"Terimakasih, sudah menerima saya kembali" ucap jeffrey tersenyum
"Tidak.., aku yang kekanak-kanakan selama ini" bantah yulia sambil menatap cahaya ibu kota
"Sejujur nya saya juga cukup egois, meski anda bilang bahwa anda menderita pun, saya menolak untuk mencari tahu" balas jeffrey
"Saya takut.. kalau saya tahu, perasaan bersalah akan membuat saya tak bisa menggenggam tuan putri" ucap pria itu membuat yulia menoleh dan menatap nya.
"Tapi saat anda menerima saya, saya lebih takut karena tak rahu penderitaan anda" lanjut pria itu lalu membalas menatap yulia.
"Kau benar, lebih baik kau tak tahu, itu sangat mengerikan" ucap yulia
"Meski begitu, bisakah anda membagikan nya pada saya?" Tanya jeffrey
"Akan ku ceritakan kalau kau mengubah cara bicaramu" celetuk yulia tersenyum
"Akan ku lakukan" balas jeffrey langsung
"Yulia, tolong ceritakan padaku.. penderitaan mu selama ini" ucap pria itu serius
"Aku..."
"....memimpikan mu. Bersama gadis itu. Tiap malam. Tanpa jeda. Rasanya aku memimpikan keseluruhan novel" ucap yulia memulai ceritanya, membuat jeffrey cukup terkejut.
"Kalian tampak cocok, dan aku membenci diriku sendiri karena itu"
"Aku yang mengubah jalur cerita nya, aku yang mencintai mu, dan aku yang membuatmu mencintaiku"
"Awalnya aku menyalahkan diriku sendiri karena merusak semua nya, lalu aku mulai berpikir bahwa itu salah mu karena mencintai ku"
"...hingga, aku mulai membenci wanita itu, dan ada saat di mana aku ingin dia mati agar jalur cerita tak kembali menjadi semula"
"Saat sadar.. semua sudah terlambat, aku merasa terlalu masuk ke dalam kegelapan, dan jijik pada diriku sendiri"
"Kak johnny membantuku menghilangkan mimpi itu, tapi malah berakhir buruk, meski begitu efek samping nya aku sudah jarang memimpikan mu"
"Lalu saat itu datang berita kalau kepala musuh sudah berhasil di penggal. Sejak saat itu aku sudah tak bermimpi lagi"
"Aku merasa buruk karena lega akan berita itu" yulia meneteskan air matanya dan menatap pria itu nanar.
Jeffrey segera menarik gadis itu dalam pelukan nya. Darimana semua ini menjadi salah?. Ini semua salah nya karena terlalu terburu buru menyelesaikan sesuatu.
"Maaf, maafkan aku.... mendengar nya saja sudah membuatku merasakan bagaimana menderitanya dirimu saat itu" ujar pria itu mengeratkan pelukan nya.
Baju nya sudah basah oleh tangisan gadis itu. Lagi lagi, dia membuat wanita nya menangis. Seperti dugaan nya, rasa bersalah langsung datang membanjiri pikiran nya.
"Maaf.. aku.. sungguh.., aku takkan meninggalkan mu lagi, sedetik pun.. aku akan selalu berada di sisimu" ucap jeffrey
Yulia membenamkan badan nya pada dada pria itu. Perkataan jeffrey mampu membuat hatinya merasa lega. Rasanya seperti batu yang membebani nya selama ini copot.
📜📜📜
"Selamat malam, putri"
Yulia menoleh saat leon memanggil nya. Pria itu tampak berjalan ke arah nya yang sedang menuju kamar nya.
"Ah.. pangeran, selamat malam" balas yulia menunjukkan senyum bisnis nya
"Ada apa sampai menjenguk saya malam malam?" Tanya yulia
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming The Male Lead
Ficção Históricapadahal aku hanya ingin hidup tenang sebagai putri kerajaan di sini!!