan Jiang Cheng hanya tersenyum geli dengan kepolosan Wei Wu Xian.
Wei Changze dan Cangse Sanren saling melempar tatapan dan berkedip senang.
"Ya, kau sudah berani memperawani bibir putraku yang cantik ini, maka kita tinggal mencari tanggal baiknya" ucap Cangse Sanren antusias yang akhirnya baru disadari Wei Wu Xian.
"MOM. DAD!!" pekik Wei Wu Xian.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bless Revenge
FanfictionXiao Zhan yang sudah lelah dengan hidupnya memilih menyerah, namun seolah takdir tidak mengijinkannya untuk mati dan justru membuatnya diberikan pilihan untuk hidup sebagai orang lain. Wei Wu Xian, itulah identitas barunya yang membawa hidupnya menu...