7. TEMAN."Lukisannya agak serem ya, Flo."
Ara yang berdiri disebelah kanan Flora menatap sebuah lukisan yang terpajang di ujung perpustakaannya, di dekat rak nomor 12.
"Iya." Flora mengangguk. "Siapa orang yang ada dilukisan ini?"
"Shani." Ara maju beberapa langkah, menyipitkan matanya melihat lukisan di depannya. "Murid SMA Cakrawala yang meninggal karena menembak dirinya sendiri, dengan 12 tembakan."
Flora sedikit melebarkan kedua kelopak matanya mendengar ucapan Ara. Dia ikut maju beberapa langkah, menoleh pada temannya. "Bunuh diri?"
"Iya."
"Kenapa dia bunuh diri? depresi ya?"
"Gak tau." Ara menggelengkan kepalanya. Menatap Flora sekilas, kemudian kembali menatap lukisan abstrak Shani, yang sudah usang.
"Yaudahlah." Flora memperbaiki posisi tas nya. "Yaudah kuy ke warung bu Tuti, yang lain pasti ada disana, nungguin kita."
Baru juga Flora membalikkan tubuhnya, dan ingin berjalan pergi, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Ara, hingga dirinya berhenti dan kembali menghadap Ara.
"Kenapa?"
"Sebentar." Ara menggapai lukisan yang terpajang di dinding, menghembus debu-debu yang ada di lukisan itu, kemudian menatap lekat lukisannya.
"Flo, ada yang aneh."
Flora mengernyitkan alisnya. Lebih dekat dengan Ara, dan menatap lukisan yang dipegang temannya itu. "Aneh kenapa?"
Ara terdiam. Dia menatap lukisan itu, kemudian secara cepat dia memejamkan matanya, dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Heh, lo kenapa?" Flora memegang pundak temannya.
Ara membuka matanya. "Gak, gak ada." Dia kembali memajangkan lukisan itu ke tempat semula, kemudian menepuk-nepuk tangannya agar kotoran debu yang menyangkut disana hilang.
"Yaudah, ayo kita ke warbut. Ntar si Mira marah kalau kita telat datang kesana."
Ara menoleh pada Flora sebentar, kemudian menoleh kembali menatap lukisan di depannya.
"Ra." Flora kembali memegang pundak temannya. "Ayo."
"Ehmm, ayo."
Setelah itu keduanya langsung pergi meninggalkan perpustakaan sekolah, menuju warbut, warung bu Tuti, yang terletak disebelah gedung sekolah ini. Warung itu sudah menjadi tempat tongkrongannya laskar bulan.
o0o
"Kak Chika."
Chika yang asyik memandangi taman samping rumah kakeknya dari balkon kamarnya, menoleh kebelakang begitu mendengar suara Christy yang memanggilnya.
"Lagi ngapain, Kak?" Christy berjalan mendekati kakaknya, setelah itu berdiri disebelah kakaknya. Dia menatap taman terlebih dahulu, baru menatap wajah Chika dari samping.
Chika diam saja. Dia kembali menatap taman rumah kakeknya.
"Kak."
"Aku jadi kangen sama Kakak yang dulu deh. Sekarang, Kakak selalu menghindar dari keluarga Kakak sendiri."
"Kita salah apasih, Kak? Kakak kayak menganggap kita ini penjahat. Padahal, kita itu keluarga Kakak. Keluarga Mahendra."
Chika menolehkan kepalanya menatap adik sepupunya, yang daritadi melihat wajahnya dengan tatapan sendunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI CHIKA! | CHIKARA
Mistero / Thriller-Thriller dan Fantasi menjadi satu- Sebuah peristiwa membuat sosok gadis yang memakai kalung merpati itu mengalami trauma yang berat. banyak orang yang mengira kalau dirinya mengalami gangguan penyakit mental, padahal yang sebenarnya terjadi adalah..