6. PERAN?
"Yaampun, ini Jamal kenapa gak mau makan daging ayam ya? padahal udah di potong kecil-kecil."
Chika yang barusan saja turun dari tangga rumah kakeknya, tak sengaja mendengar suara Zee dari arah kiri. Dia menoleh, dan melihat Zee dan Christy tengah berdiri menghadap depan, membelakangi dirinya.
"Lagi puasa mungkin si Jamal nya, Zee," kata Christy menatap hewan peliharaan mereka---
---Kecoa.
"Chika." Aya yang baru saja keluar dari kamarnya kini berjalan mendekati Chika. Gadis yang memakai sweater biru tua itu masih berdiri di ujung tangga.
"Kamu mau kemana?" tanya Aya begitu sudah berdiri di depan Chika.
"Ke rumah."
"Kenapa gak tinggal disini aja, sayang? dirumah, kamu kan cuman sendirian, kalau disini, kan rame orangnya."
Chika menggeleng. "Gak apa-apa."
"Disini aja ya? lagian ini udah malam. Mending kamu nginap disini dulu, nah kalau besok mau ke rumah, yaudah ke rumah aja, gak apa-apa."
Mendengar perkataan Aya yang kekeuh sekali itu, Chika menghela napasnya. Dia menatap malas tantenya ini.
"Emang peran tante di hidup Chika apasih? sampai ngatur Chika kayak gitu."
"Saya ini tante kamu, Chika. Jelas saya punya peran penting di hidup kamu. Kamu itu anak kakak saya, kamu tanggung jawab saya." Suara Aya cukup tegas. Hal ini tentu membuat Zee dan Christy yang sibuk mengurusi Jamal, kini menoleh kearah Aya dan Chika.
"Ck." Chika berdecak kesal. Dia membalikkan tubuhnya, dan kembali menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak dilantai dua rumah kakeknya.
"Chika." Baru saja Chika membuka pintu kamarnya, dia sudah dikagetkan oleh Shin, yang tengah duduk di atas kasur dengan santainya.
"Shin, kenapa disini?" Chika menutup pintu kamarnya, dan berjalan mendekati Shin. "
"Aku bosan dirumahmu, sepi sekali disana. Kenapa kau tak pulang kesana tadi?" Shin melipat kedua kakinya.
"Aku tadi kerja kelompok. Dan supir antar aku kesini, makanya aku gak pulang ke rumah. Ah iya, kamu udah makan?" Chika membuka sepatunya. Dia duduk diujung kasur.
"Aku udah makan." Chika hanya mengangguk menjawabnya. Dia bangkit, dan meletakkan sepatunya di rak sepatu. Kemudian dia membuka kaos kakinya, meletakkan kaos kaki itu ke keranjang pakaian kotor.
"Shin."
"Hm?"
"Aku mati aja ya?"
Shin langsung melotot. Bahkan dia menegakkan tubuhnya karena terkejut mendengar pertanyaan Chika yang terlihat santai itu.
"Bodoh. Kenapa bertanya seperti itu? kau pikir, mati itu enak?!" marah Shin. Chika menatap lekat kedepan. Tatapannya kosong, namun kedua matanya berkaca-kaca.
"Sekarang aku harus gimana, Shin? aku sampai sekarang belum menemukan penjahat itu. Dan sampai sekarang juga, aku belum pernah ketemu sama orang yang punya peran penting di hidup aku."
"Semua orang yang aku temuin, selalu care denganku hanya karena orang lain. Mereka dekat ke aku, bukan dari hati mereka."
"Di dunia ini gak ada orang berhati tulus, Shin."
ooo
"AAAAAA!!!!!" Keluarga Chaesara seperti biasa, setiap malam mereka akan berkumpul di ruang keluarga untuk nonton bareng. Kali ini, mereka tengah menonton drama korea, rekomendasi dari Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI CHIKA! | CHIKARA
Mystery / Thriller-Thriller dan Fantasi menjadi satu- Sebuah peristiwa membuat sosok gadis yang memakai kalung merpati itu mengalami trauma yang berat. banyak orang yang mengira kalau dirinya mengalami gangguan penyakit mental, padahal yang sebenarnya terjadi adalah..